Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kim Jong Nam Diracun Gas VX, Meragukan, Begini Mencari Kebenaran Materillnya

25 Februari 2017   12:18 Diperbarui: 25 Februari 2017   12:46 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: news.sbr.co.kr

[caption caption="Reuters"][/caption]

Kepala Kepolisian Diraja Malaysia, Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar, telah memastikan bahwa Kim Jong Nam, tewas karena diracun dengan gas saraf VX/S-2 Diisoprophylaminoethyl methylphosphonothiolate/ Zat kimia pemusnah massal. Kepastian itu diperoleh dari sisa racun yang ditemukan di bagian wajah dan selaput mata korban Kim Jong Nam. Namun bagi saya itu adalah kegilaan Polisi Diraja Malaysia, bisa menyimpulkan bahwa gas VX yang jadi penyebab kematian Kim Jong Nam. Dan sekarang Malaysia sedang bermain api dengan Korea Utara, yang bisa menyebabkan Korea Utara murka kepada Malaysia.

Jika Polisi Diraja Malaysia menyimpulkna bahwa gas VX yang jadi menyebabkan Kim Jong Nam merengang nyawa di Terminal 2 Kuala Lumpur Airport, Malaysia, pada 13 Februari 2017, maka akan timbul pertanyaan besarnya, yakni bagaimana cara pelaku membawa zat kimia yang jika tersentuh sedikit saja langsung mematikan, dan menggunakan apa pelaku membawa zat paling mematikan nomor satu di dunia tersebut?

Bagaimana cara pelaku memindahkan/menuangkan zat kimia pemusnah massal tersebut ke dalam sebuah botol jika Polisi Malaysia sebelumnya sempat bergeming wajah korban disemporot dengan zat kimia,yang ternyata adalah zat kimia pemusnah massal? Ini bukan asal tuang-menuang, tetapi sedikit saja terkena kulit bisa mati.

Justru ini jika saya analisa makin mendalam, justru akan memperlihatkan bahwa telah terjadi sesuatu yang sepertinya dibiarkan oleh otoritas Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, pada 13 Februari 2017, dikarenakan berdasarkan barang bukti utama yang telah disita oleh Polisi Diraja Malaysia, terlihat dua orang pelaku menyemprot dan membekap korban dengan zat kimia, yang belakangan diketahui sebagai gas saraf VX/zat kimia pemusnah massal, yang jika tersentuh saja langsung mematikan orang yang menyentuhnya tersebut.

Yang jadi pertanyaan besarnya saat ini adalah bagaimana bisa pelaku lolos dari pemeriksaan petugas bandara saat pelaku sebelum memasuki Terminal 2? Apa yang menyebabkan petugas bandara Kuala Lumpur, Malaysia, tidak bisa mendeteksi bahwa ada 2 orang yang masuk ke dalam bandara, dengan membawa zat kimia pemusnah massal? Ini tidak logis, dikarenakan Kuala Lumpur International Airport, adalah bandara berkelas internasional, yang sudah bisa dipastikan memiliki alat pendeteksi barang-barang yang dilarang dibawa masuk ke dalam bandara, tetapi yang justru menimbulkan pertanyaaan besarnya saat ini adalah kemana dan dimana petugas bandara yang biasa memeriksa para calon penumpang yang sebelum memasuki bandara dan sebelum check ini, mengapa racun mematikan itu bisa lolos sampai ke Terminal 2? Mengapa bisa lolos sampai dua kali dari pemeriksaan petugas bandara, ketika hendak memasuki bandara dan saat hendak cuek in, ini bagaimana bisa?

Karena tidak masuk diakal jika pelaku bisa lolos begitu saja, tanpa ada kecurigaan dari petugas bandara, jika tidak ada kesengajaan yang dilakukan petugas bandara Kuala Lumpur,  pada 13 Februari 2017. Jika itu didalami lagi justru akan terlihat bahwa ada apa dengan Malaysia? Mengapa Polisi Diraja Malaysia tidak pernah memeriksa atau mencurigai sedikit pun petugas Bandara Internasional Kuala Lumpur? Dan yang mengejutkan, Polisi Diraja Malaysia akan melakukan dekontaminasi di Terminal 2 Kuala Lumpur Airport, nah ini justru yang mengundang kecurigaan dan pertanyaan besar, mengapa harus sampai mendekontaminasi Terminal 2, jika Malaysia tidak tahu-menahu soal kematian Kim Jong Nam?

Justru dengan melakukan dekontaminasi di Terminal 2, mengindikasikan bahwa Malaysia terlibat dalam kematian Kim Jong Nam. Apa argumentasi hukumnya jika Malaysia terindikasi terlibat dibalik kematian Kim Jong Nam? Indikasi besarnya adalah mengapa seolah-olah Polisi Diraja Malaysia mengetahui bahwa seolah-olah masih  ada tersisa gas saraf VX di sekitar Terminal 2 Kuala Lumpur Internasional Airport? Ini bukan asal bicara, tetapi mengapa harus sampai mendekontaminasi Terminal 2, jika memang otoritas Kuala Lumpur International Airport, tidak memiliki kaitan langsung dengan kematian Kim Jong Nam, dengan Polisi Diraja Malaysia yang akan melakukan dekontaminasi Terminal 2, ini berarti menepis tuduhan yang diarahkan Korea Selatan selama ini, yakni Korea Utara dan Kim Jong Un dibalik kematian Kim Jong Nam.

Selain itu sebelumnya Polisi Diraja Malaysia juga sempat mengeluarkan pernyataan bahwa korban tewas akibat wajahnya diusap zat kimia risin dan tetrotodoksin oleh pelaku dengan tangan telanjang/tanpa pelindung, jika dikaitkan dengan kesimpulan Polisi Diraja Malaysia, hari ini adalah, bagaimana hasil penjelasan dokter yang memeriksa salah satu pelaku yang dinyatakan sempat muntah? Mengapa hanya muntah jika benar itu gas saraf, mengapa tidak ada gejala berat yang terjadi pada pelaku?

Kemudian, dalam berbagai buku dan referensi yang saya dalami, zat kimia dalam hal ini gas saraf VX, jika disentuh saja sudah dapat menimbulkan kematian, nah yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana logikanya jika 2 pelaku dikatakan sebelumnya dengan tangan telanjang yang berlumuran racun ditangannya mengusap-usap wajah Kim Jong Nam? Inilah yang di luar akal sehat, karena mengapa 2 pelaku tidak mati seperti Kim Jong Nam, jika racun tersebut berlumuran di tangan 2 pelaku, toh sama-sama terserap masuk ke dalam pori-pori kulit, bedanya korban pori-pori kulit wajah dan pelaku pori-pori kulit tangan, bagaimana bisa zat kimia pemusnah massal hanya membunuh Kim Jong Nam, saja, tanpa mematikan banyak orang di Terminal 2 Kuala Lumpur International Airport,  jika itu benar gas saraf VX?

Sebelumnya juga Polisi Diraja Malaysia sempat  menyatakan bahwa wajah korban disemprot zat kimia yang belakangan diduga gas saraf VX yang mematikan jika tersentuh sedikit saja, sehingga menimbulkan pertanyaan lagi, bagaimana bisa di tempat  yang dilengkapi dengan alat pendingin ruangan seperti yang terdapat di Terminal 2 Kuala Lumpur International Airport, udara di Terminal 2  sama sekali tidak terpapar zat kimia pemusnah massal tersebut?

Namanya saja zat kimia pemusnah massal, itu artinya kalau berlogika dengan logika yang sehat, semua orang yang ada di Terminal 2, bisa terpapar uap gas saraf VX yang berasal dari semprotan zat kimia pemusnah massal tersebut, tetapi mengapa tidak ada yang mati atau mengalami gejala keracunan zat kimia pemusnah massal tersebut di Terminal 2, jika memang benar itu gas saraf VX?

Dan, sebelumnya juga diungkapkan oleh Polisi Diraja Malaysia bahwa korban sempat ke kamar mandi, nah ini kembali menimbulkan pertanyaan bagi saya, dikarenakan jika benar yang disemprot ke arah wajah korban benar adalah zat kimia pemusnah massal/gas saraf VX ,mengapa orang yang masuk ke kamar mandi setelah atau sedang/saat Kim Jong Nam, berada di kamar mandi , orang-orang tersebut sama sekali tidak terpapar zat kimia pemusnah massa tersebut?

Padahal jika dikatakan gas saraf, sudah pasti akan menguap dan kamar mandi yang sempat dimasukin korban, logikanya kamar mandi akan terpapar zat kimia pemusnah massal tersebut, apalagi kamar mandi tidak seluas Terminal 2, seharusnya kamar mandi duluan yang terpapar, tapi mengapa sampai beberapa menit, jam, atau belasan jam, kamar mandi yang sempat dimasukin korban, tidak menujukan adanya indikasi telah terpapar zat kimi pemusnah massal dan mengapa tidak ada yang terdapat di Terminal 2? Kepala Polisi Diraja Malaysia telah menyampaikan bahwa korban Kim Jong Nam, mati karena diracun gas saraf VX, nah ini yang jadi masalah, mengapa jadi masalah? Jika benar itu gas, itu artinya zat kimia pemusnah massa itu bisa menguap di Terminal 2, tetapi mengapa orang-orang yang berpapasan langsung  dengan korban dan empat orang petugas bandara yang sempat berinteraksi langsung dalam posisi beratatap muka dengan korban,  mengapa orang yang diajak berinteraksi tersebut tidak mengalami gejala apapun jika benar gas saraf yang menempel di wajah korban Kim Jong Nam?

Sudah pasti gas saraf pemusnah massal itu menguap dikarenakan di Terminal 2 full pendingin ruangan, tetapi mengapa hanya Kim Jong Nam, saja yang mati? Mengapa empat petugas yang sempat berinteraksi dengan korban dalam posisi berhadap-hadapan tidak mati dan atau mengapa setidaknya tidak mengalami gejala keracunan gas saraf yang menguap dari wajah korban akibat adanya pendingin ruangan yang full di Terminal 2?

Nah, jika memang benar ada ditemukan gas saraf pada wajah dan selaput mata korban, mengapa Polisi Diraja Malaysia tidak merilis mengenai berapa bnayak tingkat konsentrasi gas saraf dalam darah dan urine korban?Karena sebelum sampai pada kesimpulan ini, Polisi Diraja Malaysia sempat menyimpulkan juga bahwa wajah korban diusap dengan zat kimia, itu artinya mulai dari mata, bola mata, kornea, hidung, bibir, terkena usapan tangan kosong yang berlumuran racun tersebut, sehingga jika sudah mengenai bibir.

Dan logikanya usapan tersebut apalagi pakai tangan kosong, pasti akan membuat korban terrelan sedikit banyak zat kimia pemusnah massal tersebut yakni dengan masuk di gigi, lidah, tenggorokan, dan kerongkongan, nah pertanyaan besarnya apa yang terjadi pada bibir, gigi, lidah, tenggorokan dan kerongkongan, dan bagaimana hasil pemeriksaan dokter mengenai saluran pencernaan korban jika korban disimpulkan mati karena gas saraf VX?

Kemudian, bagaimana pula hasil pemeriksaan dokter spesalis paru-paru , karena korban logikanya akan terhirup atau terhisap gas yang diusapkan tersebut, apalagi sebelumnya disimpulkan diusap pakai tangan kosong, mustahil korban tidak terhirup atau terhisap gas saraf VX tersebut, jika memang benar gas tersebut yang mematikan korban. Nah, selain itu bagaimana pula hasil pemeriksaan dokter spesialis saraf, ini tak lain untuk mengetahui apa yang terjadi pada saraf korban jika mati karena gas saraf VX, apa hasil pemeriksaannya?

Selain itu, dalam berbagai referensi yang saya baca, kain bisa menyerap gas saraf VX selama 30 menit, nah yang jadi pertanyaan besarnya jika kembali pada pernyataan awal Polisi Diraja Malaysia yang menyebut korban mati karena dibekap dengan kain yang telah diberi zat kimia, maka pertanyaannya , jika dikaitkan itu sudah diolesj atau disempot gas saraf,  gas saraf itu bisa terserap selama 30 menit dalam kain dan menguap, dan kain itu dibuang di suatu tempat dengan sifat gas yang  menguap, mengapa tidak ada orang yang mati saat berdiri di sekitar tempat kain itu dibuang?  toh ini kan katanya gas saraf XV, zat kimia pemusnah massal, kok tidak ada yang mati orang yang kebetulan berdiri atau berada di sekitar kain tersebut dibuang pelaku?

Satu lagi, jika memang benar gas saraf itu masuk menyerap kulit waja korban, apa yang terjadi pada wajah korban, karena ini zat kimia paling mematikan nomor satu di dunia, logikanya sangat korosif dan toksik, tidak masuk diakal jika gas saraf masuk menyerap kulit wajah korban, tetapi wajah korban baik-baik saja/tidak rusak/tidak hancur akibat tajamnya zat kimia yang masuk ke dalam kulit wajah korban.

Jadi, dengan gampangnya semua soal racun  yang dinyatakan bahwa Kim Jong Nam mati karena racun, bisa saya counter semua dengan mudah teruatam mengenai pernyataan dan kesimpulan dangkal Polisi Diraja Malaysia. Karena sulit akal sehat saya untuk mempercayai kesimpulan Polisi Diraja Malaysia, yang menyimpulkan korban mati diracun dengan gas saraf VX.

Yang saya yakini justru Polisi Diraja Malaysia tidak memiliki bukti apapun mengenai korban yang mati karena gas saraf VX, dikarenakan jika sudah ada bukti korban diracun gas saraf VX, maka tidak hanya bicara saja ,oh ditemukan di wajah dan selaput mata, itu bagi saya tidak cukup dinilai sebagai bukti dalam hukum, tapi harus disertai dengan bukti berupa keterangan dokter spesialis mata dan spesialis kulit. Sehingga terhadap Polisi Diraja Malaysia, hentikan saja kasus ini, dikarenakan terlihat jelas seolah-olah Malaysia ingin memojokkan Korea Utara dan Kim Jong Un. Dan yang membuat saya bingung ,mengapa 2 pengacara yang telah dikirim oleh pemerintah Indonesia ke Malaysia, untuk membela Siti Aisyah, yangg dituduh meracuni korban Kim Jong Nam, sampai detik ini sama sekali belum mengeluarkan pernyataan pembelaannya sama sekali terhadap Siti Aisyah?????????

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun