[caption caption="Ketua Fraksi Golkar terpilih, Setya Novanto (Dok: Detik.com)"][/caption]
Setelah mundur dari Ketua DPR, Setya Novanto langsung diberikan posisi yang tak kalah istimewanya oleh Golkar munas Bali. Posisi sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR jelas sekali terbaca merupakan sikap atau sebagai bentuk perlawanan nyata dari Setya Novanto terhadap pemerintahan. Setya Novanto ingin menunjukkan bahwa saat ini dia masih kuat , masih punya pengaruh dan masih terus berdiri kokoh dibelakangnya para loyalisnya termasuk semua petinggi Golkar munas Bali.
Namun sikap Setya Novanto yang kembali pamer kekuatan tersebut sesungguhnya hanya malah membuat Kejaksaan Agung makin cepat untuk cepat-cepat memeramnya dalam jeruji besi, Karena bagi Kejaksaan Agung sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak menaikkan dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan, karena minimal dua alat bukti sudah nyata-nyata sudah ditangan penyidik Kejaksaan Agung, dan bisa disimpulkan Setya Novanto hanya tinggal menunggu waktu saja alias cepat lambat akan terjerat di Kejaksaan Agung, Sebagaimana Direktur Pelindo II, RJ lino yang akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan kerugian negarahingga 60 miliar dalam pembelian crane pada 2010.
Kembali ke pembahasan soal mundurnya Setya Novanto. Setya Novanto diketahui memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pengusaha minyak Riza Chalid yang kini sudah kabur ke Singapura dan bahkan hingga saat ini juga, belum ada upaya pencarian terhadap Riza Chalid termasuk penjemputan paksa Riza Chalid oleh Kepolisian Republik Indonesia yang dapat bekerjasama dengan International police, Itu artinya sampai disini, Setya Novanto bisa diibaratkan terjebak oleh permainan Riza Chalid , yakni menunggu hari demi hari menyusul RJ Lino yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, beberapa jam yang lalu.
Diyakini penyidik di Kejaksaan Agung sama sekali tidak akan takut dengan Setya Novanto. Meskipun Setya Novanto ngotot dan membantah bahwa ia tidak terlibat dalam kasus ‘’Papa Minta Saham’’, tetapi minimal dua alat bukti berupa keterangan saksi dan petunjuk berupa rekaman yang merupakan legal sudah menjadi bukti permulaan adanya tindak pidana. Selain itu dorongan kuat dari Jokowi agar kasus ini segera dituntaskan juga membuat Jaksa Agung kian akan mengebut proses hukum Setya Novanto.
Selain itu, keberadaan rekan Setya Novanto, Riza Chalid yang selama ini berada di Indonesia dan sekarang kabur ke Singapura, menguasai sumber-sumber energi di Indonesia hingga membuat Indonesia harus terus mengimpor minyak, Membuat Setya Novanto akan menanggung semua dosa-dosa Riza Chalid yang dalam waktu sekejap mampu mendapatkan 250 Triliun dari bisnis gelap minyak dan gas. Dan bisa dipastikan pula bahwa, status Setya Novanto sebagai orang terkuat di Indonesia akan berakhir di masa pemerintahan Jokowi.
Selain itu, Jika kepolisian Singapura mau bertindak untuk menangkap dan memproses Riza Chalid secara hukum, bisa dilakukan. Hal ini merujuk pada asas universal dalam hukum pidana. Menurut asas tersebut, Jika Riza Chalid berada di Singapura dan terbukti melakukan tindak pidana, atau dinegara mana ia terindikasi melakukan tindak pidana, kepolisian negara setempat tak perlu meminta izin dari negara yang bersangkutan untuk memproses yang bersangkutan. Maksud sederhana dari asas tersebut adalah kepolisian Singapura dapat langsung menangkap dan memeramnya, Namun licinya Riza Chalid membaut polisi Singapura pun takut untuk mengangkap pengusaha minyak yang paling ditakuti di Indonesia maupun Singapura.
Penyebab utama yang membuat polisi Singapura tak sanggup dan tak berdaya menangkap Riza Chalid adalah disebabkan oleh banyaknya keuntungan yang telah diperoleh oleh Riza , Maka apapun akan dilakukan oleh Riza untuk mengamankan dirinya dari ancaman kepolisian baik di Indonesia maupun di Singapura. Dengan keuntungan yang amat sangat besar tersebut rasanya tak masalah jika dia bisa selamat dari hukum yang memang sudah mengintainya, Namun tak berdaya untuk menjeratnya. Dan setelah bekerjasama dan mendapat banyak keuntungan dari bisnis haram minyak yang dilakukan oleh Riza, Kini Novanto sendirian menanggung semua dosa Riza Chalid, Karena Riza Chalid jauh lebih licin daripada Setya Novanto yang kini sudah diujung tanduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H