"Mungkin Pak Ahmad, waktu kerja tidak permisi sama penjaga rumah ini."
"Wah, rumahnya memakan korban lagi."
Begitu para warga mengeluarkan steatmen-nya. Bukankah ini kecelakaan? Mengapa mereka langsung men-jugde kalau semua karena penjaga rumah? Ada-ada saja.
----
"Nainaaa ...."
Sayup-sayup terdengar suara bisikan. Aku mengedarkan pandangan ke kanan-kiri TKP. Seluruh warga banyak yang berdatangan. Namun, satu pun di antara mereka tak ada yang memanggil namaku.
"Nainaaa ...."
Suara itu lagi? Ini aneh, sepertinya sang pemilik suara tidak asing di telingaku. Namun, yang lebih mengherankan. Di sini aku belum memiliki teman satu orang pun.
Untuk sementara tidak menghiraukan suara bisikan, memanggil namaku. Aku diminta Papa untuk menghubungi keluarga Pak Ahmad. Tak lama kemudian jenazahnya di bawah oleh ambulans untuk diautopsi.
-----
Setelah mayat Pak Ahmad di bawah ambulans ke RSU, warga-warga pun meninggalkan rumah kami dengan berbisik-bisik. Biarkan saja mereka dengan pemikirannya masing-masing. Dasar, Ibu-ibu kompleks tukang kepo.
Toh, aku sudah cukup tegang dengan kejadian menimpa saat ini.