Mohon tunggu...
Ricky Hamanay
Ricky Hamanay Mohon Tunggu... Penulis - a cosmology aficionado

a spectator of the cosmic dance

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Alam Semesta Lima Persen

22 Agustus 2021   05:56 Diperbarui: 10 Januari 2023   06:48 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk energi gelap atau dark energy sendiri ditemukan pertama kali pada tahun 1998 oleh kolaborasi Adam Riess dan Saul Perlmutter di Amerika Serikat dan Brian Schmidt di Australia. 

Salah satu teknik untuk mengukur laju ekspansi alam semesta adalah dengan mengamati kecerahan dari objek yang memiliki luminositas (kecemerlangan) yang sudah diketahui yaitu supernova Ia. Metode inilah yang digunakan Adam Riess, dkk. Kedua tim (tim Riess di Amerika dan tim Schmidt di Australia) menggunakan delapan teleskop termasuk dari Keck Observatory dan MMT Observatory. 

Supernova tipe Ia yang meledak ketika alam semesta hanya berukuran dua pertiga dari ukurannya saat ini, teramati dan terukur lebih redup atau dengan kata lain lebih jauh daripada yang seharusnya (dibandingkan dengan perhitungan teoretis). Ini menyiratkan bahwa laju ekspansi alam semesta saat ini lebih cepat daripada sebelumnya. Karena energi gelap bekerja melawan gravitasi, maka dengan fakta bahwa laju alam semesta semakin dipercepat setiap saat menunjukkan bahwa jumlah energi gelap juga semakin bertambah. 

Selain mempercepat ekspansi alam semesta, energi gelap juga menghambat pembentukan struktur skala besar seperti galaksi dan gugus galaksi yang seharusnya terbentuk karena ketidakstabilan gravitasi. Dengan adanya energi gelap, jarak antar partikel nebula yang merupakan komponen pembentuk bintang dan galaksi semakin merenggang sehingga kemungkinan untuk runtuh karena gravitasinya sendiri semakin kecil. Jadi, energi gelap menghambat pembentukan struktur skala besar seperti galaksi dan gugus galaksi.

Walaupun ilmuwan mengetahui bahwa alam semesta mengembang semakin dipercepat setiap saat, dan faktor penyebabnya ini disebut energi gelap, namun sama halnya dengan kasus materi gelap, apa dan seperti apa wujud energi gelap itu masih menjadi misteri. Salah satu kandidat energi gelap yang dipertimbangkan ilmuwan adalah konstanta kosmologi dalam persamaan medan Einstein yang disebut energi vakum.

Sejauh ini berbagai hasil prediksi perhitungan dari instrumen pengamatan di luar angkasa konsisten dengan nilai konstanta energi vakum. Walaupun menjanjikan, energi vakum masih sulit dipahami karena model fisik dari energi vakum itu sendiri masih menjadi misteri apa dan bagaimana wujudnya.

Referensi:

Briggs, Andy. 2020. What is Dark Energy

Riess, Adam.2020. Dark Energy

Rubin, Vera. 1998. Dark Matter in the Universe. Scientific American.

Templeton, G. 2015. What is Dark Matter 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun