beberapa tahun terakhir, Indonesia dan malaysia terus menjadi pembicaraan yang heboh di kalangan masyarakat menengah dan kebawah negeri ini, karena kalo golongan atasnya masih sibuk dengan korupsi dan lainnya.
Malaysia, yang juga satu rumpun dengan indonesia dari sejak nenek moyang, akhir2 ini semakin berani untuk menantang kedaulatan NKRI yang sejak tahun 1945 diproklamirkan oleh soekarno dan hatta. Provokasi dalam berbagai hal terus saja mewarnai hubungan bilateral indonesia dan malaysia, dari persoalan pulau sipadan dan ligitan, klaim tari-tarian, hingga penahanan 3 petugas DKP yang masih berada dikawasan laut indonesia.
Hampir diseluruh media membahas tentang lemahnya ketegasan pemerintah dalam menanggapi provokasi malaysia, pemerintah malah melihat tidak perlu terjebak dalam provokasi seperti itu, walaupun masyarakat sudah jenuh dan hampir marah dengan kelakuan malaysia yang terus menginjak-injak harga diri Indonesia sebagai bangsa yang besar, dan puncaknya yaitu demo di kedutaan malaysia dengan membawa najis (tahi).
Pemerintah boleh saja menilai hal itu adalah provokasi yang tak perlu ditanggapi, tapi suara-suara anak bangsa yang geram dengan kelakuan malaysia akan terus berakumulasi, dan bisa saja suatu hari nanti meledak dalam perwujudan yang lebih anarkis.
Kegalauan masyarakat melihat sikap pemerintah sebenarnya akan membuat pemerintahan ini kehilangan popularitasnya di mata masyarakat, hal ini bukan tanpa alasan, Pemerintahan SBY untuk periode ini didukung penuh oleh seluruh masyarakat, dan dalam dukungan itu ada secercah harapan untuk dapat membela kepentingan rakyat diatas segalanya, termasuk menjaga martabat bangsa.
Bingung, itulah yang menurut saya pantas untuk diungkapkan kepada pemerintah kita, disatu sisi pemerintah bingung bagaimana caranya untuk dapat bertindak tegas, karena ketergantungan indonesia terhadap malaysia masih sangat tinggi, dari Eksport yang mencapai 4,7 % dari total ekspor indonesia secara keseluruhan, Import dari malaysia yang mencapai 6,9%, Investasi malaysia yang masuk kategori 10 besar investor asing di indonesia, apalagi TKI yang menjadikan malaysia sebagai tujuan utama labuhannya, 2,2 juta TKI indonesia bekerja di malaysia, dan banyak lainnya, bingung kedua, Pemerintah SBY memang terbiasa dengan sikap politik tanpa lawan, yang ada hanyalah kawan, jadi ketika kawan memprovokasi serta menginjak-injak harga dirinya, itu Cuma dianggap candaan yang tak perlu di respon dengan tegas.
Inilah realitas bangsa kita, lemah, karena terlalu mentolerir humiliasi, ketidakmampuan mandiri menjadikan bangsa yang besar ini tunduk pada rezim bangsa yang kecil, ketidakmampuan Pemerintah Indonesia membangun sikap politik yang tegas bukan brutal dan latah, sangat diharapkan, namun terlalu lama diam pada penghinaan bangsa lain akan membuka peluang tindakan anarkis dari golongan akar rumput, dan itu menandakan bahwa Pemerintah yang berkuasa tidak mampu menjaga perasaan rakyatnya yang sedang terbakar rasa amarah penghinaan konstitusi! Karena semua itu Cuma candaan teman lama yang serumpun…
[ricisan]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H