Mohon tunggu...
M Ricki Cahyana
M Ricki Cahyana Mohon Tunggu... Profesional -

Blogger | Health & Social Enthusiast| Master of Ceremony | Email : rickicahyana(at)gmail(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hangatnya Bertoleransi di Novel “Embun di Atas Daun Maple”

8 Desember 2014   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:47 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_340172" align="aligncenter" width="396" caption="Ilustrasi gambar : juandhi.wordpress.com"][/caption]

Jengah melihat berbagai peristiwa konflik antar umat beragama yang kerap terjadi akhir-akhir ini, padahal Indonesia yang dikenal sebagai negara kesatuan belum cukup menghantarkan masyarakat untuk hidup rukun, saling menghargai, dan hidup berdamai. Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 200 juta orang yang memiliki 6 agama resmi yang di akui negara (Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu) membuat masyarakat Indonesia sangat majemuk dan sering menimbulkan konflik akibat kesalah pahaman dan ketidaktahuan yang mendalam tentang agama. Sebagaimana yang kita ketahui, Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia. Salah satu bacaan populer yang mencoba menghantarkan pesan hangatnya bertoleransi antar umat beragama ialah “Embun di Atas Daun Maple”.

Sajian bacaan populer yang bisa dinikmati ini, ingin dihantarkan oleh penulis Hadis Mevlana melalui kisah yang ia tulis. Saya pun berkesempatan untuk chit chat dengan penulis melalui akun personal social media-nya via facebook ;

Berapa lama proses penulisan novel “Embun diatas Daun Maple” ini mas?

Awal mulai nulis di tahun 2009, namun sering berjalannya waktu ada perubahan sana sini dan akhirnya seperti format novel yang ada saat ini sekitar satu tahun terakhir.

Cukup memakan waktu ya mas, apa sih yang membuat mas Hadis tertarik mengangkat isu toleransi beragama dalam novel, apakah karena isu yang berkembang saat ini?

Yang membuat tertarik karena basic-nya ini adalah pengalaman saya berinteraksi dan berdiskusi dengan rekan-rekan non muslim. Kisah ini seperti menceritakan ulang kejadian-kejadian yang saya alami namun dengan penambahan bumbu-bumbu romance, bukan karena fenomena akhir-akhir ini juga ya adanya konflik lintas agama. Tapi bisa jadi novel ini disebut sebagai wadah memberi pemahaman antar umat beragama, khusunya memberi pemahaman yang benar tentang ajaran islam yang sering dipelintir

Sebenarnya di dalam novel “Embun di Atas Daun Maple” ini ada tujuan atau pesan khusus yang ingin disampaikan kepada pembaca, Mas Hadis?

Tentu ada, pertama dalam novel ini ada muatan edukasi yang memberi kita pemahaman akan pentingnya bertoleransi, kedua saya pun ingin menekankan bahwa agama /keyakinan adalah jati diri, ketiga bagi saya hidayah itu unik bukan hasil kerja tangan manusia, namun manusia harus tetap ikhtiar untuk mendekati-Nya. Dan terakhir, dalam novel ini memberikan pemahaman yang cerdas bagi umat muslim untuk lebih mengenal dan memahami ilmu agama yang lebih mendalam.

Dan terakhir, apa ya yang mas Hadis harapakan setelah novel “Embun di Atas Daun Maple” ini diluncurkan dan sudah beredar di pasaran?

Yang jelas, minimal masyarakat mengetahui ada novel yang memiliki konten toleransi beragama yang berbeda dari buku-buku religi-religi pada umumnya serta tujuan utama saya semoga pesan yang ingin saya sampaikan dapat diterima dengan baik dan dipahami dengan baik pula oleh pembaca.

Novel “Embun di Atas Daun Maple” bagi saya salah satu bacaan yang dapat dinikmati sebagai bacaan favorit. Novel terbitan tiga serangkai ini dapat diperoleh di toko buku bacaan terdekat. Semoga semakin banyak novel-novel bermuatan edukasi yang beredar di pasaran.

[caption id="attachment_340175" align="aligncenter" width="300" caption="Cover "]

14180131381404008794
14180131381404008794
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun