Mohon tunggu...
Ricky Saragih
Ricky Saragih Mohon Tunggu... -

Seorang yang selalu ingin berpendapat tentang sesuatu..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Klasik Tentang KRL

13 Mei 2011   02:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:47 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi Negara dan KRL.

Dari 4 (empat) fungsi negara, yaitu : Mensyejahterakan dan memakmurkan rakyat melaksanakan ketertiban, pertahanan keamanan dan yang terakhir menegakkan keadilan, tentu ada beban negara untuk memecahkan persoalan masyarakat, seperti defenisi fungsi negara oleh Roger F. Soltau tadi.

KRL memang merupakan bisnis yang padat modal. Artinya, untuk menjalankan bisnis ini, dibutuhkan modal dan investasi yang tidak sedikit, mulai dari pengadaan KRL, pembangunan stasiun hingga ke pembebasan tanah untuk rel yang sangat sulit dan mahal.

Justru disitu-lah PT. KAI dan PT. Jakarta Commuter tidak dapat ditinggalkan sendiri. Negara harus masuk didalam kapasitasnya untuk memecahakan persoalan tersebut, yang tentunya berujung pada kepentingan umum dan salah satu alternatif solusi untuk mengurai kemacetan Jakarta. Jika ada kebijakan yang komprehensif berdasarkan master plan yang matang ditambah ketegasan dari pemerintah sebagai pelaksana fungsi negara, saya yakin pasti ada dan terwujud  solusinya. Saya berharap KRL dibuat sebagai sarana transportasi unggulan yang nyaman dan terintegrasi yang dapat menjangkau sebagian besar daerah Jabodetabek. Sehingga kedepannya, tidak ada lagi stasiun atau KRL yang hancur karena rusuh, tidak ada lagi kepala atau badan penumpang yang kena pukul, semakin sedikit masyarakat yang membawa mobil atau motor ke kantor, polusi dapat dikurangi secara signifikan, udara makin segar, BBM dapat dihemat hingga trilyunan pertahun, dan masyarakat bisa tenang menaiki KRL yang nyaman dan aman yang berujung pada peningkatan produktifias dalam bekerja akibat dari penurunan stress karena kemacetan.

Akhirnya, jika KRL bisa memberikan manfaat sampai sebanyak itu dan menghemat sampai trilyunan rupiah pertahun, bukankah sangat worth untuk dibantu dan disubsidi? Tentunya dengan perhitungan anggaran yang bijak dan efektif dan efisien dan tidak di-KORUPSI.

Hmmmm... sepertinya harapan saya ini hanya akan saya bawa dalam doa, supaya ada perubahan di negara yang saya sangat cintai bernama Republik Indonesia...

Selamat pagi dan sukses selalu

Regards

-Ricky E. Saragih-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun