Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kasus Mirna: Jessica Jujur, Dakwaan JPU Patah!

28 September 2016   18:45 Diperbarui: 4 April 2017   18:21 32113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jessica Kumala Wongso (dok: Kompas.com)

Hari ini Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kembali mengelar sidang ke 26 perkara pidana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa tunggal Jessica Kumala Wongso. Pada persidangan hari ini  agendanya adalah mendengarkan keterangan Jessica.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica menjelaskan karena dari kediamannya dari Sunter menuju Grand Indonesia yang terletak di Jakarta Pusat akan melewati jalur 3 in 1, sehingga Jessica berinisiatif datang lebih awal. Jessica juga menjelaskan bahwa saat itu Jessica diantar oleh papanya menggunakan mobil pribadi karena tidak memiliki SIM Indonesia. Jessica menerangkan bahwa dia belum pernah naik transportasi umum di Indonesia, tidak boleh juga naik taksi.  Jessica tiba di kafe antara pukul: 15:30-16:00 WIB. Jessica juga menjelaskan bahwa takut terjebak 3 in 1, sehingga datang lebih awal dan bisa jalan-jalan sebentar di mall.

Jawaban Jessica di atas sangat logis dan penuh dengan kejujuran karena Jessica terang-terangan mengaku jujur bahwa ia tidak memiliki SIM Indonesia , ya karena memang Jessica tidak tinggal di Indonesia jadi untuk apa Jessica memiliki SIM Indonesia, logis sekali membantah jika masih ada yang mengatakan Jessica berbohong!  

Dan itu logis karena Jessica memang jarang pulang ke Indonesiajadi untuk apa memiliki SIM Indonesia, kecuali jika Jessica tinggal di Indonesia kan begitu logika dan cara berpikirnya!, bahkan kepulangan Jessica ke tanah saat itu hanya untuk reunian dengan Mirna yang merupakan teman sesama kuliahnya di Australia.

Jessica juga menjawab dengan jujur bahwa ia tidak pernah naik transportasi umum di Indonesia dan tak pernah juga naik taksi karena tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. Nah, tentu apa yang disampaikan Jessica di atas sangat logis terlebih lagi Jessica adalah berasal dari keluarga yang kaya, sehingga orangtuanya tentu akan lebih memilih mengantar Jessica ketimbang membiarkan Jessica sendirian naik transportasi umum apalagi taksi.

Jessica juga sudah lama tidak pulang ke Indonesia sehingga orangtuanya lebih memilih mengantar Jessica ke Olivier Cafe, dan itu logis, karena orangtua sayang anak, itulah cinta kasih orangtua kepada anak. Memang fakta membuktikan jalur dari Sunter jika ingin menuju ke arah Jakarta Pusat, Grand Indonesia akan melalui jalur 3 in 1. Jadi sudah sangat jujur sekali Jessica ini.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica juga menjelaskan meletakkan tiga paper bag di atas meja nomor 54 yang ditempatinya. Namun Jessica menjelaskan pula bahwa paper bag diletakkan secara sembarangan dan tidak menyusunnya. Jessica hanya memindahkan tiga paper bag itu dari atas meja ke kursi, karena posisi paper bag di atas meja nomor 54 menganggu. Bahkan Jessica juga menjelaskan ada pelayan yang menanyakan soal minuman dan ada pelayan lain yang mengambil gelas ke meja nomor 54. Jessica juga tidak memasukan sedotan ke dalam gelas.

Kejujuran Jessica ini membuat saya yakin bahwa apa yang pernah disampaikan oleh Ahli Digital Forensik, Rismon Sianipar adalah sangat benar dan sangat bisa dipercayai kualitasnya. Karena yang terjadi justru di dalam CCTV Jessica hanya menyusun paper bag, padahal Jessica hanya meletakkan sembarang , tidak menyusun. Tetapi yang terlihat dalam CCTV yang diputar JPU seolah Jessica menyusun paper bag, tidak ada bagian Jessica memindahkan paper bag ke tempat dudk membuat saya yakin 1000% Jessica tidak bersalah.

Keyakinan saya diperkuat lagi dengan fakta berupa tidak pernah dimunculkannya file asli yang dipindahkan dari CCTV ke dalam DVR, sehingga makin yakin kalau Jesica tidak bersalah. Yang selama ini diputar melalui flashdisk membuktikan bahwa itu sudah tidak bisa dijamin lagi keontentikannya.

Saya mengatakan tidak bisa dijamin lagi keotentikannya karena yang terjadi justru dalam CCTV seolah-olah Jessica hanya menyusun tetapi tidak ada gerakan Jesica memindahkan paper bag di kursi. Diperkuat lagi dengan Jessica tiba-tiba garuk-garuk dibagian paha dan jari-jari tangannya tanpa sebab yang jelas, karena jika merujuk pada keterangan ahli Toksikologi yang dihadirkan JPU, Nursamran Subandi harusnya ada satu gerakan dalam CCTV yang diputar melalui flashdisk tersebut.

Nursamran Subandi menjelaskan sianida sifatnya bisa membuat gatal-gatal  iritasi pada kulit, sehingga harus cepat-cepat dicuci. Satu gerakan yang harusnya ada dalam CCTV yang saya maksud di atas adalah gerakan atau bagian file dalam CCTV yang harusnya ada  menujukan Jessica meninggalkan meja nomor 54 untuk mencuci tangannya karena harus cepat-cepat dicui jika kena sianida, tapi gerakan atau file yang harusnya ada kan tidak ada sama sekali. Inilah yang membuat saya yakin Jessica hari ini sudah jujur sekali dalam memberikan keterangannya.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica menjelaskan bahwa semuanya berlangsung cepat hingga tidak memperhatikan setiap detail yang terjadi. Dan ketika JPU bertanya ‘’ketika duduk bersama, perhatikan, saudara di pinggir, Mirna di tengah, apa ada perbincangan, lalu di jawab Jessica ‘’tepatnya saya tidak ingat, basa-basi’’. Jessica pun kembali ditanya soal memasukan sedotan, kembali di jawab ‘’tidak’’., semua begitu cepat saya tidak perhatikan’’. JPU bertanya lagi ‘’cepat gimana’’ di jawab Jessica: Cipika-cipiki, duduk, Mirna bilang kopinya awful’’. Juga "Saya tidak pernah menuangkan apa pun ke kopinya Mirna,"

Kembali saya harus mengatakan bahwa Jessica sangat jujur karena fakta dalam persidangan ketika JPU menghadirkan ahli Digital Forensik , yang terjadi justru membuktikan sedotan itu dibuang di dapur Olivier Cafe.  Sehingga sangat simple membela Jessica soal sedotan,. Jika yang dituduh memasukan sedotan ke dalam gelas VIC adalah Jessica, tetapi fakta di persidangan membuktikan bahwa sedotan itu ternyata dibuang di dapur Olivier cafe, dimana logikanya Jessica bisa membuang itu sampai ke dapur Olivier Cafe, wonk Jessica sama sekali tidak pernah meninggalkan mejanya kok.

Selain itu, dimana pula logikanya jika menuduh Jessica memasukan sedotan, karena kalau Jessica memasukan sedotan yang harusnya justru terlihat dalam CCTV yang diputar JOU saat itu adalah gerakan membuka bungkus sedotan sampai pada gerakan memasukan sedotan yang bungkusnya sudah dibuka tadi ke dalam gelas VIC. Tapi sekali lagi fakta membuktikan tak ada satu pun gerakan tangan Jessica (memasukan apapun) ke dalam gelas VIC! Mentah sudah dakwaan JPU!

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

JPU pun masih terus secara membabibuta mencecar Jessica. JPU bertanya soal reaksi Mirna. Apakah Mirna merasakan manis, asin, panas atau dingin dan seperti apa reaksinya. Di jawab dengan jujur oleh Jessica: ‘’Tangan dia gini (kipas-kipas mulut) awful.

JPU makin kelabakan dengan mengajukan pertanyaansepert itu kepada Jessica sebab dalam CCTV yang sudah diputar secara berulang-ulang oleh JPU , telah membuktikan kok tidak ada gerakan tangan Jessica ke dalam gelas VIC yang diseruput Mirna.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Kemudian Jessica juga menjelaskan soal tidak datangnya Jessica ke pemakaman Mirna karena Jessica merasa tersinggung terhadap ucapan tante Mirna saat berada di rumah duka di RS Dharmais. ‘’Saya  tahu ada sesuatu yang ditaruh di minuman Mirna, itu ada di CCTV, dan itu orang yang menunggu’’ Itulah ucapan tante Mirna yang membuat Jessica tersinggung. Jessica juga menjelaskan bahwa tidak datangnya ia ke pemakaman Mirna karena tidak nyaman sehingga memutuskan tidak datang ke pemakaman.

Wajar donk jika Jessica tersinggung dengan ucapan tante Mirna yang menuduhnya menaruh sesautu ke dalam gelas VIC yang diseruput Mirna. Kalau Jessica menaruh sesuatu di dalam gelas Mirna , logikanya Jessica tidak akan ikut menghantar Mirna sampai RS, yang terjadi dalam beberapa kasus pembunuhan justru pelaku datang pada saat pemakaman dilakukan (salah satunya kasus Ade Sara yang dibunuh Hafidz dan Syifa).

Sehingga sangat tidak beralasan kalau nanti JPU dalam tuntutannya menjadikan alasan Jessica tak datang ke pemakaman Mirna adalah bagian dari apa yang telah didakwakan selama ini.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica menjelaskan soal kebiasaanya mentraktir teman di Australia. Jessica juga menjelaskan bahwa ia tidak dapat mengingat secara jelas apa yang terjadi di meja nomor 54. Saat tiba di Olivier Cafe langsung bertemu dengan resepsionis Cindy, kemudian Jessica reservasi tempat untuk pukul: 16:00 WIB. Jessica kepada resepsionis meninggalkan nama dan nomor handphone. Jessica pesan dua coctail fashion dan sezera serta satu Vietnamesse Ice Coffe.

Jelas sudah Jessica memang mempunyai kebiasaan mentraktir temannya di Australia. Dan tujuan Jessica pulang ke Indonesia pun adalah ingin reunian dan Jessica mentraktir teman-temannya yang akan hadir dalam acara reunian tersebut. Sehingga jika sesautu dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan, Dan kebiasaan sulit diubah sehingga wajar kalau Jessica mentraktir Mirna dan Hani.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica juga menjelaskan soal celana yang dipakai saat ke Olivier Cafe dan Jessica menjelaskan bahwa celana itu robek saat naik ke mobil Arief Soemarko. Jessica ikut mengantarkan Mirna ke RS Abdi Waluyo. Berselang satu hari kemudian pembantu Jessica, Sri Nurhayati mengatakan kepada Jessica bahwa celana itu robek, sehingga Jessica bilang dibuang saja. JPU bertanya kepana tidak dijahit lalu dijawab Jessica: wah celana saya banyak pak’’.

Keterangan Jessica di atas juga adalah bagian dari kejujuran Jessica yang ingin memberikan kejujuran kepada semua orang. Karena sangat logis jika orang dalam keadaan panik, terlebih lagi ada yang kejang-kejang lalu pingsan, kemudian ikut mengantar ke RS ,saat naik mobil tersangkut di mobil dan robek celananya, wajar orang panik kok, gak memperdulikan apapun lagi selain hanya panik.

Logikanya celana robek akibat tersangkut saat naik mobil dan menjadi masuk diakal adalah: ketika membuka pintu mobil, menaikkan satu kaki dahulu, mengangkat kaki agak tinggi, kaki pertama sudah ada dalam mobil, serta kaki satunya menyusul naik, jarak antara kaki yang pertama ketika sudah ada dalam mobil bisa saja agak jauh sehingga celana yang dipakai Jessica menjadi tertarik dan menjadi robek , terlebih lagi kalau bahan celana tipis.Dan itu logis.

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica menjelaskan bahwa tidak banyak bercerita kepada Mirna. Jessica menjelaskan bahwa ‘’gue lagi deket nih sama satu orang. Orangnya baik, tetapi enggak tahu sih lihat nanti’’. Terus waktu saya ulang tahun juga cerita katanya dia nyiapin sesautu. Meski sempat bercerita, tapi Jessica tidak pernah bercerita soal Patrick, yang saat itu belum menjadi pacarnya. Bahkan Mirna pun tak kenal dengan Patrick.

Keterangan Jessica di atas berhasil mematahkan dakwaan JPU yang mendakwa Jessica merencanakan pembunuhan karena sakit hati akibat nasihat Mirna yang menyarankan agar Jessica putus saja dari pacaranya karena suka kasar, narkobaan dan suka ngutang. Menjadi terpatahkan karena Jessica tidak oernah bercerita soal Patrick. Sehingga surat dakwaan JPU itu adalah karangan!

Keterangan Jessica Kumala Wongso:

Jessica juga menerangkan bahwa ia sangat kaget dengan reaksi Mirna setelah menyeruput kopi. Jessica pun spontan saat itu ingin menelepon ambulance. ‘’Refleks saya mau menelepon ambulance, tapi saya tidak tahu nomornya, jawab Jessica. Hani melepon Arief. Bahkan Jessica pun ikut mengantar Mirna sampai ke RS. Tapi Jessica tidak ingat di lantai berapa Mirna dibawa. Jessica pun menjelaskan soal mengapa ia meninggalkan grup whatapp tak lain disebabkan karena Jessica trauma dan sedih karena Mirna meninggal.

Nah point di ataslah yang menujukan rasa empati Jessica begitu besar bahkan sampai tidak terbendung lagi karena Jessica saat itu repleks mau menelepon ambulance tetapi Jessica tidak tahu nomornya, sehingga Hani yang mengabari Arief.  ini logis karena Jessica memang tidak tinggal di Indonesia dan pertemuannya dengan teman-temannya hanya untuk reunian, sehingga tidak ada gunanya bagi Jessica menyimpan nomor telepon ambulance.  

Makin besar rasa empati Jessica ketika Jessica berusaha menolong Mirna dengan mengambilkan air putih untuk diminum Mirna.  Dan jika Jessica sudah memiliki niat jahat dengan Mirna maka logikanya Jessica tidak akan tergesa-gesa mengambil air minum dan Jesica akan membiarkan Mirna mati tapi faktanya Jessica justru mempunyai empati yang tinggi terhadap Mirna bahkan Jessica pun mau menolong Mirna dengan mengambilkan air putih dan itu air putih itu diambil di bar.  

Kemudian soal Jessica sedih dan trauma lalu meningglkan grup Whatsapp yang dibuat Mirna adalah logis karena Jessica secara psikologi menerima tekanan yang berat akibat dakwaan JPU yang mendakwa Jessica melakukan pembunuhan berencana tanpa satu bukti apapun. Sehingga nnati jika JPU sudah membacakan tuntutannya, maka pledoi yang disampaikan PH Jessica Kumala Wongso adalah harus diterima,! titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun