Mohon tunggu...
rico irawan
rico irawan Mohon Tunggu... lainnya -

insan pengembala hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulpen yang Mulai Tumpul, Tak Setajam yang Dulu

11 Maret 2013   20:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:58 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tertuanglah puisi atau lagu,
Guratan-guratan masa lalu.
Setiap singkup kerucut hatiku,
Membawa kembali kenangan-kenangan itu.
Semua kini berbeda,
Waktu habis tak terduga.
Banyak rencana berjajar tertata,
Waktu jua yang mengujinya.
Bait-bait berlagu memanjakan hidup,
Meski semakin jelas tetap tak berujung kuncup.
Jelas hidupku, tak tertata seperti dulu
Demikian prolog yang tertuang dalam sayup-sayupnya suara dalam jiwa. Tak bisa menafikan segala bentuk penganiayaan dalam fikiran, pemaksaan dalam hati, dan perkosaan dalam akal. Semua itu tersadar setiap saat, setiap langkah gemetar tubuh ini. semua hanya sekedar impian, ambisi, dan nafsu belaka. Bagaiaman Tuhan? Tapi keyakinan tetap penuh pada Mu, yang menciptakan hidup, juga kematian. Sabda Rasulnya tentang kebijakan berhidup dan berilmu amatlah jelas dan terverifikasi. Allah dan utusaNya selalu ada untuk hambanya, dan terus berusaha, husnudzhdzhon (positif thinking). Kesimpulannya adalah jika Tuhan menyiapkan sesuatu, pasti Tuhan pula menyiapkan sebabnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun