Mohon tunggu...
Ricky Wiraguna
Ricky Wiraguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemerhati sospolbud

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Batal Jadi Rampok

19 November 2012   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nafas Ujang memburu, keringat dingin membasahi tubuhnya. Badannya gemetar.

Teringat wajah istrinya, Ika,  yang sedang hamil 9 bulan. Pertanyaan tadi malam dari sang istri : "Sudah dapat pinjaman bang? "

Ujang tersenyum kecut, " Besok ada teman abang yang mau kasih pinjaman, sabar ya"

Dan pagi ini dia datang lebih awal ke Bank BPR tempatnya bekerja. Ujang bekerja sebagai office boy di sana. Lokasi nya hanya 25 menit naik angkot dari rumahnya.Ujang tahu betul kalau pak Maman, Satpam Bank yang mendapat shift malam, selalu membuka rolling door tepat pukul 07:30. Namun kali ini Ujang tidak mau bekerja. ya. dia mau merampok Bank BPR tempatnya bekerja selama ini. Ujang mengganti seragamnya di toilet pasar dekat kantornya. Semua sudah disiapkan, topeng gunung untuk menutup mukanya, dan pisau sangkur miliknya. Sebelum menjadi office boy, Ujang bekerja menjadi hansip  di komplek mewah sebrang kampungnya. Jadi dia terbiasa membawa pisau sangkur.

Ujang juga tau kalau pak Maman memegang kunci brankas di lantai 2. Brankas ini kecil, hanya untuk uang operasional. Isinya paling hanya 5-10 juta. Cukuplah kalau untuk biaya melahirkan  Ika, sang istri tercinta..  kalau kunci brankas yang besar, dipegang oleh Pak Anton , Kepala Cabang bank BPR. Dan rencananya, dia akan  mengancam  pak Maman, mengikatnya dan mengambil kunci utk brankas kecil. Dan cepat kabur, sebelum karyawan lain datang. Kemudian, dia akan datang kembali pukul 8 pagi untuk datang bekerja. Mudah mudahan tidak ketawan. Mengingat usia pak Maman juga sudah 60 tahun. Pasti mudah dilumpuhkan.

kira kira 30 meter sebelum sampai kantornya, HP ujang berbunyi. ada sms masuk dari sang istri : " Bang, tadi pak RT keliling, dia bilang sekarang berobat gratis, termasuk melahirkan.pak gubernur  sudah bagi bagi kartu sehatnya. Abang ga usah cari pinjaman"

Ujang terpana membaca sms istrinya, matanya basah oleh air mata bahagia. Ucapan istighfar keluar dari mulutnya. "Maafkan  aku ya Allah, ampuni aku ya Allah , hampir berbuat nista dan dosa. maafkan aku ya Allah.."

Cerita di atas adalah sedikit ilustrasi akan manfaat dari kartu sehat. betapa secara sadar tidak sadar , kartu jakarta sehat bisa jadi mengurangi  angka kriminalitas di Ibukota.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun