Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dobrak Sesat Pikir, Ahok Pantang Mundur, Berlari Kencang, Tiru Jokowi

17 Februari 2016   16:49 Diperbarui: 17 Februari 2016   17:10 3824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan cita-cita mulia Ahok untuk membangun Rumah Sakit khusus Kanker akhirnya bisa terwujud. Dan sekarang sudah terbukti siapa yang berhati mulia dan siapa yang berpura-pura berhati mulia. Setelah persoalan solusi kemacetan yang lahan-perlahan sudah terkonsep jelas untuk pembangunan Jakarta bersama Ahok, Ahok pun sudah berubah menjadi ‘’penjaga anggaran’’ pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kesannya sangat wah sebagai ‘’penjaga anggaran’’ namun inilah sesungguhnya bukti konkrit kedua bahwa Ahok siap memutasi, mencopot sekalipun yang coba-coba ingin bermain dengan anggaran yang dimiliki pemerintah Provinsi DKI.

Bagi Ahok, Anggaran yang terdapat dalam APBD DKI adalah anggaran untuk rakyat bukan untuk dimainkan oleh siapapun juga. Dan oleh sebab itulah kini Ahok tak hanya sebagai Gubernur DKI saja melainkan juga sudah merangkap menjadi ‘’penjaga anggaran’’ dari tangan-tangan jahil ataupun siluman yang bisa saja memainkan anggaran DKI.

Kemudian tidak berhenti sampai disitu saja, Ahok pun makin berlari kencang dan lincah seperti gambaran tahun ini yang meruakan tahun monyet api. Dimana monyet biasanya sangat lincah berpindah dari satu ranting pohon ke ranting pohon lainnya. Inilah makna tahun monyet sesungguhnya yang sudah mulai diperlihatkan di Jakarta. Banjir selama ini masih menjadi momok bagi warga masyarakat DKI, Karena banjir tahunan biasanya merendam ibukota bahkan pernah hingga melumpuhkan perekonomian bangsa seerti beberapa tahun sebelumnya, namun kini masyarakat tak perlu lagi khawatir karena Ahok sudah bekerja keras untuk memperbanyak ruang terbuka hijau, yang tak lain tujuannya adalah untuk mengurangi potensi banjir dan bisa juga dijadikan sebagai daerah resapan air, sehingga hujan deras mengguyur pun, Jakarta tidak akan seperti beberapa tahun sebelumnya yang pernah tenggelam akibat banjir besar beberapa tahun yang lalu.

Dan kini upaya Ahok untuk terus memperbaiki citra ibukota negara ini makin jelas seiring sikap pantang mundur Ahok yang tetap akan menggusur Kalijodo, sebuah wilayah yang terkenal akan prostistitusi kelas bawah, penjualan minuman keras hingga tempat perjudian,melihat itu tentu membuat kita berpikir bahwa selama ini sudah terjadi perputaran uang yang cukup besar, dan jika kenikmatan putaran uang ini dihentikan secara otomatis akan menimbulkan kemarahan. Namun yang terjadi tidaklah demikian, Daeng Aziz yang disebut-sebut sebagai orang kuat di Kalijodo pun makin tak berdaya setelah mendengar Ahok siap menunkan tank-tank untuk menghabisi kawasan Kalijodo.

Praktis langsung membuatnya kelabakan, mendatangai DPRD DKI Jakarta dengan maksud meminta bantuan Haji Lulung, namun sayang beribu kali sayang, Haji Lulung tidak ada ditempat. Makin kelabakan karena gagal bertemu Haji Lulung, Daeng Aziz pun langsung bertandang ke Komisi Nasional Perlindungan Hak Asasi Manusia (Komans HAM), disana praktis Komnas HAM langsung memberikan perhatian lebih pada Daeng Aziz dan meminta pemerintah Provinsi DKI agar tak asa gusur dan memperhatikan hak-hak warga yang ada di Kalijodo.

Tak cukup sampai disitu saja, Daeng Aziz yang makin resah dan gelisah akhirnya menunjuk pengacara Razman Arif Nasution yang terkenal penuh emosional. Dan Komnas HAM pun tak perlu khawatir, karena pemerintah Provinsi DKI tak asal mengambil tindakan sebelum berpikir secara matang , karena pemerintah Provinsi DKI sudah memiliki solusi bagi para PSK, penjudi dan pelaku lintas kriminal lainnya untuk tetap mendapat haknya.

Ini bukan soal hak asasi manusia yang selalu didengung-dengkungkan oleh Komnas HAM, tetapi perlu diingat pula hak asasi tiap orang dibatasi hak asasi orang lain. Dan itu artinya secara hukum penggusuran wilayah Kalijodo adalah sah-sah saja, dan jika Daeng Aziz tak terima akan penggusuran itu maka silakan melakukan gugatan. Dan perlu diketahui pula bahwa negara ini selalu menjujung hak asasi manusia, dan oleh sebab itulah kita sering terjebak dalam kesesatan dalam berpikir karena semuanya dibatasi HAM.

Sebagai contoh tindakan polisi dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka saja sudah merupakan pelanggaran HAM, Tapi mau tidak mau, suka tidak suka, ini harus dilakukan karena kita kembalilagi pada prinsip HAM yang sebenarnya bahwa hak asasi seseorang itu adalah dibatasi oleh hak asasi orang lain. Dan ini mutlak dan tak terbantahkan.

Menggusur Kalijodo yang akan dilakukan Ahok dalam waktu dekat ini juga adalah bukti nyata bahwa Ahok taat sekali akan konstitusi bangsa ini. Dalam UUD 1945, Negara berhak menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warga negaranya, dan ini sudah dilakukan Ahok selama ini dengan memindahkan warga dari bantaran sungai ke Rusunawa. Begitupun dengan warga Kalijodo yang juga akan dipindahkan ke Rusunawa atau bahkan diberikan pelatihan kerja oleh pemerintah. Jadi kalau hak asasi manusia terus didengungkan, maka Jakarta tak akan bisa maju. Karena sudah tegas makna dari HAM yang sebenarnya bahwa hak asasi seseorang dibatasi oleh hak asasi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun