Mohon tunggu...
Ricky Permana P
Ricky Permana P Mohon Tunggu... profesional -

..menjadikan hidup lebih berarti, karena hidup itu hanya sekali..\r\n\r\nhttp://rickypermanap.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebenaran Mahasiswa?

12 Februari 2012   14:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih ingatkah kasus terungkapnya contekan massal di salah satu SD kota Surabaya? Pengungkapan ini membuahkan A'am dan sekeluarganya mendapatkan stigma negatif bahkan tindakan yang tidak mengenakkan dari tetangganya. A'am dan sekeluarga terusir dari kampung halaman. Kasus ini merupakan salah satu wajah kondisi masyarakat kita. Kondisi yang sulit untuk menerima kebenaran. Masyarakat kita sedang sakit.

Tidak hanya masyarakat umum yang sedang sakit, ternyata masyarakat di dalam kampus ini pun juga mengidap penyakit ini. Bahkan yang paling mengherankan, mereka yang katanya idealis dan seorang aktivis ternyata sama saja, sulit menerima kenyataan dan kebenaran meski sudah ditunjukkan dengan bukti/data. Mereka hanya berpihak pada kelompoknya, bukan berpihak pada asas kebenaran. Dan cerita yang cukup menyedihkan pula, mahasiswa "ber-idealis" itu ternyata kongkalingkong menciptakan opini yang membuat si pengumbar data itu terpojokkan.

Hehehe, ternyata benar juga pepatah yang mengatakan "sejarah itu pasti terulang kembali". Sejarah keberpihakan pada suatu kelompok dan menolak kebenaran. Sejarah pra-Islam, sejarah pra-kemerdekaan, sejarah tahun 66, itu adalah kesekian sejarah yang ada.

Jangan bersedih saudaraku yang senantiasa berjuang untuk menyampaikan kebenaran, meskipun hasil yang didapatkan tak semanis gula. Yakinlah dengan usahamu itu, karena pengalaman seperti itu membuat engkau memiliki karakter dan kepribadian kuat. Tan Malaka, Soekarno, Soe Hok Gie, Ahmad Wahib, RM Suwardi Suryaningrat adalah pendahulu kita yang telah mengalami itu semua. Sekarang giliran kita untuk menciptakan sejarah tersebut. Meskipun kesendirian dan pengasingan adalah teman yang akan menemani selama berproses.

Bagi mereka yang tidak mengindahkan kebenaran dan selalu menyusupkan kepentingan yang bukan kepentingan mahasiswa, silahkan minggir. Karena ini adalah kampusku dan kampus kita semua, bukan kampus milik partai, kelompok berideologi dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun