Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bursa Cagub DKI 2017: 5 Alasan Ahok Tidak Bisa Dikalahkan

27 Januari 2016   17:00 Diperbarui: 24 Februari 2016   00:38 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kompas.com"][/caption]Pilkada DKI Jakarta masih harus menunggu hingga 2017. Namun hari ini, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sudah  melakukan proses penjaringan calon Gubernur DKI yang akan menantang Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Keempat kader Gerindra tersebut antara lain M.Taufik,  Biem Benyamin, M.Sanusi hingga Sandiaga Uno pun sudah menyatakan kesiapannya untuk bertarung melwan Ahok pada Pilkada DKI 2017 mendatang.

Namun jika dilihat dari track record yang dimiliki oleh keempat kader Gerindra yang sudah ikut proses penjaringan tersebut rasanya akan sangat sulit untuk dapat mengalahkan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Sandiaga Uno lebih dikenal sebagai pengusaha yang juga politisi, tetapi belum pernah membuktikan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan atau birokrat. Untuk mengelola emerintahan yang baik dibutuhkan skill yang tinggi seperti Ahok yang kini sudah berhasil membuktikan kinerjanya dalam memimpin roda pembangunan ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta.

Adapun M.Taufik yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta diketahui selama ini adalah sosok yang paling sering bersebrangan dengan Ahok, tak hanya bersebrangan tetapi sikap M.Taufik yang selama ini juga akan membuatnya gagal memenangi pertarungan dalam perebutan kursi DKI-1. Selain itu pula terbongkarnya kasus UPS dilingkungan pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menjadi salah satu alasan lanjutan mengapa akan sangat sulit bagi kalangan anggota DPRD DKI Jakarta untuk bisa melawan Ahok pada Pilkada 2017 mendatang. Begitupun dengan M.Sanusi yang merupakan anggota DPRD DKI Jakarta yang juga kerap bersebrangan dengan Ahok, tetapi baik di mata masyarakat. Dan hal inilah yang akan membuat duo Gerindra, M.Sanusi dan M.Taufik akan mustahil bisa memenangkan pertarungan pada Pilkada DKI 2017 mendatang.

(1) Sedangkan Ahok sudah mampu menunjukkan kinerja yang begitu cantik di mata masyarakat DKI Jakarta. Beberapa kebijakan dan sikap tegas Ahok juga lahan –perlahan mulai berhasil mengubah dan menata ulang DKI Jakarta yang sangat kompleks permasalahannya. Salah satu keberanian Ahok yang akan tetap di ingat oleh masyarakat DKI adalah keberanian Ahok yang membongkar habis permainan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan DPRD DKI Jakarta terkait anggaran siluman dalam hal soal pembelian UPS yang beberapa bulan lalu sempat menghebohkan tanah air. Majunya tokoh populer DKI macam M.Taufik , M.Sanusi dan Sandiaga Uno tak akan mampu mengubah peta kemenangan Ahok.

(2) Masyarakat DKI Jakarta tak akan pernah mempermasalahkan agama yang dianut oleh pemimpinnya asalkan pemimpinnya benar. Karena apa yang dilakukan oleh Ahok selama ini sudah sesuai dengan kehendak masyarakat yakni mengutamakan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi ataupun golongan yang kini dipraktekkan banyak pemimpin di negeri ini. Selain itu juga persoalan banjir yang lahan perlahan mulai teratasi juga akan membuat Ahok dengan mudahnya menyalip perolehan suara para calon yang akan menantangnya pada Pilkada 2017 mendatang.

Terlebih lagi berdasarkan empat hasil survei membuktikan popularitas Ahok masih tinggi bahkan bisa dibilang sudah tidak terbendung lagi. (3) Masyarakat DKI sudah terlanjur percaya dengan Ahok, upaya apapun yang akan dilakukan, akan berujung pada kegagalan, karena Ahok sudah membuktikan kemampuannya sedangkan calon penantangnya belum sama sekali menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat kecil.

(4) Meskipun nada bicara Ahok selalu meninggi dan sering melontarkan pernyataan-pernyataan yang sering membuat telinga memanas, itu adalah salah satu bentuk ketegasan yang dimiliki oleh Ahok. Untuk memimpin DKI Jakarta sebagai ibukota negara Republik Indonesia yang dibelit banyak masalah, tak bisa pemimpin tersebut tidak galak, justru ketegasan Ahok yang juga merotasi beberapa posisi di pemerintahannya juga adalah sebagai bentuk perwujudan transparansi bahwa pemerintahan mengelola roda pemerintahan dengan tansparan dan tak ada yang boleh bermain-main jika sudah menyangkut soal urusan masyarakat.

(5) Penerapan sistem e-budgeting dan e-catalog yang membuat Ahok mengetahui semua lalulintas anggaran , makin membuktikan bahwa selama ini salah besar jika menganggap Ahok tak mampu membenahi DKI Jakarta. Tentu Jokowi tak asal gandeng aat mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta saat itu, dan kini Jokowi sudah menjadi Presiden pun Ahok tetap membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola sekaligus menjalankan roda pemerintahan, terlebih lagi keputusan Ahok yang sering merombak jajarannya adalah bukti bahwa ini keseriusannya untuk menjalankan pemerintahan yang transparan, akunatbel dan proporsional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun