Mohon tunggu...
M Ricki Cahyana
M Ricki Cahyana Mohon Tunggu... Profesional -

Blogger | Health & Social Enthusiast| Master of Ceremony | Email : rickicahyana(at)gmail(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Blackhat, Saat Jakarta Tampil di Aksi Hollywood

18 Januari 2015   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:52 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_346797" align="aligncenter" width="430" caption="Adegan kejar-kejaran Chris Hemsworth (colider.com)"][/caption]

Setelah hebohnya beberapa tahun lalu yang menyita perhatian publik dengan kedatangan Julia Robert aktris kawakan hollywood datang ke Indonesia, tepatnya Desa Ubud Bali dalam rangka syuting filmnya yang berjudul Eat, Pray, and Love. Tahun lalu, Indonesia kembali mendulang antusias sineas internasional untuk dijadikan objek frame di film-film karyanya. Berbeda dengan kedatangan Julia Robert yang telah tercium publik dan media beberapa waktu sebelum kedatangannya, Michael Mann sutradara kondang beserta aktor kawakan Chris Hemsworth dan beberapa aktris dan aktor pendukung lainnya mengunjungi Jakarta dalam rangka menyelesaikan proses produksi film terbaru yang berjudul Blackhat. Jakarta dipilih sebagai salah satu set di antara 3 negara lainnya : Amerika Serikat, Hongkong, dan Malaysia

Tidak banyak publik dan media yang tahu atas kedatangan aktor yang sukses dengan debut filmnya lewat karakter marvel ‘Thor’. Ada dua icon jakarta yang menjadi dominasi dalam film yang berdurasi lebih dari 2 jam ini, Tanah Abang dan Lapangan Banteng. Set Jakarta meraih proporsi 30% dari total latar film yang ditampilkan, memang rasa yang beda ketika Jakarta masuk dan diolah oleh sineas Hollywood.

Blackhat yang baru dirilis di US pada 7 Januari lalu dan Indonesia di beberapa hari setelahnya, membuat saya pribadi penasaran dengan konten dan cerita yang disungguhkan, terlebih penasaran dengan hasil olahan sineas Michael Mann memproduksi film ini yang melibatkan Jakarta sebagai set filmnya. Film ini menyajikan cerita tentang pemburuan peretas (hacker) yang cukup membuat gaduh situasi atas meledaknya reaktor nuklir di tiongkok dan kenaikan komoditi kedalai secara tiba-tiba. FBI dan agen rahasia menyelidiki peristiwa ini yang ternyata ada usaha peretas yang masuk melalui sistem server jaringan dan mampu mengendalikannya dari jarak jauh demi keuntungan pribadinya. Tentu dalam kasus cyber crime, FBI sangat memerlukan tenaga ahli yang mengerti soal kejahatan ini di panggilah Nick Hathaway yang diperankan oleh Chris Hemsworth masuk ke dalam tim khusus untuk meninvestigasi hal tersebut. Nick sebagai narapidana kasus pembobolan bank, dinilai lihai dan cakap untuk mengupas kasus tersebut.

Aksi dan petualangan pun dimulai, beberapa adegan sarat nuansa teknologi dan bahasa pemograman. Penembakan, kekerasan, dan pembunuhan sangat mendominasi film ini yang tentu sangat tidak dianjurkan film ini di tonton anak-anak.

Buat yang kepingin nonton, cerita awal film pasti nantinya akan sedikit membingungkan tapi di tengah cerita cukup membuat alur konflik tidak di duga. Kembali soal keistimewaan film hollywood ini, beberapa unsur dialog mencoba memperkenalkan bahasa indonesia sebelum masuknya set Jakarta. Penonton yang mungkin tidak tahu soal pembuatan blackhat, tentu akan kaget terpana kok aneh ya ada dialog bahasa Indonesia fasih saat awal film dan set di hongkong, beberapa penonton terheran dan tertawa sepertinya extras yang di daulat di film ini memang asli orang indonesia.

Akhirnya penasaran penonton pun sirna saat salah satu adegan menceritakan bahwa komplotan hacker sedang bersarang di Jakarta, Indonesia. Sangat disayangkan juga, saat set Jakarta masuk ke dalam film langsung dimunculkan sosok paruh baya yang sedang asyik merokok di ruang publik (kayaknya orang tanah abang asli) sepertinya sutradara mengerti soal polemik tentang kebijakan rokok di Indonesia yang mencoba menggelitik dunia, hehe. Ada juga set yang paling saya pribadi mengagumkan saat latar Lapangan Banteng disulap menjadi tempat festival tari dan obor, bayangkan berapa orang yang dilibatkan menjadi extras penari karena scene tersebut menampilkan kebudayaan Indonesia yang ciamik dengan tarian dan pawai obornya. Walaupun film ini diproduksi oleh rumah produksi terkenal, sutardara, dan aktris pendukung yang pernah meraih oscar seperti Viola Davis, film ini nampak tidak begitu istimewa tapi bisa dijadikan salah satu film untuk hiburan ya.Semoga semakin banyak film-film dunia yang mulai melirik Indonesia sebagai salah satu set-nya dan menjadikan promosi gratis bagi pariwisata Indonesia

[caption id="attachment_346798" align="aligncenter" width="361" caption="Blackhat poster (sumber : wikipedia)"]

14215562721837006249
14215562721837006249
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun