Mohon tunggu...
Ricky Dwi suryanto
Ricky Dwi suryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Sisi dari sekolah pemilu di kelurahan wonorejo bersama bawaslu

21 Desember 2024   00:40 Diperbarui: 21 Desember 2024   00:41 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wonorejo, Surabaya (09/11/2024)
Pada tanggal 09/11/2024 dikelurahan wonorejo, kec. Rungkut, Surabaya – mahasiswa fakultas ilmu hukum mengadakan program kegiatan KKN-MBKM di desa wonorejo dengan mengadakan kegiatam proker dengan tema “SEKOLAH PEMILU” dan “Pemilu Pemula” yang dibawakan oleh bawaslu dan di audience kan dengan menghadirkan anak karang taruna untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Bawaslu membawakan sebuah topik bertemakan “money politics” yang dalam arti uang politik. Yang Dimana money politics sangatlah berbahaya bagi kelangsungan pemilu (pemilihan umum).
 
Disaat kegiatan berjalan bawaslu menjelaskan apa saja yang berkaitan kegiatan dan peraturan apa saja yang baik maupun tidak baik dalam pemilihan umum bagi anak muda teruntuknya untuk anak karang taruna bagi yang baru mendapatkan KTP/baru masuk dalam usia 17 tahun atau yang sudah menikah diusia dini.  Bawasannya money politics sangat berpengaruh pada ajang pemilihan umum ini dari segi pemilihan kepala daerah, maupun pemilihan umum lainya. Money politics merupakan Tindakan suatu penyuapan terhadap suara orang untuk mendapatkan suara pada paslon tertentu bagi yang menggunakan metode money politics dalam berkampanye. Sebagaiman ditegaskan dalam Pasal 187A UU Nomor 10 Tahun 2016 bahwasanya terdapat larang bagi para paslon untuk untuk memberikan suatu suapan yang melanggar hukum dan akan dikenakan sanksi, maupun hukuman bagi yang melanggar.
Ricky Dwi Suryanto mahasiswa hukum fakultas universitas 17 agustus 1945 memberikan suatu pendapat dan argument  bahwasanya. Kita sebagai Masyarakat Indonesia yang Merdeka mapun Merdeka berpendapat dan memilih haruslah tidak mudah tersuap akan harta atau jabatan dikarekan suara kita sebagai Masyarakat Indonesia sangatlah berarti bagi kedepannya. Satu suara merubah keadaan, satu suara merubah masa depan. Itulah pendapat dari salah satu mahasiswa hukm universitas 17 agustus 1945.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun