[caption caption="Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah (Dok: Detik.com)"][/caption]Â Posisi Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah nampaknya sudah makin tak aman lagi. Hal ini terjadi karena saat ini posisi Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua DPR sedang digoyang-goyang oleh Partai Keadilan Sejahterah (PKS). Dugaan pelanggaran disiplin oleh Fahri Hamzah saat ini pun akan akan segera dituntaskan di Mahkamah Partai.
Sanksi yang paling berat yang bisa dijatuhkan Mahkamah Partai adalah pemecatan. Dugaan pelanggaran disipilin yang dituduhkan partai dakiwah terhadap ustad Fahri Hamzah pun diyakini akan membuat Fahri Hamzah, salah satu vokalis keblinger dari parlemen akan terpental dari posisinya saat ini sebagai Wakil Ketua DPR. Ada 5 alasan yang membuat Fahri Hamzah bisa terpental dari posisinya saat ini.
Pertama. Beberapa pekan lalu, Elit Partai Keadilan Sejahterah (PKS) yang kini dipimpin Sohibul Iman sebagai Presiden PKS, berkunjung ke istana bertemu dengan Presiden Jokowi. Alasan pertemuan itu pun sangat sederhana yakni  menudukug semua program pemerintahan Presiden Jokowi dan hanya ingin bersilahturahmi biasa dan tak ada rencana sama sekali untuk masuk ke dalam pemerintahan sebagaimana saat ini yang sudah dilakukan oleh PAN, yang kemudian disusul Golkar Munas Bali.
Sesungguhnya, dalam politik tak ada yang namanya kunjungan biasa, terlebih lagi kunjungan tersebut dilakukan pada saat isu kocok ulang kabinet sedang berhembus kencang bagaikan angin puting beliung, yang mana jika tak menyelamatkan diri , dan terus berada di luar, pasti akan jadi korban dari angin puting beliung tersebut
Ilustrasi tersebut tepat untuk menggambarkan Partai Keadilan Sejahterah saat bersilahturahmi dengan Presiden Jokowi. Menjadi tepat karena PKS tentunya tak mau jadi korban Koalisi Merah Putih, yang mana jika PKS tetap berada di luar pemerntahan, Maka bisa dipastikan PKS akan terus jadi korban dan menderita jika tak masuk ke dalam pemerintahan. Oleh sebab itu silahturahmi elit PKS beberapa waktu lalu dapat membuat Fahri Hamzah terpental dari posisinya saat ini.
Kedua. Kritikan tajam Fahri Hamzah yang selalu ditujukan terhadap pemerintahan Jokowi-JK dianggap oleh Presiden PKS, Sohibul Iman sebagai tindakan yang sangat berbahaya dan mematikan citra PKS jika Fahri Hamzah tidak dimundurkan melalui sanksi yang akan diterimanya dari Mahkamah Partai. Karena bagi Sohibul Iman, memundurkan Fahri Hamzah dari posisinya saat ini sebagai Wakil Ketua DPR, akan membuat citra partai dakwah ini akan kembali diperhitungkan pada pemilu 2019 mendatang. Sohibul Iman sangat berbeda dengan Anis Matta. Bagi Sohibul, yang selalu mencoreng sekaligus merusak citra partai dakwah haruslah disingkirkan, demi mengembalikan nama baik partai dakwah ini.
Ketiga. Tentu Sohibul Iman loebih cerdik dari Fahri Hamzah. Sohibul Iman tahu bahwa Fahri Hamzah yang selama ini dikenal agak keblinger ini sudah merusak nama besar PKS sebagai partai dakwah, tentunya tak ada cara lain untuk membuat Fahri terdepak dari posisinya yakni akan menjatuhkan sanksi sebagai bentuk hukuman akibat pelanggaran disiplin yang diarahkan pada loyalis Anis Matta tersebut. Terlebih lagi saat ini Fahri sedang ditembak dari dua sudut. Pertama oleh Majelis Tahkim PKS dan kedua oleh Mahkamah Partai PKS.
Keempat. Kesolidan dalam internal Partai Keadilan Sejahterah saat ini sungguh betul-betul dimanfaatkan sepenuhnya oleh Sohibul Iman. Sohibul Iman sadar bahwa jika terus mempertahankan Fahri Hamzah , hal tersebut bukan hanya mencoreng dan makin merusak nama besar partai dakwah, tetapi juga menggambarkan secara jelas bahwa Sohibul tidak berdaya menghadapi Fahri Hamzah. Maka tak ada cara lain bagi Sohibul Iman untuk menertibkan Fahri Hamzah selain daripada menjatuhkan sanksi pada loyalis Anis Matta tersebut. Terlebih lagi tidak masuknya Fahri dalam struktur DPP PKS kian membuktikan lagi bahwa Fahri sudah tidak diperhitungan lagi posisinya oleh Sohibul, ini dilakukan karena selama ini Fahri Hamzah selalu membuat kegaduhan internal pemerintahan, dan berdampak sangat buruk bagi Sohibul yang baru memulai langkah majunya bersama PKS.
Kelima. Sohibul Iman paham betul bahwa untuk dapat masuk ke dalam pemerintahan tentunya harus mengatasi dulu ganjalan atau penghalang yang selama ini yang paling keras pula dalam mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi. Jika ganjalan itu dibiarkan, Maka PKS akan mengalami perpecahan sebagaimana yang dialami oleh Golkar dan PPP akibat berbeda dukungan. Dan bisa dipastikan pula bahwa Fahri Hamzah tidak akan pernah ihklas mendukung Presiden Jokowi. Dan terjadilah perpecahan pada internal PKS. Terlebih lagi untuk mengganti posisi Fahri di DPR sangat mudah jika UU No 17/2014 tidak jadi direvisi oeh PDIP.
Kini, jajaran elit PKS yang kini sudah memiliki pemikiran-pemikiran revolusioner tentunya sudah tidak ada cara lain lagi kecuali mendepak Fahri Hamzah melalui sanksi yang sudah disiapkan oleh Mahkamah Partai PKS dan Majelis Tahkim PKS. Dan dengan begitu langkah mulus PKS untuk masuk ke dalam pemerintahan pun akan terwujud seiring terdepaknya Fahri Hamzah dari krsi Wakil Ketua DPR serta dijatuhinya sanksi terberat berupa pemecatan. Sikap Fahri yang terus melawan partai dakwah ini, Akan membuat Fahru ceat terdepak dan tersingkir dari PKS akibat sanksi berat yang kini sudah disipakan oleh Sohibul Iman melalui Mahkamah Partai PKS dan Majelis Tahkim PKS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H