[caption caption="Basuki Thajaya Purnama atau Ahok (Dok: Kompas.com) "][/caption]Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok adalah pemimpin yang tegas, tidak kompromi dan tidak bisa diintervensi oleh siapapun juga, termasuk oleh penguasa Kalijodo, Daeng Aziz. Kalijodo selama ini dikenal sebagai tempat prostitusi , premanisme, perjudian hingga tempat penjalan minuman keras bagi Ahok, haruslah ditertibkan, karena biar bagaimana pun juga inilah cara Ahok untuk selalu taat dan tunduk terhadap konstitusi. Di dalam konstitusi jelas bahwa negara harus menjaga ketertiban umum. Prostitusi, perjudian hingga penjualan minuman keras di Kalijodo tak ubahnya dengan menganggu ketertiban umum. Selama ini Kalijodo nyaris hampir tidak permah tersentuh, tetapi untuk kali ini Kalijodo dipastikan akan tersentuh oleh Ahok, Karena yang diutamakan Ahok adalah menjaga ketertiban umum di lingkungan sosial DKI Jakarta.
Terlebih lagi lahan yang dijadikan sebagai bisnis esek-esek kelas bawah hingga menjadi tempat perjudian, premanisme dan penjualan minuman keras ini juga berada di jalur hijau yang itu artinya haruslah ditertibkan agar tidak melanggar hukum. Selama ini warga yang tinggal di Kalijodo sudah menikmati aliran listrik hingga air yang disalurkan oleh PLN dan PDAM, Namun penyaluran air dan listrik tanpa mengecek terlebih dahulu mengenai status bangunan yang ada di Kalijodo juga merupakan perbuatan teledor. Diatas lahan yang dibangun bisnis esek-esek itu adalah tanah negara, itu artinya jika disalahgunakan, dialihfungsikan dan menganggu kenyamana sosial masyarakat, maka secara hukum negara berhak menguasainya kembali dan mengembalikan ke fungsi awalnya, yaitu jalur hijau.
Keputusan Ahok yang akan segera menggusur habis Kalijodo setelah Surat Peringatan (SP) hingga SP 3, surat perintah bongkar tidak digubris,  pada 29 Februari mendatang jelas mengundang pro dan kontra dari warga yang tinggal di Kalijodo. Namun apapun itu, setiap warga negara haruslah tunduk terhadap konstitusi, karena prostitusi premanisme, penjualan minuman keras hingga  perjudian ini sudah sangat menganggu kehidupan sosial masyarakat.
Masyarakat membutuhkan lingkungan yang aman, nyaman dan tentram sebagaimana hukum yang menjadi alat untuk menertibkan ketidaknyamanan masyarakat tersebut. Bagi Ahok tak ada tantangan yang berarti dalam menertibkan Kalijodo, Daeng Aziz pun bukanlah masalah utama bagi Ahok, karena Ahok saat ini sudah didukung penuh oleh sejumlah pihak termasuk TNI-Polri, Satpol PP, Menteri Agama, Presiden, Wakil Presiden, NU, Muhamadiyah hingga ormas yang selama ini selalu berseberangan dengan Ahok yakni FPI, teemasuk partai dakwah PKS pun mendukung upaya menertibkan kawasan pelacuran, premanisme, perjudian, hingga tempat penjualan minuman keras tersebut.
Dengan melihat besarnya dukungan sejumlah pihak, ditambah lagi dukungan yang diberikan masyarakat DKI kepada Ahok untuk maju terus membersihkan yang tidak beres menjadi beres, meluruskan yang tidak benar menjadi benar, sungguh membuat Ahok tidak akan mengalami kesulitan dalam penertiban Kalijodo. Meskipun ada yang mengatakan bahwa penertiban di Kalijodo haruslah menggunakan pendekatan kemanusiaan, selama ini Ahok sudah mengundang perwakilan Kalijodo tetapi tidaklah digubris, itu artinya mereka ingin melawan perintah konstitusi, karena Ahok hanyalah menjalankan amahan konstitusi yakni menjaga ketertiban umum dari hal-hal yang dapat menganggu kehidupan sosial masyarakat.
Meskipun warga Kalijodo beserta pengacaranya Razman Arif Nasution sudah mengadu dan meminta tolong kepada Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana dan M.Taufik, itu makin memperjelas bahwa sebenarnya saat ini warga Kalijodo kian ketakutan akibat tempat tinggalnya akan segera digusur habis oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dan jika ada yang mengatakan bahwa penggusuran Kalijodo adalah sebuah bentuk pelanggaran HAM, Karena memaksa warga negaranya pindah, ini adalah kesesatan dalam berpikir. Kengototan Daeng Aziz bahwa itu bukan jalur hijau adalah wajar karena saat ini terbaca jelas Daeng Aziz sedang panik karena pemasukannya akan terhenti total setelah penggusuran dilakukan. Bahkan sebelum digusur saja, sudah banyak PSK yang meninggalkan Kalijodo. Adanya dugaan intimdasi terhadap warga Kalijodo agar tidak pindah ke Rusunawa yang telah disediakan Ahok juga bagian dari kepanikan Daeng Aziz karena tak lama lagi sumber pendaparannya selama ini akan habis rata dengan tanah.
Karena jelas esensi dari HAM yang sebenarnya adalah hak asasi seseorang itu dibatasi oleh hak asasi orang lain, itu artinya tak ada pelanggaran HAM terkait penggusuran yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Bahkan yang ada justru Ahok sebagai pemimpin sudah melaksanakan amanah konstitusi yang sepenuhnya yakni menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warga negara. Bukankah menyediakan tempat tinggal yang layak adalah sangat mulia karena warga yang selama ini tinggal di Kalijodo merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah, dan kini Ahok sudah memperhatikan warga yang tinggal di Kalijodo dengan memberikan tempat tinggal yang layak yakni Rusunawa. Apakah itu yang disebut dengan pelanggaran HAM?
Bahkan tantangan Ahmad Dhani agar Ahok datang ke Kalijodo juga bisa dianggap hanyalah sebatas mencari sensasi, karena bisa dipastikan Ahmad Dhani akan bernasib sama dengan Raja dangdut Rhoma Irama yang dicampakkan PKB setelah perolehan suaranya pada Pileg 2014 lalu tergerek naik dan mnejadi sedikit lebih baik. Sampai kapan pun Ahok tak akan langsung ke Kalijodo karena bagi Ahok masuk Kalijodo sama saja masuk ke kandang singa. Itulah analogi yang tepat.
Dan faktanya setelah Ahok menyebut akan menggusur habis Kalijodo, sosok yang selama ini dianggap sebagai penguasa Kalijodo , Daeng Aziz pun lari tunggang-langgang kesana –kemari untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan. Namun sayang beribu kali saya, segala upaya yang ditempuh Daeng Aziz tak akan membuahkan hasil sama sekali, karena saat ini dukungan untuk Ahok makin menguat. dan jika Kalijodo berhasil digusur habis oleh Ahok, Mka lawan politiknya akan makin cemas karena dukungan Ahok akan makin bertambah terlebih lagi FPI jga telah mendukung Ahok membersihkan Kalijodo dari praktik-praktik pelacuran, tempat jualan minuman keras, premanisme hingga perjudian.
Jika Ahok berhasil menggusur Kalijodo ini juga akan membuat lawan politik Ahok kian kebakaran jenggot, karena jelas keberhasilan Ahok menggusur Kalijodo juga akan mendatangkan hoki besar-besaran bagi Ahok, yakni dukungan dari partai politik. Mendukung Ahok bagi partai politik adalah hoki yang didapat karena akan dianggap masyarakat partai itu memiliki niat baik dalam membangun bangsa dan negara, yakni mendukung calon yang tepat untuk memimpin Ibu Kota negara untuk periode lima tahun mendatang.
Namun meskipun penggusuran belum dilakukan saat ini berbagai cara terus dilakukan agar Ahok terpeleset, namun itu adalah pola pikiran yang konyol, karena saat ini Ahok sudah didukung oleh banyak pihak terutama yang selama ini selalu anti-Ahok yakni FPI dan PKS. FPI dan PKS sudah sadar bahwa apa yang akan dilakukan Ahok yakni menertibkan Kalijodo adalah keputusan yang bijak dan benar.Karena prostitusi selain melanggar norma kesusilaan juga bertentangan dengan pancasila yakni sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam koteks beradab, praktek prostitusi yang dilakukan oleh para PSK adalah tidak beradab karena bertentangan dengan norma kesusilaan.