Pada tanggal 30 September 2023, pukul 10.00, diadakan workshop dan sesi pendampingan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Tambakbulusan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas produk - produk unggulan UMKM dengan fokus pada strategi kemasan. Tema utama workshop adalah "Shifting Paradigm on Packaging Values & Campaign Methods."
Kegiatan ini diinisiasi oleh tim KKN Tematik IDBU SDGs Undip Tahun 2023. KKN Tematik SDGs IDBU (Inovasi Desa Binaan Undip) merupakan program KKN yang dilaksanakan oleh Universitas Diponegoro dengan tujuan mengembangkan Desa Binaan sesuai dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tim KKN Tematik SDGs Tambakbulusan terdiri dari anggota multidisiplin, yaitu Ricko Prihantama Putra (Teknik Geodesi), Muhammad Aqilah Ramadhan B. (Akuntansi Perpajakan), Silfia Arzakina (Biologi), Diah Rachmalita (Kedokteran), Nirmala Widyasari (Kesehatan Masyarakat), Salsabila Auliya Putri (Oseanografi), Ismail Basayep (Oseanografi), dan Faiza Afrin Oktalita Khunaifi (Teknik Kimia). Adapun pembimbing lapangan dalam program KKN-T ini yakni  dibimbing oleh Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, S.T., M.Si., dan Ibu Yayuk Astuti, S.Si., Ph.D.
Workshop ini diadakan di Balai Desa Tambakbulusan dengan mengundang sejumlah pelaku UMKM dari Tambakbulusan, tanpa membatasi jenis usaha. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pelaku UMKM, mencapai jumlah 15 orang. Workshop dengan fokus pada strategi kemasan ini dianggap penting mengingat persaingan yang sedang ramai di antara UMKM dan E-commerce di era indutri saat ini. Hal ini sejalan dengan tujuan implementasi KKN Tematik SDGs Undip, yaitu mengembangkan kapasitas masyarakat di Desa Pesisir yang rentan terhadap bencana.
Desa Tambakbulusan sendiri adalah desa yang terkena dampak perubahan iklim, terutama kerusakan pantai, degradasi lingkungan, dan penurunan kondisi lingkungan. Hal ini berdampak pada adaptasi masyarakat dalam berbagai aspek, baik fisik, sosial, maupun ekonomi. Hasil observasi selama kegiatan KKN menunjukkan bahwa pelaku Badan Usaha Milik Desa mengalami kesulitan dalam mempromosikan pantai karena berbagai faktor, termasuk dampak pandemi COVID-19 dan akses yang terganggu akibat perbaikan jembatan. Hal ini telah memengaruhi stabilitas UMKM yang ada di daerah tersebut.
Data menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM di Desa Tambakbulusan berfokus pada hasil olahan laut, seperti bandeng presto, otak-otak, dan produk-produk mangrove seperti sirup. Dengan meningkatkan pemahaman tentang kemasan, diharapkan pelaku UMKM dapat meningkatkan daya saing mereka dan berkontribusi positif pada perekonomian desa.
Selama workshop, materi disampaikan dengan penekanan pada prinsip yang diambil dari buku "Purple Cow" karya Seth Godin, yaitu
"Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik."
Prinsip ini menekankan pentingnya diferensiasi dalam kemasan produk untuk menarik perhatian dalam pasar yang kompetitif. Materi juga mencakup psikologi warna dan bagaimana penggunaan warna dapat membantu pelaku UMKM untuk "bercerita" lebih banyak melalui kemasan produk mereka.
Setelah pemaparan materi, sesi berikutnya adalah FGD (Focus Group Discussion), dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk berdiskusi tentang kendala yang mereka alami dalam meningkatkan kapasitas kemasan. Hasil dari FGD menunjukkan bahwa sebagian besar kendala yang dihadapi berkaitan dengan pembatasan akses perluasan penjualan akibat kapasitas produksi yang terbatas, yang berdampak pada daya tahan produk dan keterjangkauan pasar. Secara Keseluruhan, Kegiatan ini berjalan lancar, dan pihak desa merekomendasikan agar kegiatan serupa melibatkan sistem dan kebijakan untuk menjaga kelangsungan dan perbaikan berkelanjutan dalam usaha UMKM.