Mohon tunggu...
-
- Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rusia Pegang Kendali Politik Dunia, Kerahkan Pasukan Paling Brutal, AS-Turki Panik

12 Oktober 2015   19:09 Diperbarui: 12 Oktober 2015   22:40 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="pesawat tempur yang digunakan Rusia dalam operasi militernya menyerang ISIS di Suriah (Dok: Reuters.com)"][/caption]Dunia internasonal dihebohkan dengan keputusan Rusia yang menyerang Suriah, dengan sasaran utamanya yaitu menghabisi kelompok militan ISIS, yang selama ini dikenal sudah hampir menguasai Suriah dan Irak. Menurut informasi yang diperoleh dari berbagai media asing, BBC News, CNN News, Reuters hingga Daily Mail menyebut bahwa, 70% wilayah Suriah sudah dikuasai oleh kelompok militan ISIS, tak hanya wilayah Suriah, 30% wilayah Irak juga sudah dikuasai oleh militan ISIS, yang sangat ngotot mewujudkan kekhalifan islam.

Berangkat dari data-data yang penulis dapat mengenai persentase wilayah yang sudah dikuasai oleh ISIS di Suriah dan Irak, penulis beranggapan bahwa, keputusan Rusia yang menyerang basis-basis, kamp-kamp, serta tempat pelatihan militan ISIS di Suriah adalah sebuah keputusan yang mahabijak sekaligus tindakan yang tepat untuk menyelamatkan Suriah dari kehancuran, karena 30% lagi, wilayah Suriah habis dikuasai oleh kelompok militan ISIS, yang hingga kini masih terus berupaya memperluas wilayah penguasaannya.

Namun, terlepas dari upaya penyelamatan terhadap Suriah dan pemerintahan Presiden Bashar Al Ashad dari kelompok oposisi, keputusan Rusia yang diperintahkan langsung oleh Presiden Vlandimir Putin untuk menyerang Suriah rupanya mendapat tentangan keras dari berbagai negara yang tergabung dalam oposisi, bahkan Inggris dan Turki yang tergabung dalam koalisi tersebut mengeluarkan pernyataan yang provokatif terhadap Rusia, dengan menyatakan bahwa serangan Rusia ke Suriah adalah sebuah kesalahan (Referensi: berbagai media internasional).

Selama ini diketahui bahwa, Amerika Serikat dan negara yang tergabung dalam barisan oposisi lainnya sudah melakukan penyerangan terhadap kelompok militan ISIS di Suriah, namun meskipun jual-beli serangan yang dilakukan oleh Amerika dengan menggunakan senjata canggihnya tersebut, Amerika tetap saja tidak mampu menjinakkan ISIS yang sudah terlanjur tak terbendung. Selama 4,5 tahun lebih, Amerika sudah memerangi ISIS. Namun, yang ada justru saat ini wilayah yang dikuasai oleh militan ISIS kian meluas, bahkan 70% wilayah Suriah sudah ada dalam genggaman tangan ISIS. Amerika Serikat selama ini dinilai Rusia tidak pernah serius dalam membumihanguskan keberadaan ISIS di Suriah, sehingga hampir seluruh wilayah Suriah kini pun terancam dikuasai penuh oleh ISIS.. Tak ingin seluruh wilayah Suriah jatuh kedalam kekuasaan ISIS, Rusia mengambil langkah cepat, atas perintah Presiden Putin, jet-jet tempur, pesawat perang hingga artileri canggih milik Rusia diterbangkan menuju Suriah untuk menyelamatkan Presiden Assad dari kepungan ISIS, yang selama ini kian menjadi-jadi akibat ketidakmampuan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya dalam memerangi kelompok yang menjadi musuh global tersebut.

Kini, dominasi Rusia pun sudah sangat terlihat dalam upayanya menghabisi ISIS yang menjadikan Suriah sebagai markasnya. Namun, dominasi Rusia tersebut seharusnya disambut dengan sukacita oleh dunia internasional, termasuk oleh Inggris dan Turki. Yang terjadi tidaklah demikian, akibat sikap agresif Rusia dalam memerangi teroris ISIS, pesawat milik Rusia masuk wilayah udara Turki dan hal tersebut menimbulkan hubungan kedua negara mulai memanas, hal ini terjadi seiring dikeluarkannya peringatan dari Perdana Menteri Turki yang mengancam akan menembak jatuh pesawat Rusia. Tentunya hal ini bisa memicu terjadinya gesekan yang sangat tajam antara kedua negara bahkan tidak menutup kemungkinan jumah negara yang menentang aksi militer Rusia di Suriah terus bertambah.

Seperti diketahui, saat ini jumlah negara yang tergabung dalam barisan oposisi berjumlah 11 negara, antara lain: USA, Belgia, Kanada, Prancis, Yordania, Australia, Belanda, Denmark, Saudi Arabia, Qatar, dan Turki. Jumlah tersebut bisa bertambah lagi, lantaran hingga saat ini hubungan antara Rusia dengan beberapa negara penyokong oposisi sudah mulai memanas dan diperkirakan tensi hubungan Rusia dengan negara pendukung oposisi Suriah diyakini kian meninggi dan akan berakhir dengan sebuah bencana besar yang tentunya sangat mengerikan, bencana besar yang sangat mengerikan tersebut adalah meletusnya perang dunia ketiga, karena dominasi politik di Rusia sudah ditentang oleh kelompok oposisi.

Potensi meletusnya perang dunia ketiga kian terbuka lebar, setelah beberapa pengamat Timur Tengah, yang sebelumnya menyatakan bahwa Rusia dan negara barat dapat menciptakan perang dunia ketiga di Suriah (Referensi: berbagai media internasional). Apalagi tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh kelompok oposisi sangat membuat berang pemerintah Rusia, khususnya Presiden Vlandimir Putin. Pasalnya tuduhan tersebut menyebut bahwa saat ini Rusia bukanlah menyasar kelompok militan ISIS, melainkan lebih menyasar pada kelompok-kelompok yang mendukung oposisi. tuduhan tersebut dapat diartikan sebagai salah satu bentuk kepanikan luar biasa yang dialami oleh kelompok oposisi. Pernyataan dari berbagai negara pendukung oposisi ini sesungguhnya kian mengobarkan perang terbuka di Suriah. Dunia internasional pun perlu mewanti-wanti tentang kemungkinan terburuk terjadi di Suriah pasca penyataan yang bernada provokasi terhadap Rusia tersebut.

Dominasi Rusia dengan mengerahkan pasukan militernya di Suriah membuktikan kepada dunia bahwa, saat ini sesungguhnya kendali politik dunia sudah berada ditangan Rusia, dan terbukti pula bahwa saat ini, pengaruh Vlandimir Putin, Presiden Rusia di dunia internasional sungguh berpengaruh. Pengaruh politik Putin kian nyata, setelah pemerintah Rusia secara resmi menyatakan keberpihakannya terhadap Presiden Bashar Al Assad yang saat ini sudah terkepung oleh militan ISIS. Berangkat dari alasan bahwa, Rusia tidak mau kecolongan seperti yang terjadi pada Presiden Mesir sebelumnya, Mohhamed Morsi yang terpaksa digulingkan oleh militer, lantaran kurangnya pertolongan dari dunia internasional, maka melalui keputusan politiknya, Putin secara resmi menyatakan akan membantu mempertahankan posisi Presiden Assad dari kepungan ISIS dan kelompok oposisi, termasuk Turki didalamnya, yang ingin mengambilalih kekuasaan dari Presiden Assad. dan pengaruh Rusia dan Putin juga sudah menimbulkan kepanikan, lantaran dana ratusan triliunan yang digelontorkan untuk menyediakan alat pelatihan anggotanya, dalam sekejap hancur luluhlantak oleh militer Rusia.

Potensi terjadinya perang dunia ketiga kian terbuka lebar, setelah Presiden Putin menyatakan bahwa, Rusia mengerahkan pasukan khusus paling efisien dan brutal yang dimiliki oleh militer Rusia: Spetsnaz. (Koran Tempo: Senin, 12/10/2015). Bahkan saat ini sudah ada beberapa unit Spetsnaz menuju Suriah untuk menggebuki ISIS. Pengiriman Spetsnaz inilah yang menjadi tuduhan berikutnya dari dunia barat terhadap Rusia, dengan mengerahkan Spetsnaz, Rusia dituduh sengaja mementingkan kepentingan politik Presiden Assad, yang saat ini sudah terkepung oleh militan ISIS.

Bahkan pengerahan Spetsnaz ini disebut-sebut untuk mempersiapkan dukungan serangan darat dari Rusia terhadap pemberontak yang ingin menjungkirbalikkan Presiden Assad dari kekuasaanya. Perlu diketahu bahwa, saat ini ada enam negara yang mendukun penuh Presiden Assad, antara lain: Rusia, Syria, Iran, Irak, Lebanon dan China.

Spetsnaz, yang tergabung denagn divisi ketujuh, memiliki reputasi yang mengerikan. Dibentuk dalam beberapa tahun terakhir untuk melakukan misi pencarian terhadap para jihadis yang melakukan aneka kejahatan terhadap tentara Rusia di Chechnya. (Koran Tempo: Senin, 12/10/2015).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun