Mohon tunggu...
Ricky Sebastian
Ricky Sebastian Mohon Tunggu... Lainnya - Building Manager at Tamansari Skylounge

apakah diri kita sudah benar - benar memiliki loyalitas terhadap negaramu dan agamamu? apakah kita sudah benar - benar membenci tirani dan diktatoral? lebih baik kita menjadi pengemis ilmu dari pada kita menjadi penjilat penguasa...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Refleksi dari Sebuah Pengkhianatan Ephialtes dan Kemunduran bagi Yunani

2 November 2023   19:11 Diperbarui: 2 November 2023   19:14 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ricky_reach Production

Peperangan antara Pasukan Sparta Yunani yang dipimpin oleh Raja Leonidas melawan serbuan pasukan Persia yang dipimpin oleh Xerxes di Thermopylae ternyata mampu merubah sejarah kerajaan Yunani yang tumbang di tangan Bangsa Persia pada 480 SM. Gugurnya pasukan ksatria Sparta bersama sang Raja yang gagah berani seperti Leonidas dalam pertempuran di Thermopylae dan akhirnya pasukan Persia mampu menaklukan wilayah-wilayah Yunani hingga ke Athena (Kota para Dewa) dalam mitologi Yunani.

Kekalahan Yunani di perang Thermopylae tidak lepas dari sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh bangsanya sendiri dari seorang yang dihargai dan di lindungi oleh sang Raja yaitu Ephialtes, namun perlindungan dan penghargaan dari Raja Leonidas disalahartikan oleh Ephialtes hingga beliau tega menjadi pengkhianat dengan memberikan informasi strategi perang dan jalan masuk pasukan Persia untuk mengepung tentara Sparta pimpinan Leonidas. Ephialtes tidak menyadari dampak dari pengkhianatan tersebut menjadi awal kehancuran dan masuknya penjajahan Kerajaan Persia atas Yunani.

Sebuah pengkhianatan akan menimbukkan kerugian dan kekacauan di dalam sebuah bangsa dan embrio dari pengkhianatan biasanya timbul dari hasrat akan kekuasaan, kejayaan dan kekayaan sehingga manusia lupa akan asal dan tujuan dalam sebuah perjuangan dan menjaga marwah sebuah bangsa. Alasan Psikologis manusia berkhianat adalah Berbohong yang terus Ber-ulang, Punya Kuasa Kebal Aturan, Tidak Punya Integritas, Egois dan Serakah serta Iri Dengki. Menukil dari seorang Professor Psikolog, bahwa Pengkhianatan menandakan bahwa "Si Pengkhianat tak peduli, atau tak menghargai hubungannya dengan pihak yang dikhianati".- Julie Fitness, Profesor Psikologi Macquarie University, Australia.

Suatu sikap Pengkhianatan di era Modern saat ini yang menganut sistem keterbukaan, kebebasan pendapat dan kemajuan intelektual masyarakat jelas menjadi musuh bersama masyarakat modern, karena sikap khianat memiliki dampak yang sangat besar dalam menciptakan un-stabilitas politik, hukum, keamanan, ekonomi dan berimbas kepada perpecahan suatu bangsa. Sikap Khianat di era modern seringkali melibatkan para pemangku kebijakan, ucapan dan tindakan seringkali tidak sesuai dan pada akhirnya mendegradasi konstitusi, nilai keadilan, kepercayaan masyarakat karena memiliki imunitas hukum dari sebuah kekuasaan dan ambisi melanggengkan kekuasaan secara kontinyu yang pada akhirnya terjebak dengan sebuah tindakan nepotisme ditubuh kekuasaan dengan membangun dinasti politik secara massif dan kolektif untuk mempertahankan kekuasaan dikarenakan lemahnya check and balance dari Pihak diluar kekuasaan yang diakibatkan oleh besarnya wewenang kekuasaan tersebut dan kesadaran masyarakat dan para elite yang hanya ber-orientasi kepada kepentingan meraih kekuasaan semata dan menghilangkan esensi dari konstitusi, etika, moral, etis, rasa empati yang hilang dan menghilangkan tujuan utama sebuah kekuasaan, yaitu menciptakan rasa keadilan, membangun kesejahteraan dan merawat persatuan dan kesatuan sebagai bentuk menjaga kedaulatan dan martabat bangsa secara komprehensif.

Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dengan berhimpunnya ribuan suku bangsa  yang dapat disatukan dalam sebuah kesepakatan bersama, yaitu Pancasila tetap selalu menjadi tujuan bernegara dalam menciptakan keadilan, persatuan, kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia secara merata sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa dan seluruh pahlawan yang merebut kemerdekaan dengan darah, keringat dan tetesan air mata dan diberikan pemimpin-pemimpin yang hebat, amanah, serta mampu membawa Bangsa Indonesia mencapai kemajuan dan kemandirian sebuah bangsa yang berdaulat dan bebas dari praktik KKN yang menjadi penyakit dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.

Ricky S, Hafiz

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun