Pada dasarnya Einstein adalah seorang yang mencoba untuk rendah hati dan mengakui keterbatasannya sebagai manusia. Bagi Einstein, pikiran, pemahaman dan ilmu pengetahuan manusia yang terbatas hanya memungkinkan manusia untuk memahami alam semesta pada level yang terbatas. Oleh karena itu, ketika agama memperkenalkan Tuhan sebagai pribadi yang mengatur alam semesta, Einstein menganggap itu sebagai takhayul dan sesuatu yang mengada-ngada, karena menurutnya dengan keterbatasan kita sebagai manusia kita tidak bisa sampai pada kesimpulan itu. Lebih jauh lagi, Tuhan yang dipercayai dalam agama adalah sosok berkepribadian yang mengatur alam semesta. Einstein tidak bisa menerima hal ini karena ia tidak mau menerima gagasan tentang makhluk yang ikut campur dalam jalannya setiap peristiwa yang terjadi dalam alam semesta.Â
Seperti yang sudah disinggung di atas, Einstein adalah seorang yang menganut paham deterministik, bahwa segala peristiwa terjadi dalam runtutan hubungan sebab-akibat yang teratur berdasarkan hukum-hukum alam yang menjadi properti dari kosmos itu sendiri, dan bukan karena diatur melalui campur tangan dari sosok yang disebut sebagai Tuhan. Jadi, makna frasa "tuhan tidak bermain dadu" yang populer itu merujuk pada tuhan versi Einstein yang radikal dan berbeda dari pemahaman Tuhan pada umumnya. Sayangnya, ada banyak dari mereka yang terjebak dalam pemahaman yang keliru dan ikut-ikutan menyesatkan orang lain dengan mengatakan bahwa quotes "tuhan tidak bermain dadu" yang dilontarkan Einstein merujuk pada Tuhan dalam pengertian mereka, dan oleh karenanya berkesimpulan bahwa Einstein adalah seseorang yang beragama seperti mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H