Mohon tunggu...
-
- Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Turki Bermain Api, Beruang Merah Marah Besar

28 November 2015   18:12 Diperbarui: 28 November 2015   18:34 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan (Dok: Reuters.com)"][/caption]

Ketegangan di Timur Tengah kembalI meningkat setelah Rabu (25/11/2015) lalu, Jet F-16 Turki menembak jatuh sebuah jet tempur sukhoi Rusia SU-24. Ketegangan hubungan antar kedua negara pun diyakini akan terus memanas, Karena sesungguhnya Rusia tidak dapat terima dengan tindakan Turki yang menembak jatuh jet tempur Rusia SU-24, Bahkan pihak Rusia pun menyebut bahwa tidak ada peringatan dari radar Turki terkait jet tempur SU-24 milik Rusia yang dituduh melanggar wilayah udara Turki hingga sejauh 1,36 mil, dan sepanjang 1,15 mil selama 17 detik.

Faktanya tidak ada peringatan apa-apa, baik radio maupun visual,’’tutur Murakhtin di pangkalan udara dekat Letakia, Suriah, sebagaimana yang dikuip dari laman Tempo.co. Kemudian Murakhtin yang merupakan kopilot yang selamat kembali mempertegas bahwa’’ Tidak. Itu tidak mungkin bahkan satu detik pun’’ Ujar Murakhtin kepada media Rusia, sebagaimana yang dikutip dari laman Al-Jazeera. Pernyataan kopilot yang selamat tersebut makin menguatkan dugaan bahwa saat ini Turki tengah bermain api dengan sengaja menembak jatuh jet Rusia yang menurut otoritas Turki melanggar wilayah udara Turki.

Penembakan jet tempur Rusia oleh Jet F-16 milik Turki tak lain disebabkan skenario yang kini tengah dipersiapkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyib Erdorgan. Menembak jatuh jet tempur Rusia tersebut bisa jadi menjadi salah satu alasan Turki untuk terus memukul mundur Rusia dari arena pertempuran di Suriah, yang mana diketahui bahwa dukungan Rusia terhadap Presiden Suriah, Bashar Al-Assad sangatlah kuat dan bahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin pun pernah menyebut bahwa Rusia akan memberikan dukungan yang tak terhingga kepada Assad, Karena Rusia tak ingin Assad bernasib sama seperti Muammar Kahddafi dan Husni Mubarak yang tewas akibat keterlambatan Rusia menolong keduanya tersebut.

Namun apa yang dilakukan oleh Turki terhadap jet tempur Rusia tersebut tentunya akan membawa dampak atau konsekuensi yang sangat besar yakni bahwa Rusia akan memutuskan kerjasama di bidang ekonomi dengan Turki sebagai imbas atas penembakan jet tempur Rusia oleh Turki, yang memang tak dipungkiri, Turki memiliki dendam kesumat terhadap Rusia, lantaran dominasi Rusia yang mendukung penuh Assad di Suriah sudah membuat Turki bersama teman koalisinya yang tergabung dalam koalisi Amerika Serikat tersebut agak sedikit tertekan dan frustasi dalam menguasai ladang minyak bersama dengan ISIS yang merupakan sahabat karibnya dengan dalih ikut pula menghancurkan ISIS.

Namun, Turki jangan lupa bahwa negara semacam Turki dapat hancur luluhlantak oleh Rusia yang dikenal memiliki kehebatan terkait nuklir. Namun disisi lain, Rusia juga tak boleh lupa, sejak Erdorgan menjadi Presiden Turki, tampaknya kini Turki sudah membukakan mata dunia internasional bahwa saat ini Turki juga menjadi bagian negara yang sangat patut diperhitungkan dikancah internasional, Karena terbukti jet tempur milik Rusia pun ditembak jatuh oleh Turki dengan alasan bahwa jet tempu Rusia melanggar wilayah udara Turki saat bermanuver menghancurkan ISIS.

Dan yang terbaru, Rusia melakukan penahanan terhadap 38 pengusaha asal Turki saat melakukan pertemuan di salah satu tempat di Rusia, yang menurut Rusia, 38 pengusaha Turki tersebut melanggar mengenai visa. Tak hanya itu saja, Tampaknya kini lahan perlahan ekonomi Turki akan mulai terganggu pasca sanksi embargo yang diberikan oleh Rusia terhadap Turki yang menembak jatuh jetnya, Salah satu fakta yang menunjukkan bahwa semua makanan, minuman dan produk impor dari Turki dilarang memasuki Rusia oleh Imigrasi Rusia, dan ini sesungguhnya akan memukul perekonomian Turki.

Apalagi diketahui bahwa selama ini, wisatawan Rusia merupakan salah satu wisatawan terbesar yang selalu mengunjungi Turki. Bebas visa yang selama ini diberlakukan Rusia terhadap Turki juga akan mulai dibekukan mulai 1 Januari 2016 mendatang. Kebijakan ini dipastikan akan berpengaruh besar terhadap pariwisata Turki. Sanksi yang diberikan oleh Rusia terhadap Turki tersebut diyakini atas kemarahan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang merasa bahwa Turki yang harus meminta maaf bukan sebaliknya memerintahkan Rusia meminta maaf pada Turki yang jelas-jelas bersalah karena menembak jatuh jet Rusia, Sekaligus menuduh Rusia bermain api. Apalagi sebelumnya dinyatakan bahwa tidak ada peringatan dari pihak Turki bahwa jet Rusia tersebut melanggar wilayah udara Turki. Kini kian jelas, Siapa yang bermain api, Rusia atau Turki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun