The tragedy of the commons disini diartikan sebagai suatu hal yang menjadi kepemilikan bersama oleh manusia di bumi. Kepemilikan bersama tersebut bisa saja lahan, hewan, dan hal-hal yang tidak memiliki pemilik secara sah seperti hukum. Seperti lahan, lahan tersebut tidak akan menjadi milik siapa-siapa jika tidak diurus surat kepemilikannya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab isu lingkungan, Mengapa?. Tidak adanya pemilik pasti menyebabkan tiap-tiap orang berusaha untuk mengambil secara tidak sah, atau setiap orang akan berkelahi/rebutan akan hal tersebut. Isu-isu tersebut tidak memiliki solusi secara teknis untuk menyelesaikannya.
Permasalahan seperti sering di alami oleh orang -- orang yang bereada dikawasan yang jauh dari perkotaan. Mengapa demikian? Tingkat pemahaman warga akan kepemilikan surat --surat sebagai tanda masih banyak yang kurang. Serta pemahaman akan kepemilkan itu sangatlah penting. Pada dasarnya hal ini pun dapat memicu permasalahan ketika atau sekelompok orang, yang lebih mementinkan keuntungan komersil, dibandingkan kepentingan orang banyak.
Kembali dalam pembahasan tentang permasalahan kepemilikan. Rebutan tersebut tidak hanya terjadi karena masalah kepemilikan suatu hal tingginya populasi masyarakat juga menjadi salah satu penyebab munculnya isu lingkungan. Banyak hal bermula dari tingkat populasi yang semakin jauh meningkat, baik isu sandang, pangan, dan juga papan. Populasi termasuk ke dalam masalah yang tidak dapat diselesaikan secara teknis. Populasi bertumbuh dua kali dari pada sumber daya di bumi. Hal tersebutlah yang menjadikan populasi menjadi masalah yang sulit untuk diatasi.
Butuhnya pemahaman yang tepat terhadap keseimbangan akan sesuatu, apalagi mengingat populasi yang semakin bertambah. Pembatasan terhadap pemanfaatan akan suatu sumber dapat membantu dalam keseimbangan tersebut.
Manusia tumbuh dan berkembang dua kali lebih cepat dibandingkan dengan sumber daya. Jumlah sumber daya yang semakin lama akan semakin langka juga menyebabkan perebutan sumber daya. Manusia akan terdesak dengan keadaan tersebut. Sumber daya yang secara tidak langsung menjadi kepemilikan bersama menjadi perebutan dari semua populasi di bumi. Hal tersebut juga karena populasi manusia terbatas dengan ruang. Perebutan tersebut juga terjadi karena untuk hidup organisme apapun membutuhkan energi.
Tidak hanya karena populasi, pengrusakan lingkungan juga terjadi karena terdapat orang -- orang yang ingin memanfaatkan sumber daya untuk keuntungan mereka sendiri tanpa memedulikan akibat dari pekerjaan mereka. Hal tersebut dapat dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Pemanfaatan secara sembarang memang dapat mempengaruhi lingkungan, bahkan sebuah ekosistem. Bayangkan saja ketika ada sebuah kompenen dalam sebuah ekosistem terganggu, katakan saja sebuah sungai yang sangat tercemar yang disebabkan oleh sebuah limbah pabrik. Dalam kasus seperti itu pasti akan berpengaruh terhadap seuatu ekosistem. Karena dalam kasus ini, pasti akan berpengaruh terhadap ikan -- ikan yang ada disungai tersebut.
Banyak hal diakibatkan dari pertumbuhan populasi yang berlebihan, yakni polusi atau pencemaran. Karena populasi yang semakin padat, proses daur ulang kimia dan biologi alami menjadi kelebihan beban. Sebuah proses daur ulang yang dilakukan oleh alam, memang membutuhkan waktu. Misalnya saja, sebuah sampah plastik saja, membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diuraikan oleh tanah. Bayangkan ketika satu orang membuang sampah plastikdan membutuhkan waktu yang sangat lama, lalu jika 10 orang masing -- masing membuang sampah. Maka membutuhkan waktu yang lebih lama.
Menjaga sebuah lingkungan memang tidaklah mudah, apalagi jika melihat sebuah populasi yang semakin bertambah dan luas lahan yang semakin sempit. Maka dari itu dibutuhkanya sebuah kebijaksanaan dalam mengelola lingkungan, agar dapat dinikmati secara menyuluruh oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H