Mohon tunggu...
Ricky Permana P
Ricky Permana P Mohon Tunggu... profesional -

..menjadikan hidup lebih berarti, karena hidup itu hanya sekali..\r\n\r\nhttp://rickypermanap.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Ngawur: Om Pascal Sedang Stress???

15 Juli 2012   06:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:56 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih ingat dengan rumus P = F/A ? Yup, rumus hidrostatik ini dikenal dengan hukum Pascal, rumus yang dipake untuk mengukur tekanan (P) yang dihasilkan akibat gaya luar (F) yang mengenai unit area (A). Dimana hubungan antara tekanan (P) berbanding terbalik dengan luasan area (A). Semakin besar luasan area maka semakin kecil tekanan yang dihasilkan. Dan sebaliknya jika luasan area semakin kecil maka tekanan yang dihasilkan pun semakin besar. Sederhana kan...hehe

Ngomong-ngomong tentang fisika dan mencoba menarik cerita ke belakang, tepatnya cerita dinamika ilmu pengetahuan di dunia Eropa - Yunani tempat berkumpulnya para filsuf, sempat muncul sebuah pertanyaan di pikiranku, apakah rumus-rumus fisika yang selama ini aku pelajari semuanya berasal dari pendekatan empiris? Karena setiap aku membaca jurnal science selalu mengatakan teori maupun metode penelitian yang dipake melalui pendekatan empiris? Apakah tidak ada yang melalui pendekatan rasional? Apakah memang jam terbang membacaku yang kurang sehingga aku gak tau? Ataukah memang otakku saja yang lemah dalam memahami pengetahuan? hehe

Pendekatan empiris dan pendekatan rasional itu jelaslah beda. Dulu orang Yunani menyebutkan sumber ilmu pengetahuan itu hanya ada dua yaitu indra dan akal. Kaum rasionalis menggunakan dua sumber itu untuk memperoleh pengetahuan contohnya Descartes, Hegel dan para gengnya. Kaum empiris hanya memakai indra karena indra adalah alat untuk berhubungan dengan materi yang ada di alam realita ini. Contoh kaum empiris ini adalah John Locke yang terkenal dengan sensualisme-nya. Dan orang-orang yang gaya berpikir seperti John Locke inilah orang-orang yang tidak mempercayai metafisika seperti tentang kebenaran Tuhan. So,apakah penelitian selama ini yang melalui pendekatan empiris hanya sebatas menggunakan indra tanpa akal? Apakah ini sebabnya kenapa kok penelitian tidak langsung berhasil, butuh berkali-kali riset untuk menyempurnakannya, karena indra memiliki peluang mengalami salah yang cukup besar? Apakah slogan-slogan pendekatan empiris dalam penelitian adalah cara halus untuk mempertanyakan hakekat metafisika? Hehe,kalo ini pertanyaan ngawur...

Kembali lagi ke rumus hidrostatik dan Om Pascal. Aku gak tau cerita detail bagaimana Om Pascal menemukan rumus itu, yang aku tahu hanyalah filofis terapannya. Bisa jadi melalui pendekatan empiris, namun bisa jadi melalui pendekatan rasional. Sekedar ingin berspekulasi, mungkin Om Pascal saat itu sedang stress yah,banyak masalah kehidupan yang dialaminya, entah hutang, masalah keluarga atau apalah itu..hehehe. Kemudian dia melakukan perenungan mencari jawaban jalan keluar (melankolis banget om..^.^v) dan akhirnya dia menemukan kuncinya. Bahwasanya jika hati kita lapang (berserah diri) dan memiliki kebijaksanaan, maka sebanyak apapun masalah hidup yang dialami maka semakin kecil tekanan hidup yang dirasa. Kayaknya sih gitu, jadi Om Pascal itu mengajak ke kita semua untuk terus melatih hati dan kebijaksanaan di setiap pribadi biar seberat apapun masalah yang dihadapi, kita selalu tegar (tidak ada tekanan batin). Alih-alih mau menyampaikan pesan kehidupan ini di ilmu pengetahuan, salah satunya fisika, maka Om Pascal menganalogikan luasnya hati pikiran dengan simbol A (luasan unit area), masalah hidup yang disimbolkan dengan F (gaya luar) dan tekanan batin yang disimbolkan dengan P (tekanan). Hehe..baik bener Om.



*cerita ini hanyalah ilusi. Hasrat untuk menggali potensi diri dengan melakukan training berpikir bahwa ada pesan-pesan tak tampak yang harus dipahami. Gali, gali dan terus menggali. Hingga akhirnya kutemukan jurang dan kuterjunkan diri. Hanya kebahagiaan hakiki-lah yang sedang ku cari...

~ RPP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun