Mohon tunggu...
Ricky Valentino
Ricky Valentino Mohon Tunggu... profesional -

* ALUMNI UNIVERSITAS HASANUDDIN * MAHASISWA PASCA SARJANA ILMU KOMUNIKASI POLITIK UNIV MERCU BUANA * DIREKTUR EXECUTIVE PIKIR KALTARA

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Ahok; Yang Dihina dan Dipuji

24 April 2016   03:34 Diperbarui: 24 April 2016   03:53 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="RICKY VALENTINO"][/caption]Dalam beberapa bulan terakhir ini nama ahok sedang menjadi treding topic di semua media cetak maupun elektronik, entah apa yang membuat nama pak ahok begitu nyaring di telinga para warga jakarta dan sekitarnya bahkan sampai di pulau seperti di timur Indonesia Sulawesi, Kalimantan, Maluku hingga papua. Siapa pak ahok??? Ada apa dengan pak ahok???. Ahok telah menjadi fenomena tersendiri, Di balik ketegasannya dalam memimpin DKI, bahasanya yang lantang, terkadang keras dan blak-blakan yang tak  jarang membuat telinga panas bagi yang mendengarnya.

Issue SARA & CALON INDEPENDEN sudah lewat saatnya pak ahok tenar dengan issue reklamasi, RS sumber waras VS BPK hingga berujung penggusuran di daerah pasar ikan, “hey pak ahok apakah kau gila atau memang benar-benar memperjuangkan hak rakyat mu” (kata-kata ini lahir dari sebagian kunjungan warkop yang saya singgahi dalam waktu yang tidak lama ini). 

Tiba-tiba dalam hati saya berpikir pak ahok ini adalah orang yang di benci oleh sebagian penduduk jakarta, namun karena saya belum yakin maka saya bergegas balik ke rumah kontrakan dan langsung ikut nimbrung bersama pak RT, pengurus RW hingga tokoh masyarakat lainnya di baruga yang ada di depan gang kontrakan, tetapi seiring berjalan nya waktu di tempat ngumpul tersebut semua orang mendiskusikan tentang pak ahok??? Dalam hati ku lagi-lagi dirimu pak ahok yang menjadi treding topic hingga di gang-gang ibu kota. 

Memasuki malam tak henti-hentinya nama pak ahok di diskusikan, Namun ada hal yang cukup berbeda yang saya dapatkan yaitu mereka hampir tidak sedikit pun menjelekkan pak ahok justru mereka mendiskusikan tentang kehebatan hingga tata kelola pemerintahan yang sudah cukup disiplin walaupun belum sempurna. Pengelolaan jakarta yang sudah hampir tidak kita dapatkan banjir parah seperti tahun-tahun sebelumnya, pasukan orange atau pasukan kebersihan yang selalu siap siaga di beberapa ruas jalan untuk membersihkan semua sampah bahkan para tokoh masyarakat itu membahas pak ahok dari segi ketegasan yang suka marah-marah dan judes namun itulah dasar mereka untuk tetap mendukung dan menyukai sosok pak ahok.

Jadi jikalau saya menyimpulkan bahwa tidak semuanya menyukai pak ahok namun banyak  juga yang membencinya, mungkin inilah yang di maksud perbedaan dalam sebuah pilihan-pilihan yang ada. Tergantung kita menanggapinya dengan kepala dingin dan tentunya dengan pola komunikasi yang pak ahok bangun sendiri, di karenakan tidak semua warga ibu kota jakarta suka dengan pola komunikasi pak ahok yang tegas, suka marah bahkan terkadang memaki-maki tetapi banyak juga yang simpatik bahkan menganggap itu baik dari sisi ketegasan dengan pola komunikasi yang pak ahok bangun selama ini baik di dalam pemerintahannya ataupun komunikasi dengan legislatif bahkan pemerintah pusat. 

Sama yang di sampaikan peneliti komunikasi politik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Firman Nur, menilai, komunikasi politik yang ditampilkan Ahok tidak ideal dengan kondisi masyarakat dalam sistem demokrasi. Gaya komunikasi politik pada negara yang tidak menerapkan asas demokrasi lah yang biasanya meletup-letup keras dan semaunya  hingga gaya Ahok jadi tidak sesuai dengan attitude politik yang berjalan di Indonesia.

Dalam ilmu komunikasi politik, kita mengenal Teori Empati dan Teori Homofili. Dalam teori ini, seorang pemimpin dituntut untuk mampu menyesuaikan suasana pikirannya dengan alam pikiran khalayak. Selain itu, komunikasi juga didasarkan pada kesamaan (homofili) yang dipandang lebih efektif ketimbang oleh ketidaksamaan derajat, ras, agama, ideologi, simbol politik, dan seterusnya. Dengan begitu, komunikasi perlu disandarkan pada situasi tertentu sesuai dengan alam atau lingkungan di sekitar kita.

Jadi, saya berkesimpulan bahwa pak ahok ini harus pintar dalam gaya kepemimpinan yang dimilikinya untuk meyakinkan masyarakat agar patuh mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan meskipun dengan caranya yang tegas dan keras, tetapi cara yang dilakukan Ahok ini terbukti berhasil dalam mengatur warga Jakarta. Dalam hal ini merupakan sesuatu yang positif karena seorang pemimpin dituntut berbuat banyak untuk masyarakat yang dipimpinya terutama DKI JAKARTA yang memang pemilihnya rasional jadi mesti melakukan gebrakan yang rasional di kepala para penduduk jakarta ini. Namun sudahlah Pak AHOK Engkau Memang sosok yang Fenomenal Seorang Pemimpin Yang DI Hina & DI Puji oleh penduduknya sendiri.

 

Penulis

RICKY VALENTINO, SP.t , M.Ikom

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun