Mohon tunggu...
リチ セチアワン(richi Setiawan)
リチ セチアワン(richi Setiawan) Mohon Tunggu... -

우리가 정복하는 것은 산이 아니라 우리 자신이다\r\nBukanlah gunung yang menjadi peghalang kita, tetapi diri kita sendiri.\r\n\r\nMr simple\r\n\r\nがんばる、いつもがんばる。。。\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika Dia Bisa, Kenapa Kita Tidak

27 September 2013   13:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjadi seorang enterpreneur sukses memang butuh proses yang tidaklah instan, bisa jadi membutuhkan waktu yang cukup lama dan panjang, butuh kesabaran ekstra. Banyak hal baru yang bisa jadi tidak diduga sebelumnya yang muncul ketika kita terjun langsung ke dalam dunia bisnis. Orang bilang, bisnis itu kadang untung, kadang rugi. Ya, bisnis memang penuh resiko, kalau kita tidak berani, jangan berbisnis, bisa-bisa “Bukan untung” tetapi “Buntung”.

Hal inilah yang membuat sebagian besar orang di republik ini akhirnya tidak berani mengambil resiko untuk meraih kesuksesannya dengan berbisnis. Apalagi jika melihat pola pikir masyarakat di Indonesia yang sampai saat ini masih sangat terpaku dengan mimpi mereka menjadi seorang karyawan di perusahaan bonafit(yang sebagian besar milik asing), atau menjadi pegawai negeri sipil (PNS) yang bisa memberikan jaminan kecukupan di hari tua. Apakah mimpi Anda juga hanya sebatas itu? “saya harap,tidak .!!!

Sangat disayangkan jika mimpi besar Anda hanya menjadi seorang karyawan, ada pepatah mengatakan “Gantungkan cita-citamu setinggi langit”.Biasakan tidak membatasi pola pikir Anda dengan cita-cita kecil sebagai karyawan saja atau menjadi PNS, namun ubah mindset Anda untuk memiliki mimpi besar (setinggi langit) dengan menjadi pengusaha(enterpreneur).

Lalu, bagaimana caranya mengubah mindset karyawan menjadi pengusaha? Tentu ini bukan pekerjaan mudah, karena pola pikir kita sejak dulu jaman penjajahan sudah dibentuk untuk menjadi seorang karyawan atau menjadi pekerja. Orang tua mana yang tidak bangga bila anak-anaknya bekerja di perusahaan bonafit, atau di instansi pemerintahan, sehingga secara otomatis pola pikir kita mulai terbentuk untuk menjadi seorang pegawai. Belum lagi instansi pendidikan di negara kita yang masih minim memberikan ilmu tentang enterpreneur, sehingga mindset entrepreneur kita masih sangat kurang,dan mungkin tertinggal oleh negara tetangga kita.

Padahal dalam memulai usaha dibutuhkan dua faktor penting, yang pertama skill dan yang kedua adalah mindset entrepreneur. Dari faktor itulah, mengapa adanya mindset entrepreneur sangatlah penting dalam menjalankan bisnis. Sebab dengan mindset entrepreneur, seseorang akan termotivasi untuk selalu produktif dan melakukan inovasi-inovasi baru untuk menciptakan peluang usaha yang menguntungkan.

Cara mudah untuk membentuk mindset entrepreneur bisa dilakukan dengan beberapa tahapan berikut:

Pertama, lihatlah potensi diri Anda. Buat daftar potensi yang Anda punya, kemudian kembangkan semua potensi yang ada, untuk menciptakan inovasi baru.Kita buat dari yang mudah saja.

Kedua, belajarlah dari kisah para pengusaha sukses yang sudah berhasil mengembangkan bisnisnya dari nol. Dengan begitu Anda akan terinspirasi dan termotivasi untuk mengikuti jejak kesuksesan mereka dalam menjalankan bisnis.

Ketiga, ikuti pelatihan, seminar bisnis yang bisa membantu Anda mengetahui segala kelebihan dan kekurangan, yang bisa Anda jadikan sebagai prospek bisnis. Bila perlu, lakukan kunjungan langsung untuk melihat proses operasional sebuah usaha. Dan yang paling utama dari ketiga langkah tersebut adalah Anda harus tetap “Action!”, karena tanpa action, maka mimpi kita tentu tidaklah akan menjadi sebuah kenyataan.

Dengan skill yang mendukung dan pola pikir yang kuat, Anda pun bisa menjadi seorang entrepreneur sukses. Yakinkan diri Anda untuk berani mengambil resiko, dan cobalah untuk memanfaatkan segala peluang usaha di sekitar Anda. “Dari pada wara wiri cari kerja, sekaranglah saatnya anda memulai wirausaha.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun