Mohon tunggu...
RICKY SAFRIJAL
RICKY SAFRIJAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan Pernah Menyerah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

4 Makam Wali dan Ulama di Surabaya yang Diharap Barokahnya Wajib Dikunjungi

3 April 2022   09:33 Diperbarui: 3 April 2022   09:53 6145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

4 Makam Wali di Surabaya, Jawa Timur

Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan sebagai kota metropolitan. Daerah Surabaya pada zaman dahulu adalah sebagai gerbang utama untuk masuk ke wilayah ibukota Kerajaan Majapahit dari arah lautnya yaitu muara kali mas. Pada tanggal 31 mei 1293 kota Surabaya mengalami kemenagan yang dikuasai oleh Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya dalam menghadapi pasukan Mongol.


Selain itu dengan perkembangannya yang sudah mengalami kemerdekaan dan mengalami pengembangan di Surabaya, beragam fasilitas desinasi atau objek sejarah, objek wisata ataupun objek religi juga mulai berkembang untuk mengenang jasa pahlawan, sebagai sarana kecintaan terhadap kota Surabaya dan lain sebagainya. 

Saat ini kami merangkum destinasi wisata religi atau makam para waliyullah yang berada di Surabaya, Jawa Timur antara lain sebagai berikut :

Postersunanbungkulsurabaya
Postersunanbungkulsurabaya
1. Wisata Religi Makam Sunan Bungkul


Wisata religi makam Sunan Bungkul berlokasi di Jalan Taman Bungkul, Desa Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sunan Bungkul memiliki nama asli bernama Ki Ageng Supo atau juga Mpu Supo merupakan seorang bagsawan berasal dari Kerajaan Majapahit yang ketika telah masuk agama Islam nama beliau diganti dengan nama Ki Ageng Mahmudin.


Pada abad ke 15 Sunan Bungkul merupakan salah satu pendakwah mensyiarkan agama Islam di Kerajaan Majapahit. Sunan Bungkul merupakan mertua dari kanjeng Sunan Ampel tetapi juga ada yang mengatakan beliau merupakan mertua dari kanjeng Sunan Giri.

Sunan Bungkul memiliki seorang putri bernama Dewi Wardah, beliau ingin menjodohkan putrinya dengan membuat sayembara yakni menawarkan kepada kaum lelaki yang dapat memetik buah delima milik beliau akan dijodohkan dengan putrinya tersebut. Berbagai orang mencobanya dan akhirnya tidak bisa, serta terdapat orang yang meninggal akibat terjatuh dan terpeleset dipohon tersebut.


Hingga akhirnya datanglah Sunan Giri yang merupakan murid dari Sunan Ampel, lalu dengan mudahnya buah delima tersebut terjatuh di tangan Sunan Giri lalu memberikannya kepada gurunya yakni Sunan Ampel. 

Pada cerita lainnya Sunan Bungkul sengaja memetik delima tersebut dan menghanyutkan ke arah sungai, lalu delima tersebut mengalir dan akhirnya ditemukan oleh Sunan Giri yang pada saat itu beliau sedang mandi di sungai dan menemukan delima tersebut. 

Lalu Sunan Giri memberikan buah tersebut kepada guru beliau Sunan Ampel dan akhirnya Sunan Bungkul menikahkan putrinya dengan Sunan Giri yang saat ini memiliki dua istri yakni Dewi Murtosiah puteri Sunan Ampel dan Dewi Wardah puteri Sunan Bungkul.

Postersunanbotoputihsurabaya
Postersunanbotoputihsurabaya
2. Wisata Religi Makam Sunan Botoputih


Wisata religi makam Sunan Botoputih berada di Desa Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sunan Botoputih atau biasa disebut dengan nama Ki Ageng Brondong salah satu seorang yang memiliki peran dalam menyebarkan dakwah agama Islam di Kota Surabaya.


Sunan Botoputih merupakan seorang bangsawan berasal dari Kerajaan Blambangan putera Pangeran Kedawung yang menyebarkan dakwah ajaran agama Islam pada abad ke 15 di Surabaya. Pada waktu itu Sunan Botoputih keluar dari kerajaan dan berlaut selama beberapa waktu diatas alat penangkap ikan tanpa minum ataupun makam yang terbawa ombak dan ditemukan di pantai sekitar Sedayu ditemukan oleh Kiyai Kendil Wesi.


Ketika ditemukan badan beliau dipenuhi oleh karang dan keong sampai menutupi tubuhnya layaknya bakaran jagung yang biasa disebut brondong. Dari hal tersebut beliau mendapatkan julukan bernama Kiyai Ageng Brondong. Lalu beliau dirawat oleh Kiyai Kendil Wesi dan istri beliau sampai kondisi pulih. 

Semenjak mengetahui pendalaman keilmuan agama yang dimiliki Ki Ageng Brondong beliau mendapatkan amanah untuk berkunjung ke Ampel Dento Soroboyo untuk dapat berdakwah mensyiarkan agama Islam dan akhirnya beliau menetap di sana tepatnya berada di Dukuh Botoputih, dan beliau mendapatkan julukan Sunan Boloputih.

Postersyekhumarsumbosurabaya
Postersyekhumarsumbosurabaya
3. Wisata Religi Makam Wali Habib Syekh Umar Sumbo


Wisata religi mamak wali Habib Syekh Umar Sumbo terletak di Desa Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Pada awal mulanya tepatnya pada abad ke 19 yakni pada tahun 1880, terdapat nelayang yang sedang mencari mata pencahariannya di laut menemukan seorang jasad manusia yang berada di pinggir pantai, lalu jasad tersebut dipindahkan oleh nelayan ke tengah laut agar tidak kembali ke tepi pantai, tetapi selang beberapa waktu jasad tersebut kembali ke pinggiran pantai kembali, dan diulangi beberapa kali dan akhirnya kembali lagi ke tepi pantai. 

Lalu nelayan tersebut menceritakan perihal tersebut kepada KH. Hasbullah, beliau seorang tokoh islam yang sangat alim dan beliau menyampaikan bahwasannya jasad tersebut merupakan jasad seorang yang baik, dan suci serta alim yang diduga bernama Syekh Umar Sumbawa yakni seorang wali yang berasal dari daerah Sumbawa. 

Lalu warga tersebut mempersiapkan tempat pemakaman di sekitar tepi pantai tersebut dan tiba-tiba ternyata sudah tersedia tempat makam yang baru dan kosong untuk meletakkan jasad tersebut.


Pada waktu proses pemandian jenazah tersebut memiliki aroma yang wangi dan harum. Ketika KH.Hasbullah tutup usia beliau dimakamkan bersebelahan dengan makam Syekh Umar Sumbawa tersebut. 

Terdapat hal mistik ketika berkungjung pada malam hari di makam yakni tiada penerangan lampu listrik karena ketika dipasang penerangan listrik tersebut dimalam hari senantiasa terjadi kerusakan, dan hal tersebut terjadi berulang-ulang sehingga pengunjung yang berziarah pada malam hari diperkenankan menggunakan lilin atau lampu minyak dan sebagainya
sebagai penerangan ketika berziarah.

Postersayidaliasghorsurabaya
Postersayidaliasghorsurabaya
4. Wisata Religi Makam Sayyid Ali Asghor


Wisata religi makam Sayyid Ali Asghor berada di Desa Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Sayyid Ali Asghor merupakan salah satu ulama Islam yang sangat berpengaruh di masyarakat Surabaya terkait berdakwah mensyiarkan agama Islam. 

Sayyid Ali Asghor adalah putera dari Sayid Ali Akbar beliau merupakan salah satu pejuang perlawanan penjajah di Surabaya serta menjadi pelopor kampung Santri Ndresmo.


Sayid Ali Akbar mengajak putera beliau untuk dapat bertempur menghadapi para penjajah serta penjagaan Ndresmo. Sayid Sulaiman Mojoangung rela menjadikan kediaman beliau sebagai tempat perundingan untuk menyusun strategi melawan para penjajah
dan pada tanggal 10 November terjadilah peperangan menghadapi penjajah dan Ndresmo menjadi tempat strategis dalam penyusunan strategi dan sebagai tempat singgah para pemuda atau santri Jawa Timur.

Terimakasih

Semoga Bermanfaat

By. Ricky Safrijal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun