Mohon tunggu...
Ricky Rinaldi
Ricky Rinaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membuat vlogger random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

G30S/PKI dan Sosiologi Komunikasi: Sebuah Analisis Peristiwa Kelam yang Kompleks

14 Juli 2024   19:20 Diperbarui: 14 Juli 2024   19:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965 merupakan salah satu babak paling kelam dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini masih diselimuti kabut misteri dan perdebatan, dan meninggalkan luka mendalam bagi bangsa. Sosiologi komunikasi menawarkan lensa yang menarik untuk menganalisis peristiwa ini, dengan fokus pada bagaimana komunikasi, media, dan identitas memainkan peran penting dalam shaping narasi dan pemahaman publik.

1. Komunikasi dan Propaganda: Membangun Narasi yang Berbeda

Baik pihak PKI maupun Orde Baru menggunakan komunikasi dan propaganda secara masif untuk membangun narasi yang menguntungkan mereka. PKI menggunakan media massa dan jaringan bawah tanah untuk menyebarkan ideologi mereka dan memobilisasi massa. Di sisi lain, Orde Baru memanfaatkan media massa dan kekuatan militer untuk membangun citra PKI sebagai dalang G30S/PKI dan komunis sebagai ancaman terhadap bangsa.

2. Media Massa dan Framing Peristiwa:

Media massa memainkan peran penting dalam shaping narasi G30S/PKI. Orde Baru mengendalikan media massa dan menggunakannya untuk menyebarkan versi resmi peristiwa tersebut, yang menyalahkan PKI dan memicu aksi balas dendam anti-komunis. Media massa juga berperan dalam membangun citra PKI sebagai organisasi yang berbahaya dan anti-Pancasila.

3. Identitas dan Stigma: Dampak Sosial yang Berkepanjangan

Peristiwa G30S/PKI memiliki dampak sosial yang berkepanjangan, terutama bagi mereka yang diidentifikasikan sebagai komunis atau simpatisan PKI. Stigma dan diskriminasi terhadap mereka dan keturunan mereka masih terasa hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bagaimana komunikasi dan konstruksi identitas dapat memiliki konsekuensi sosial yang serius.

4. Tantangan Interpretasi dan Rekonsiliasi:

Kompleksitas peristiwa G30S/PKI dan berbagai versi yang beredar membuat interpretasi dan rekonsiliasi menjadi sebuah tantangan. Diperlukan upaya untuk membuka akses informasi yang lebih luas dan mendorong diskusi yang terbuka dan kritis tentang peristiwa ini. Sosiologi komunikasi dapat membantu memahami bagaimana komunikasi dan konstruksi sosial membentuk narasi G30S/PKI dan membuka ruang untuk interpretasi dan rekonsiliasi yang lebih objektif dan inklusif.

5. Kesimpulan:

Peristiwa G30S/PKI merupakan contoh bagaimana komunikasi, media, dan identitas memainkan peran penting dalam shaping sejarah dan pemahaman publik. Sosiologi komunikasi menawarkan perspektif yang berharga untuk menganalisis peristiwa ini, dengan fokus pada bagaimana komunikasi dan konstruksi sosial membentuk narasi dan berdampak pada masyarakat. Memahami kompleksitas G30S/PKI melalui sosiologi komunikasi dapat membantu kita untuk belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih inklusif dan toleran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun