Mohon tunggu...
Ricky Hamanay
Ricky Hamanay Mohon Tunggu... Penulis - a cosmology aficionado

a spectator of the cosmic dance

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Singkat Stephen Hawking

20 Agustus 2021   03:33 Diperbarui: 10 Januari 2023   15:46 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: science news

Ketika membicarakan istilah fisikawan, tentu yang muncul di benak kita adalah Newton dan Einstein. Jelas ini disebabkan oleh pengaruh dari buku teks fisika atau ilmu pengetahuan alam yang kita baca dan pelajari saat di bangku sekolah. Sesuatu yang wajar, walaupun kedua fisikawan terbaik di eranya masing-masing tersebut (Newton di era fisika klasik dan Einstein di era fisika modern), hidup di zaman yang berbeda dengan kita.

Namun, bagaimana jika yang dibicarakan adalah fisikawan yang hidup di era kita? Tanpa ragu-ragu, bisa dipastikan bahwa sosok yang muncul di pikiran sebagian besar orang adalah Stephen Hawking. Kalaupun mereka lupa namanya, paling tidak, di benak mereka akan muncul sosok ilmuwan yang ikonik dengan kursi rodanya.

Hawking mulai dikenal di kalangan orang awam lewat buku sains populer pertamanya yang berjudul  A Brief History of Time (Sejarah Singkat Waktu) yang telah terjual lebih dari 10 juta copy di seluruh dunia sejak publikasi pertamanya pada tahun 1988. Namanya makin dikenal setelah buku kontroversialnya yang berjudul The Grand Design (penciptaan agung) dipublikasikan. Sebuah buku yang menjelaskan pendapat dan pemikiran Hawking, bahwa dengan adanya hukum gravitasi (relativitas umum) maka alam semesta bisa tercipta dengan sendirinya tanpa campur tangan sang pencipta.

Hawking juga tampil pada Star Trek: The Next Generation (1993), The Simpsons dan serial TV komedi yang berjudul The Big Bang Theory. Cerita dari kehidupan masa awalnya diangkat ke layar lebar dalam sebuah film yang berjudul The Theory of Everything pada tahun 2014. Aktor Inggris Eddie Redmayne bahkan berhasil memenangkan penghargaan bergengsi Academy Award (piala Oscar) untuk aktor terbaik berkat kesuksesannya memerankan sosok Hawking dalam film ini. Sepuluh tahun sebelum itu, sosok Hawking sebenarnya telah diperkenalkan lebih dulu oleh teman dekat Eddie Redmayne; Benedict Cumberbatch yang memerankan sosok Hawking dalam drama televisi Inggris (BBC) berjudul Hawking dengan alur cerita yang kurang lebih sama.

Oleh karena begitu dikenal oleh kalangan umum, popularitas Hawking bisa disetarakan dengan selebriti Hollywood - sesuatu yang jarang terjadi pada seorang fisikawan sejak Einstein. Selain karena kejeniusannya, hal yang paling membuat orang ingat akan sosok Hawking adalah penyakit yang dideritanya yang membuatnya harus menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas kursi roda. Foto Hawking, yang merosot di kursi rodanya, tidak asing bagi banyak orang. Hawking telah menjadi ikon karena berhasil mengatasi kesulitan yang parah hampir di sepanjang hidupnya.

Stephen William Hawking lahir dari pasangan Frank dan Isobel Eileen Hawking di Oxford Inggris, pada 8 Januari 1942, tanggal yang sama dengan tanggal kematian Galileo Galilei 300 tahun sebelum Hawking lahir. Entah hanya karena sebuah kebetulan atau bukan, Hawking juga meninggal pada tanggal yang sama dengan tanggal kelahiran Albert Einstein. Ia meninggal di rumahnya di Cambridge pada 14 Maret 2018 pada usia 76 tahun. Jenazahnya dikremasi, dan abunya dimakamkan di biara Nave, antara makam Sir Isaac Newton dan Charles Darwin.

Kembali ke tahun 1950, keluarga Hawking pindah dari Oxford ke St. Albans, tempat Stephen bersekolah di sekolah dasar dan menengah. Setelah lulus dari sekolah menengah tahun 1959 pada usia 17 tahun, Hawking mendaftar di Oxford University dengan beasiswa. Hawking sangat tertarik pada matematika, namun sayangnya tidak ada spesialis matematika di kampus tersebut, sehingga ia memilih jurusan fisika. Guru Hawking menyadari otaknya yang cemerlang, bahwa meskipun ia tidak pernah belajar dengan serius, pada ujian akhir Ia selalu menempati posisi pertama atau kedua di kelasnya.

Setelah lulus dari program sarjananya pada usia 20 tahun di tahun 1962, Hawking melanjutkan studi pascasarjana di Cambridge University pada bidang teori relativitas umum dan kosmologi, di bawah bimbingan Dennis Sciama yang merupakan seorang astrofisikawan dan ahli kosmologi terkenal pada saat itu. Pada saat sedang menempuh study PhD-nya inilah ia didiagnosa menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS); penyakit yang pada akhirnya membuat Hawking kehilangan hampir semua kontrol terhadap otot-nya. Bahkan, dokter yang mendiagnosa tidak mengharapkan bahwa Hawking dapat hidup lama untuk menyelesaikan gelar Ph.D-nya.

Diagnosa dokter membuat Hawking menjadi shock dan kehilangan motivasi untuk menyelesaikan studi-nya, karena dia berpikir akan segera meninggal. Tetapi, perkembangan penyakitnya kemudian melambat, yang mungkin termotivasi lewat pertunangan dan pernikahannya pada tahun 1965 dengan Jane Wilde; seorang mahasiswi bahasa di Cambridge. Hawking kemudian bekerja keras, dan berhasil menyelesaikan gelar Ph.D. pada tahun 1966 pada usia 24 tahun. Jane dan Hawking memiliki tiga orang anak; Robert, Lucy, dan Tim Hawking. Sayangnya, Hawking dan Jane berpisah pada tahun 1991. Ia kemudian menikahi perawatnya yang bernama Elaine Mason pada 1995, namun berakhir juga dengan perceraian di tahun 2006. Setelah itu, Hawking kembali berdamai dengan Jane dan anak-anaknya pada tahun 2007.

Setelah mendapatkan gelar Ph.D, Hawking bekerja sebagai peneliti di Cambridge University. Kemudian, pada tahun 1973, ia bergabung dengan departemen (jurusan) matematika terapan dan fisika teori di Cambridge University dan diangkat sebagai profesor fisika gravitasi pada tahun 1977. Pada tahun 1979, Cambridge University mengangkatnya menjadi Profesor Matematika Lucasian hingga tahun 2009. Jabatan Profesor Lucasian adalah jabatan profesor matematika tertinggi di Cambridge University. Kursi jabatan ini pernah diduduki oleh beberapa ahli matematika dan ilmuwan terkemuka di dunia, seperti; fisikawan teoritis Paul Dirac, yang berperan penting dalam perkembangan teori kuantum modern; fisikawan atau matematikawan George Stokes dan Joseph Larmor, serta yang paling terkenal adalah matematikawan dan fisikawan sekaligus astronom Sir Isaac Newton. Jabatan terakhir yang dijabat Hawking sampai ajal menjemput adalah sebagai direktur penelitian di pusat Kosmologi teoretis Cambridge University.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun