Masih ingatkah kita semua bahwa ada lirik sebuah lagu bagus dari senada?, demikian cuplikannya.
...
Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Illahi
...
Pertama dengar lagu itu, ko seperti asik yah nadanya. Sampai-sampai aku hafal lagunya, terus tak jarang aku nyanyiin dikamar mandi (kebiasaanku bernyanyi sambil mandi). Namun beberapa waktu lalu aku mendengarkan lagu itu lagi, dan aku ingin sekali menelaah maknanya, bukan lagi dari nadanya saja. Oleh karena itu tulisan ini aku buat untuk kita semua.
...
Ada tertulis, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. (Red, Markus)
...
Lalu pelajaran apa yang hendak kita ambil dari kutipan itu. Tentulah sebagai manusia kita semua punya hati. Hati disini bukan makna denotasinya yaitu organ tubuh (heart = jantung, hati), tapi melainkan makna konotasinya yang mengalir dari fungsi hati sebagai organ tubuh namun lebih mendalam sampai tak seorangpun yang bias menjelaskannya dengan kata-kata (Tanyakan pada burung yang berkicau jika kita juga belum mengerti).
...
Karna itu ada lagu senada di atas dan ada pula tertulis disuatu perumpamaan “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Atau bahasa sederhananya “Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu”. Itulah makna sederhananya yang bias kita ambil dari tulisan ini.
...
Selain itu aku juga ingin sedikit mengulas lebih dalam, apa akibatnya jika kita tidak bisa memelihara hati kita, tak lain adalah manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan Tuhan, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. (Pesan seseorang kepada seseorang)
...
Oleh karena itu, hanya ada satu jalan keluar untuk menghindari itu, jagalah hatimu dan simpanlah segala hal yang baik yang kita yakini benar dan baik adanya. Karena tak luput dari pepatah katakan “Perhatikanlah baik-baik dan contohlah hidup Tuhan”. Simpanlah perkataan ini dan lakukanlah, janganlah kiranya kita sekedar menaruhnya. Sebab antara menaruh dan disimpan itu sangatlah berbeda. Dengan apakah kita mempertahankan kelakuan bersih?. Oleh karena itu berdoalah demikian “Dengan menjaga hatiku sesuai dengan firman-Mu. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau“. Amin
...
Satu kalimat perumpamaan penutup buat kita semua, “Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. Oleh karena itu untuk mendapat buah yang baik, pohonnya harus subur. Kalau pohonnya tidak subur, buahnya tidak baik juga. Subur tidaknya suatu pohon diketahui dari buahnya.”
...
Salam,
...
By : Rico Ricardo Lumban Gaol
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H