Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik, Satuan bahasa (linguistik unit) merupakan bentuk bentuk lingual yang merupakan komponen pembentuk Bahasa. Bapak Tri Budhi Sastrio adalah salah satu orang yang kini membuat saya semakin mengerti fungsi Bahasa itu sangat penting dalam segi apapun.Â
Dalam mata kuliah Teori Bahasa Lanjut yang beliau ajarkan, hakikat Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrar serta dihasilkan oleh alat ucap manusia dan bermakna lalu digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi atau berinteraksi. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula.Â
Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Kesepakatan itu adalah kunci dari arbitrter, itu adalah dasar dari terbentuknya sebuah kata dalam Bahasa. Jika sebagian besar orang sudah sepakat dengan kata tersebut memiliki arti begitu, maka kata tersebut akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hakikat bahasa secara sekilas terkesan biasa saja. Namun jika kita lihat secara spesifik, bahasa memiliki nilai sentimentil dan paling mendasar. Hakikat bahasa itu sendiri sebagai jembatan memahami dan mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan yang terbentang luas di alam semesta ini. Bisa kita bayangkan akan seperti apa jika kita tidak mengenal bahasa?Â
Tentu saja kita tidak tahu ilmu pengetahuan yang luar biasa banyaknya. Kita pun juga tidak akan bisa memahami perasaan orang lain, tidak bisa mengutarakan pikiran dan dan tidak ada inovasi atau penemuan baru. Maka dari itu Bahasa memiliki peranan yang begitu penting dalam keberlangsungan hidup manusia di alam semesta ini.
Selama ini kita menganggap bahwa bahasa sebagai sarana komunikasi, tidak kurang dan tidak lebih. Padahal hakikat bahasa itu sendiri sangat esensial. Bukti bahasa memiliki peranan penting adalah bahasa Indonesia dari sisi historis dituangkan dalam hukum. Setelah diikrarkan Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia pun terus berkembang seiring berjalannya waktu.Â
Dari segi teknis terus berkembang, dari segi penambahan Bahasa baru yang memang disepakati oleh banyak orang dan ada pula yang diserap dari Bahasa asing. Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara sistematis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat komunikasi. Kata adalah bagian dari simbol yang hidup dan digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu.
Dalam era globalisasi sekarang ini dan dimuat dalam artikel karya Dr. Tri Budhi Sastrio, Bahasa tidak hanya disuarakan melalui mulut ke mulut namun bisa menggunakan media sosial pada abad 21 ini. Meski tidak dapat menangkap Bahasa tersebut secara langsung, hakikat Bahasa tidak akan berkurang sedikit pun karena itulah perkembangan Bahasa pada abad 21 ini.Â
Dalam catatan untuk filsafat pendidikan bahasa tentang pendidikan abad 21 yang merupakan era Learning Society atau Masyarakat Pembelajar, kita dapat membuka mata bahwasannya semakin kesini pengajar khususnya guru dan dosen harus bisa mengikuti arus pembelajaran yang ada. Pengajar harus memiliki banyak inovasi dalam memberika materi kepada peserta didik, dengan menggabungkan materi tersebut dengan kecanggihan teknologi sekarang dan tidak mengurangi hakikat Bahasa yang sudah dibangun puluhan tahun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meski perkembangan jaman semakin pesat, era globalisasi yang terus berkembang. Hakikat Bahasa tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari, utamanya seorang pengajar yang setiap harinya berkomunikasi dengan peserta didik melalui Bahasa.Â
Menurut Dr. Tri Budhi Sastrio dalam artikelnya, peran sentral para pendidik pada semua tataran insitusi pendidikan adalah mempromosikan soft-skill yang meliputi nilai-nilai: kejujuran, penghargaan, sikap toleran, kemampuan mendengar, empati, kerjasama, sopan-santun, disiplin dan kontrol diri. Maka sebagai pengajar kita harus mengikuti arus perkembangan jaman yang pesat dengan mengkombinasikan banyak inovasi metode pembelajaran lalu pusatnya tetap berpegang teguh pada hakikat Bahasa.