Sampah". Permasalahan ini timbul terutama di kota-kota besar yang memiliki tingkat aktivitas dan kepadatan penduduk yang tinggi. bertambahnya kuantitas penduduk, maraknya urbanisasi, serta perobahan pola konsumsi dan gaya hidup Masyarakat mengakibatkan peningkatan timbulan sampah dengan berbagai jenis dan karakteristik sampah yan beragam.
Salah satu permasalahan utama yang masih dihadapi oleh Indonesia adalah "Semakin banyaknya jumlah sampah ini tidak diiringi dengan cara pengelolaan yang efektif. Beberapa tahun ini, muncul sebuah trend di media sosial mengenai masalah sampah.  Sekelompok anak-anak muda melalui media sosial Tiktok membuat sebuah gerakan lingkungan, dengan cara membersihkan sampah. Mereka menamai kelompoknya dengan sebutan Pandawara Group.
Terdiri dari 5 orang anak muda yang awalnya merasa resah akibat sampah di lingkungagn rumah mereka yang menyebabkan banjir. Atas dasar itu mereka tergugah untuk mencoba mengurangi penyebab banjir dengan terjun langsung membersihkan tumpukan sampah di aliran Sungai dekat rumah mereka. Hingga ini menjadi aksi rutin di berbagai tempat yang memiliki tumpukan sampah-sampah yang mencemari lingkungan.
Aksi ini ternyata banyak mendapatkan dukungan dan apresiasi masyarakat, sehingga sampai sekarang ini menjadi trend dan campaign kebersihan lingkungan. Pertanyaannya apakah aksi yang dilakukan oleh pandawara group ini efektif dalam menangani sampah? Tentunya jika berbicara penanganan sampah, harus dilakukan dengan cara yang konkrit. Perlu adanya sistem penanganan dan konsistensi yang baik dari seluruh elemen negara.
Salah satu sumber penghasil sampah terbesar di negara kita adalah sambah rumah tangga. Setiap saat masyarakat menghasilkan  sampah  baik  organik, anorganik maupun bahan beracun atau berbahaya. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 40,79 juta ton timbulan sampah sepanjang 2023. Berdasarkan data SIPSN per-2023 bahwa komposisi sampah berdasarkan jenisnya menunjukkan sekitar 39% adalah sampah sisa makanan, dilanjut diposisi kedua sebanyak 19% adalah sampah plastik.
Selanjutnya berdasarkan data SIPSN per-2023 terkait komposisi sampah berdasarkan sumbernya menunjukkan bahwa sampah rumah tangga sampah rumah tangga berkontribusi besar dalam jumlah sampah nasional sebesar 60,42%. Sehingga ini menjadi prioritas nasional yang harus segera diatasi secara konkrit yang melibatkan seluruh stakeholder baik pemerintah, swasta, maupun berbagai elemen masyarakat.
Penanganan sampah rumah tangga dapat dikendalikan dengan prinsip 3R
- Reuse (memakai kembali barang bekas yang masih bisa dipakai)
- Reduce (mengurangi sesuatu barang yang dapat menghasilkan sampah)
- Recycle (mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan Kembali)
Pemahaman masyarakat kita terhadap konsep 3R di nilai masih rendah. akibatnya produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin melimpah dan menumpuk di mana-mana. Ini dapat dilihat dari TPA-TPA liar bermunculan dan menjamur dimana-mana
Apa saja manfaat 3R
- Mengurangi produksi sampah di TPA
- Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
- Menghemat sumber daya alam
- Meningkatkan ekonomi masyarakat
Penerapan 3R juga dilakukan dalam bentuk Bank Sampah, ini adalah wadah bagi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah rumah tangga dengan prinsip 3R.
Dengan hadirnya pandawara group di tengah-tengah krisis penanganan sampah ini tentu sangat bermanfaat guna memberikan pemahaman kepada masyarakat luas melalui konten-konten sosial medianya akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, namun tidak kalah penting dalam efektifitas pengelolaan sampah ini salah satunya adalah penerapan kebiasaan pengelolaan sampah oleh masyarakat yang harus mulai menerapkan prinsip 3R, sebab penghasil sampah terbanyak didominasi oleh sampah hasil rumah tangga.