Membahas Jakarta, sepertinya tak habis kita ulas satu malaman suntuk. Karna berbicara Jakarta, sama saja membicarakan Indonesia. Sebagai Ibukota Negara, Jakarta menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus pusat peradaban dan kebudayaan bangsa kita tercinta, Indonesia.
Saat ini, Jakarta tengah dirundung krisis kepemimpinan bagi masyarakatnya yang majemuk. Yakni, satu persoalan krisis moral dan akhlak serta kepercayaan kepada kepalas daerah.
Bagaimana tidak, seorang gubernur yang diharapkan dapat menjadi teladan sekaligus pelayan bagi masyarakatnya, ia malah tampil dengan arogansi kepemimpinannya yang penuh muslihat kepentingan kolega bisnisnya. Ambisi berkuasanya telah melabrak etika berbudaya dan beragama yang telah diwarisi leluhur bangsa ini.
Pemimpin tegas itu tak perlu keras, dan jadi pemimpin sukses itu bukan hanya banyaknya gedung-gedung pencakar langit. Tapi modal utama jadi pemimpin sukses itu adalah yang berprilaku santu, kebijaksanaan, bermoral dan beraklhakul karimah dan yang mampu mengangkat harkat dan martabat rakyat dan daerahnya.
Melalui momentum pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 15 Februari mendatang, sudah saatnya lah saat ini kita menentukan sikap dan pilihan kita untuk memilih pemimpin yang muda, cerdas, santun, professional dan berpengalaman yang berdedi kasih tinggi bekerja untuk rakyat dan kemajuan daerahnya.
Semoga pilihan kita nanti dapat membawa perubahan yang baik untuk Jakarta di masa depan yang lebih beradab, adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H