Ditambah lagi senggolan blunder Dhani yang menginginkan agar Jakarta dipimpin oleh seorang agama tertentu juga bagi PKB itu secara tidak langsung dirasakan PKB adalah sebagai bentuk mengintervensi PKB dalam menentukan calonnya yang akan berlaga pada Pilgub DKI-2017.
Tentu PKB yang belum memiliki keputusan soal calon yang akan diusungnya akan mengikuti langkah PDIP, yang dipastikan akan menyatakan dukungan pada Ahok di menit-menit akhir. Karena koalisi yang terbentuk adalah NasDem+Hanura+PDIP+PKB. Cak Imin memiliki kedekatan emosional dengan Megawati, sehingga Cak Imin memutuskan mengikuti strategi PDIP di menit-menit akhir untuk menyatakan dukungannya untuk Ahok.
Tentu Muhaimin Iskandar- Cak Imin, sangat ingat akan pesan-pesan Gus Dur, yang mana PKB adalah sebuah partai yang menjunjung tinggi rasa pluralisme, dan inilah yang akan terus diingat oleh PKB terutama Cak Imi. Karena sesungguhnya Cak Imin tak akan berkhianat dengan permintaan Gus Dur agar PKB tetap menjadi partai yang menjujung tinggi rasa pluralisme dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Cak Imin diyakini masih mengingat pesan-pesan Gus Dur.
Berangkat dari ingatan Cak Imin yang masih mengingat pesan-pesan dari Gus Dur, Maka senggolan Ahmad Dhani yang menyenggol PKB, Termasuk ‘’ Say to goodbye forever’’ kepada PKB akan membuat PKB memaksa Dhani lempar handuk. Dengan kata lain, PKB akan segera memacu mengganti kendaraanya dengan yang lebih elit (Ahok) agar tidak tertinggal dari kendaraan-kendaraan yang ditumpangi elit yang sudah melesat lebih dulu yang meninggalkan PKB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H