Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Makin Tak Terbendung, PPP Terpaksa Putar Haluan, Kendalikan Penuh Politik Indonesia dan Bubarnya KMP

31 Januari 2016   13:35 Diperbarui: 31 Januari 2016   13:39 2591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Logo PPP (Dok: Kompas.com)"][/caption]Setelah sebelumnya Golkar hasil Musyarawah Nasional (Munas) Bali akhirnya memutuskan putar haluan untuk masuk ke dalam pemerintahan Jokowi-JK melalui keputusan politik yang diambil Ketua Umum Golkar Munas Bali, Aburizal Bakrie dalam Rapimnas Golkar Munas Bali yang berlangsung pada 23-25 Januari lalu. Kini PPP hasil Mukatamar Jakarta  pimpinan Djan Fariz pun ikut putar haluan menyusul PAN dan Golkar yang sudah lebih dulu putar haluan mendukung pemerintahan Jokowi dan meninggalkan Koalisi Merah Putih yang kini praktis hanya tersisa dua partai saja, yaitu Gerindra dan PKS, plus satu Demokrat yang makin tidak jelas arah politiknya.

Keputusan PPP hasil Mukatamar  Jakarta yang diketuai Djan Fariz putar haluan adalah menunjukkan betapa kian tidak terbendung laginya daya tarik Jokowi bagi partai-partai yang berada di luar pemerintahan selama ini. Mulai dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang putar haluan setelah partai berlambang matahari itu diketuai oleh Zulkifli Hasan, lalu kemudian Golkar yang terpecah belah menjadi dua terpaksa bersatu agar dapat masuk ke dalam pemerintahan Jokowi, dan kini pun seolah tidak mau ketinggalan kereta, PPP yang juga terpecah belah menjadi dua kubu juga memutuskan putar haluan mendukung Jokowi-JK.

Dukungan PPP hasil Muktamar Jakarta yang diketuai Djan Fariz ini diberikan secara resmi dalam Rapimnas 2 Partai berlambang Kabah yang berlangsung di Bogor pada Jumat (29/01/2015) malam. Alasan putar haluan mendukung pemerintahan Jokowi pun sederhana yakni atas permintaan dari sesepuh PPP agar kedua kubu ini bersatu dan mendukung pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dan keputusan bergabungnya dua kubu PPP ke dalam pemerintahan, membuat Koalisi Merah Putih kini sudah tak memiliki arti apa-apa lagi, dan bisa dikatakan kini Koalisi Merah Putih sudah tidak ada lagi karena diketahui Aburizal Bakrie sebelumnya adalah Ketua Presidium Koalisi Merah Putih.

Putar haluannya partai-partai yang selama ini yang berada di luar pemerintahan makin menunjukkan bahwa daya magis yang dimiliki oleh Jokowi serta kemampuan politik Jokowi membuat partai-partai yang selama ini berada di luar pemerintahan terpaksa putar haluan alias menjadi tidak berkutik dan tak ada pilihan lain kecuali putar haluan. Putar haluan PAN, Golkar dan PPP ini menunjukkan bahwa saat ini dukungan poitik terhadap Jokowi sudah makin membesar dan dampaknya sangat positif dimana kebijakan-kebijkan pemerintah di parlemen akan lebih mulus lagi kedepannya.

Keputusan Djan Fariz yang memutuskan putar haluan juga makin menegaskan bahwa Djan Fariz tak sama dengan Suryadharma Ali yang saat itu sesat pikir dengan memutuskan mendukung Prabowo Subianto, karena pada saat itu banyak partai politik yang berpikiran jernih mendukung Jokowi-JK, Karena saat itu bagi banyak partai Politik, Jokowi-JK adalah harapan baru akan terwujudnya perubahan di Indonesia, maka tak pelak akibat keputusan sesat Suryadharma Ali, PPP terpecah belah menjadi dua kubu akibat kesalahan Suryadharma Ali yang mendukung Prabowo-Hatta sedangkan sebagian elit PPP menginginkan PPP mendkung Jokowi-JK. Dan kini PPP dua kubu yang terpecah akibat  Suryadharma Ali pun sudah bersatu dan menyatakan resmi putar haluan mendukung Jokowi-JK serta meninggalkan Prabowo Subianto yang kini masih tetap menghuni Koalisi merah Putih yang juga harus menerima nasib ditinggalkan oleh anak emasnya selama ini, PAN , Golkar dan PPP.

Selain itu pula yang menjadikan PAN, Golkar dan PPP tak lain adalah karena ketiga partai ini sudah melihat bahwa peta politik pada tahun 2019 adalah sama sekali tidak bergeser yakni sudah didominasi sekaligus dipegang erat oleh Jokowi sejak saat ini. Keputusan putar haluan ini juga membuat tiga partai ini sudah mendapat jaminan dalam pemerintahan . Suka tidak suka, senang tidak senang. Yang ada dalam politik hanyalah satu yakni kepentingan. Maka bisa diprediksikan bahwa ketiga partai ini sudah melihat bahwa pada Pilpres 2019 sudah tidak ada lagi yang bisa menandingi  Jokowi, terlebih lagi baru setahun lebih memerintah saja Presiden Jokowi sudah banjir akan prestasi-prestasi. Dan inilah yang menyebabkan ketiga partai tersebut putar haluan.

Putar haluan bagi PAN, Golkar dan PPP adalah harga mati karena dengan cermat ketiga partai itu akhirnya sudah menyadari bahwa lebih baik putar haluan kedalam pemerintahan Jokowi ketimbang terus berada di luar pemerintahan karena jika terus berada di luar pemerintahan hal tersebut sama sekali tidak akan memberikan keuntungan apapun bagi ketiga partai ini. Terlebih lagi saat ini yang berada di laur pemerintahan hanya tersisa tiga partai saja, yakni Gerindra, PKS, dan Demokrat.

Terbaca jelas dari Gerindra dan PKS yang sebelumnya Prabowo Subianto dan Sohibul Iman menyatakan akan mendukung semua program presiden Jokowi. Pernyataan yang sama seperti PAN, Golkar dan PPP sesaat beberapa waktu sebelum memutuskan putar haluan ke pemerintahan Jokowi-JK.  Namun hanya saja masih ada rasa malu –malu kucing untuk putar haluan untuk mengikuti jejak PAN, Golkar dan PPP yang sudah resmi meninggalkan partai-partai Koalisi pendukung Prabowo.

Sedangkan untuk partai Demokrat, Demokrat akan tetap konsisten berada di luar pemerintahan sebagaimana dulu PDIP pernah konsisten berada di luar pemerintahan saat Susilo Bambang Yudhoyono putar haluan. Dan kini konsolidasi politik yang ingin diwujudkan oleh Presiden Jokowi sudah hampir terwujud setelah PAN, Golkar dan PPP putar haluan dipastikan tak akan ada lagi ganajalan-ganjalan di parlemen, pun termasuk dari Gerindra dan PKS, karena dua Ketua Umum partai itu sudah pernah menyatakan akan mendukung semua program Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Dan keputusan PAN, Golkar dan PPP putar haluan ke pemerinatah Jokowi makin menegaskan pula bahwa saat ini Presiden Jokowi sudah memegang teguh kendali politik Indonesia dan Prabowo Subianto pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan politik apapun hal ini tercermin dari Prabowo yang tidak berdaya untuk mempertahankan ketiga partai tersebut untuk terus tetap berada di Koalisi yang dipimpinnya tersebut. Memang sangat tragis, baru berusia balita, 1 tahun lebih, kini Koalisi Merah Putih sudah mati dan tak lagi memiliki kekuatan atau pengaruh politik apapun di parlemen, terlebih lagi jika terjadi pengambilan voting, Maka bisa dipastikan Koalisi partai-partai pendukung pemerintah yang akan memenangi voting, karena yang tersisa di luar pemerintahan hanyalah Gerindra, PKS dan Demokrat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun