Berapa banyak petani yang sebenarnya kau rugikan?
Berapa banyak orang yang tambah melarat dengan barang mu itu?
Berapa banyak orang yang sakit akibat produkmu?
Berapa banyak anak-anak indonesia yang coba kau rusak akibat produkmu?
Kau mau memperparah hancurkan generasi bangsa ini?
Dan masih banyak ratusan pertanyaan yang pantas di utarakan untukmu, produsen rokok. Belum puas dengan kesuksesan dan keuntungan pat gulipat yang kau peroleh, kali ini kau coba tambahkan doktrin sesat disamping produkmu juga kata-katamu saat menampilkan visualisasi brand dengan kalimat ajakan “vulgar” di tambah visualisasi pendukungnya.
Sumber foto : twitter @JamilAzzaini
Surat terbuka ini sangat pantas disampaikan untuk produsen rokok dengan brand “A Mild” yang baru-baru ini mengeluarkan billboard reklame yang sangat tidak mendidik dengan kalimat ajakan bermakna vulgar yang tampil di ruang publik. Reklame tersebut hingga kini telah menyebar ke berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan mungkin daerah lainnya.
Bagi saya tulisan “mula mula malu malu, lama-lama mau" memiliki arti dan makna yang tak pantas dan berpotensi mengirim pesan tersirat bagi yang melihat terutama anak-anak, karena tulisan tersebut di dukung dengan visualisasi model iklan seperti sepasang kekasih.
Produsen rokok yang memang terkenal dengan gaya marketingnya yang kreatif dengan memunculkan gaya model dan tagline yang mudah diingat, kali ini melebihi nilai kreatif dan berujung dengan kehancuran nilai moral dan beretika.
Sangat disayangkan juga, dalam hal ini Indonesia tidak memiliki peraturan mengenai pengendalian iklan rokok di media ruang walaupun sudah ada pembatasan untuk iklan elektronik yang hanya boleh tampil di atas pukul 21.30 dan di dukung dengan penerapan peraturan daerah masing-masing soal kawasan tanpa rokok, tapi ini dinilai tidak cukup. Inilah yang membuat produsen rokok terus berkreasi menampilkan brand nya agar menarik generasi muda, yang kali ini bagi saya sudah kelewatan
Saya sangat berharap jajaran pemberi kewenangan seperti dispenda masing-masing wilayah agar lebih peka terhadap iklan yang ditampilkan dan sangat mohon kepada produsen rokok ataupun agency iklannya dengan legowo menurunkan billboard tersebut atau setidaknya di ganti dengan iklan yang lebih sopan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H