"Jangan membuat kesalahan dengan berpura-pura lupa, Naina."
"Aku tidak mengerti. Aku akan pergi!"
Lagi-lagi tubuhku kini melayang, tawa wanita anggun itu mulai menyeramkan dan membuat aku takut.
"Hahahaaa. Aku ingin jiwamu, Naina. Jiwamu! Hahahaaa."
Bruuaaakk! Sosok wanita itu pun mendorongku.
Kini Tubuhku yang terpental dari lantai tiga ke lantai bawah. Semua pun terasa gelap, darah mengalir di sekujur tubuhku. Hanya jeritan histeris Mama dan Papa pun tangisannya yang terdengar. Entah berapa lama jiwaku akan bertahan. Wanita itu selalu mengikuti jiwaku. Dia menginginkanku. Namun, ada hati di sini yang tak ingin pergi meninggalkan Mama dan Papa. Sekarang jiwaku akan bersatu dengan cermin pembawa petaka.
End
Naina Jang
KALTAR, 08,07,2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H