Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahmad Dhani Bermanuver, Ahok Pantang Takut, Tetap Gusur Kalijodo, Daeng Aziz Keluar Gelanggang

16 Februari 2016   10:42 Diperbarui: 17 Februari 2016   07:35 2454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Musisi Ahmad Dhani (Dok: Tribunnews.com)"][/caption]Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Ahmad Dhani yang kemarin mengujungi Kalijodo , sebuah daerah yang dipenuhi oleh PSK , Penjudi hingga pelaku kriminalitas lainnya tak lain adalah bagian dari manuver politik yang dilakukan oleh Ahmad Dhani. Bahkan pernyataan Ahmad Dhani yang mengajak agar Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk ikut menyusul datang juga untuk mengunjungi warga yang tinggal di Kalijodo pun bernuansa politis. Boleh-boleh saja manuver tersebut terus digencarkan, namun sikap Ahmad Dhani yang seolah menantang Ahok agar mengunjungi Kalijodo adalah salah besar sekaligus akan membuat Ahmad Dhani terlihat hanya mampu menaikkan popularitas semata. Salah strategi dalam bermanuver Ahmad Dhani ini tentunya akan membuat Partai Kebangkitan Bangsa untuk berpikir ulang untuk mengusung Ahmad Dhani pada Pilgub DKI 2017 mendatang.

Bagi masyarakat DKI Jakarta, keputusan Ahok yang tetap akan menggusur kawasan Kalijodo adalah sebuah keharusan dan keniscayaan karena masyarakat DKI Jakarta ingin hidup tentram, aman dan nyaman. Keputusan Ahok yang tetap akan menggusur Kalijodo tak lain adalah bagian dari komitmen Ahok untuk terus berpijak dan berpegang teguh pada konstitusi bangsa Indonesia UUD 1945, Karena di dalam salah satu pasal yang terkandung dalam konstitusi negara tersebut jelas bahwa negara harus menghadirkan rasa aman bagi warga negaranya. Dan ini merupakan salah satu komitmen Ahok bahwa ia akan terus taat dan tunduk hanya pada konstitusi. Bahkan keputusan Ahok yang tetap akan menggusur Kalijodo adalah bukti bahwa Ahok tidak main-main akan ucapan yang pernah ia ucapkan sebelumnya, yakni hanya siap mati demi konstitusi dan rakyatnya.

Selain itu pernyataan Ahmad Dhani yang menyebutnya seadainya ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta maka ia akan menghapuskan Transjakarta adalah sebuah sikap atau bentuk ketidakpeduliannya terhadap masyarakat yang kurang mampu atau katakanlah hanya ingin merusak penataan transportasi di ibukota yang selama ini sudah mulai tertata dengan baik oleh Ahok. Pernyataan Dhani soal penghapusan Transjakarta adalah sebuah blunder besar yang akan membuatnya makin menjadi penghibur dari PKB untuk masyarakat DKI Jakarta, karena mencalonkan Dhani sama saja bunuh diri politik bagi PKB jelang Pileg dan Pilpres 2019. PKB yang pernah dinaungi oleh Gus Dur tidak pernah menghendaki Ahmda Dhani yang menjadi pemimpin tetapi Gus Dur justru menghendaki Ahok yang jadi pemimpin di ibukota maupun menjadi pimpinan nasional untuk beberapa tahun mendatang. Itulah filosofi dari PKB yang sebenarnya bahwa PKB tak akan pernah mengusung calon yang hanya populer sementara selalu membuat kontroversi yang tak bisa diterima banyak orang. Ahok juga kontroversi, tetapi dari kontroversi itulah Jakarta lambat laun sudah muali berubah dan tertata.

Tentu masyarakat DKI Jakarta akan mendukung penuh upaya untuk pembersihan Kalijodo upaya ini ditempuh karena ini adalah bagian dari rencana jangka panjang Ahok untuk mewujudkan Jakarta yang bebas akan banjir yang mana beberapa tahun sebelumnya diketahui setiap musim penghujan datang, banjir hampir selalu mengepung ibukota negara ini. Namun melihat keputusan Ahok yang tetap akan menggusur Kalijodo telah berhasil membuat penguasa Kalijodo, Daeng Aziz keluar gelanggang. Kemarin, Daeng Azin langsung bertandang ke DPRD DKI Jakarta untuk menemui Abraham ‘’Lulung’’ Lunggana, namun sayang seribu kali sayang Lulung tak ada ditempat. Hingga pada akhirnya Daeng Aziz makin panik dan resah dan gelisah melihat keberanian Ahok yang tetap akan mengggusur Kalijodo. Upaya lain ditempuhnya untuk mendapat perlindungan dan pembelaan, yakni bertandang ke Kantor Komnas HAM, disana Aziz sukses merebut simpatik dari Komnas HAM.

Tentu setelah bertandang ke Komnas HAM, Komnas HAM akan melakukan berbagai upaya untuk membela hak-hak warga yang ada di Kalijodo. Indonesia adalah negara hukum dan Indonesia adalah negara yang sangat menghormati hak asasi orang lain, namun guna perubahan dan mempercepat proses pembangunan di ibukota negara ini, kita tak bisa terus-terusan mengedepankan hak asasi manusia. Karena meskipun nanti Kalijodo digusur habis, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentu tidak akan menelantarkan begitu saja para PSK , penjudi dan pelaku kriminal lainnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya Ahok sudah memilikirkan solusi yang bisa dikatakan sangat manusiawi dan amat sangat mulia.

Karena nantinya pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan fasilitas Rusunawa hingga tawaran memulangkan para PSK tersebut ke kampung halamannya. Bahkan pelatihan kerja pun akan dilakukan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Melihat solusi-solusi yang sudah ditawarkan tersebut, seharusnya Daeng Aziz tidak ngotot tetap ingin bertahan di Kalijodo. Karena biar bagaimana pun juga kawasan Kalijodo adalah tanah negara sekaligus ruang terbuka hijau yang kini dialihfungsikan atau diperjualbelikan lahannya sehingga menjamurlah prostitusi yang menyediakan layanan jasa PSK dimana disitu bisa menikmati tubuh para PSK itu. Warga Kalijodo seharusnya menerima pembersihan kawasan itu yang akan dilakukan oleh pemerintah Provinsi DKI dalam waktu dekat bukan justru meminta perlidungan pada Daeng Aziz, karena biar bagaimana pun tanah negara yang kini dialihfungsikan menjadi bisnis esek-esek serta tempat penjualan minuman keras haruslah ditertibkan. Negara sesuai dengan perintah konstitusi harus hadir di tengah-tengah masyarakat demi terciptanya kehidupan yang aman , damai dan tentram. Meskipun seolah Daeng Aziz sedang pasang badan untuk mengagalkan proses penggusuran itu, Ahok pantang takut dengan siapa saja yang melawan negara dan kostitusi terlebih lagi preman, Ahok pantang takut dengan preman.

Pro dan kontra terhadap rencana penggusuran kawasan prostitusi Kalijodo yang dulunya menjadi tempat singgah para pedagang yang datang dari Tiongkok ini tak lain adalah untuk mempercantik kota Jakarta sebagai ibukota negara. Karena niat pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah ingin mengembalikan kawasan ini menjadi ruang terbuka hijau yang mana ini akan dapat menekan potensi banjir ketika hujan maupun ketika musim hujan teah tiba seperti saat ini. Ahok tentu tidak akan takut akan aksi penolakan atau perlawanan yang akan dilakukan oleh warga Kalijodo yang masih menentang keras pembongkaran ini. Ahok adalah sosok pemimpin yang petarung, Ahok juga sudah mewakafkan dirinya untuk membangun bangsa dan negaranya.

Pembongkaran Kalijodo akan tetap dilakukan oleh Ahok karena ini adalah salah satu cara paling efektif yang bisa dilakukan oleh Ahok dalam rangka menekan angka kriminalitas dan kejahatan di ibukota. Dalam beberapa bulan terakhir angka kejahatan dan kriminalitas di ibukota meningkat dan upaya untuk menekannnya tak lain adalah dengan menggusur Kalijodo serta memberikan solusi memberikan pelatihan kerja terhadap PSK , penjudi maupun pelaku kriminalitas lainnya yang bermukim di Kalijodo. Bagi Ahok menggusur Kalijodo adalah keharusan karena sebagai Gubernur DKI, Ahok ingin dikenang sebagai salah satu Gubernur terbaik yang pernah dimiliki masyarakat DKI, terlebih lagi ini jelang Pilgub DKI pada 2017 mendatang. Keberanian Ahok yang memutuskan akan tetap menggusur Kalijodo tentu akan membuat partai politik akan makin tertarik untuk menggandeng Ahok pada Pilgub DKI mendatang.

Karena partai politik saat ini memang tidak ingin terburu-buru atau tergesa-gesa mendeklarasikan dukungannya terhadap Ahok karena partai politik masih akan melihat hitung-hitungan politiknya jika mengusung Ahok. Tetapi keadaan hitung-hitungan politis otomatis akan berakhir apabila Ahok berhasil menggusur Kalijodo, karena saat ini yang dibutuhkan oleh partai politik yakni calon pemimpin yang telah teruji dan terbukti serta disukai oleh masyarakat. Disukai disini bukan dalam konteks popularitas semata, tetap juga prestasi-prestasi yang telah ditorehkan Ahok selama ini juga akan menjadi catatan yang mengenapi hitung-hitungan partai politik untuk mengusung Ahok pada menit-menit akhir tiba.

Seperti Partai Kebangkitan Bangsa yang telah memutuskan mengusung hanya satu calon yakni musisi Ahmad Dhani tak lain hanya sebagi hiburan semata yang dipersiapkan oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dan ujungnya akan berakhir sama seperti  Raja dangdut Rhoma Irama yang seolah habis manis sepah dibuang. Dan hingga pada akhirnya Ahok yang akan diusung oleh PKB, Karena yang akan terjadi dalam Pilgub DKI 2017 adalah sangat mirip dengan Pilpres 2014 dimana partai-partai yang tergabung dalam pemerintahan pun akan mendukung Ahok, sedangkan untuk koalisi di luar pemerintahan, Gerindra akan kembali merangkul PKS, PBB dan PPP yang tujuannya adalah membentuk koalisi gemuk. Termasuk PAN pun kemungkinan besar akan ikut masuk koalisi gemuk yang dibuat untuk menghadang Ahok pada Pilgub mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun