Salah satu gelaran festival musik jazz dunia yang paling ditunggu setiap tahunnya, Java Jazz Festival sedang di gelar di Jakarta 6-8 Maret 2015. Gelaran festival ini sudah sekian kalinya, mampu menghipnotis ribuan pecinta musik jazz domestik dan juga internasional. Mendatangkan ratusan musisi jazz dunia dan dalam negeri adalah salah satu bentuk komitmen penyelenggara turut berkontribusi dalam sektor parwisata untuk memikat wisatawan.
Tak khayal, penikmat musik jazz pun beragam. Orang tua, remaja, bahkan anak-anak pun terlihat berdatangan ke festval musik ini. Tak tanggung-tanggung beragam hiburan pun disuguhkan dengan sangat menarik dan membuat pengunjung betah dan berleha-leha di arena. Gelaran acara yang cukup menyita anggaran besar, tak menampik bahwa gelaran internasional ini di dukung oleh berbagai partner dan sponsor sebagai bentuk dukungan atas kesuksean acara ini. Namun, ada yang janggal dalam Java Jazz Festival 2015 ini bahkan kejanggalan sudah terjadi saat perhelatan 2014. Pihak penyelenggara tidak jujur mencantumkan atau mempublikasikan sponsor acara yang melibatkan industri rokok di dalamnya.
[caption id="attachment_354542" align="aligncenter" width="429" caption="Booth merek rokok ternama di Java Jazz Festival"][/caption]
Dalam situs official-nya di www.javajazzfestival.com tidak tertera perusahaan / brand rokok yang menjadi pendukung acara, padahal saat di venue gelaran Java Jazz Festival banyak sekali atribut, sales promotion girl (spg), bahkan booth salah satu brand rokok ternama bertengger amat gagah. Saya mencium ketidakjujuran pihak penyelenggara dan sengaja menyembunyikan hal ini. Sepertinya penyelenggara mengacuhkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan yang melarang adanya sponsor perusahaan rokok dalam gelaran acara, apalagi sifat event ini diperuntukkan umum yang tentu saja anak-anak dapat leluasa mengikuti acara tersebut. Bisa disebut bahwa penyelenggara mengabaikan perlindungan anak dan memaksa anak-anak menerima citra perusahaan produk dewasa di usianya yang dini.
[caption id="attachment_354543" align="aligncenter" width="447" caption="Brand logo sponsor Java Jazz Festival (sumber : javajazzfestival.com)"]
Masih belum percaya jika brand rokok atau iklan rokok tidak berpengaruh terhadap pola pemikiran anak? Berdasarkan survei Komisi Nasional Perlindungan Anak, SEATCA, dan Univeristas Indonesia yang dirilis 2007 lalu menyatakan 70% remaja merokok karena dipengaruhi adanya iklan, promosi, dan sponsor rokok. Jelas ini upaya yang dilakukan secara kompromi agar tidak terjadinya protes keras dari berbagai kalangan yang memiliki concern terhadap perlindungan anak. Kalaupun penyelenggara berkelit karena tidak mampu menghelat acara akbar tersebut tanpa adanya sponsor industri rokok, saya rasa penyelenggara tidak punya effort lebih saja untuk mencari alternatif sebagai penggantinya. Memang, di beberapa waktu lalu Dewi Gontha Cs (pihak Java Festival Production) pun menaruh rasa pesimistis jika pelarangan sponsor industri rokok akan mematikan lahirnya gelaran konser dan industri musik. Kalaupun tidak memenuhianggaran, saya rasa bisa dibuat tarif yang lebih mahal sebagai tiket masuk dan pantas untuk event sekeren Java Jazz Festival. Niat baik penyelenggara sepatutnya juga pemerintah dalam sektor pariwisata seharusnya turut mendorong gelaran event ini karena melibatkan dan melahirkan kedatangan wisatawan dan diberikan slot khusus Java Jazz Festival sebagai Major Tourism Event, sehingga gelaran ini tidak harus menggadaikan perlindungan anak sebagai imbasnya.
[caption id="attachment_354545" align="aligncenter" width="387" caption="anak-anak menikmati fasilitas di booth merek rokok - JJF 2015"]
Ini kedua kalinya pihak penyelenggara sungguh mengecewakan, keterlibatan industri rokok dalam acara festival sukses membuat anak-anak Indonesia terpapar produk rokok yang jelas tidak pantas terlihat, petugas event ataupun SPG rokok yang bertugas pun tidak dilibatkan dalam penjagaan ini misal membuat pelarangan anak-anak untuk masuk zona tersebut, saya tidak mengkomentari rokok saja, karena produk miras pun bertebaran di gelaran ini bedanya brand miras terpampang jelas sebagai pihak yang mensponsori dan menjadi partner Java Jazz Festival. Booth merek rokok tersohor pun terlihat di penuhi anak-anak dan dibiarkan begitu saja masuk arena dewasa. Semoga penyelenggara kedepannya dapat memperhatikan ini dan tidak lagi mengabaikan perlindungan anak, semata-mata hal ini dilakukan demi melindungi generasi sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H