Memperingati HUT ke-59 Pertamina yang jatuh tepat 10 Desember kemarin, PT Pertamina (Persero) mengadakan kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) secara serentak di lima lokasi yang tersebar di Indonesia. Antara lain di Pantai Kampung Bugis, Tanjung Uban, Kepulauan Riau, Pantai Mutiara Hijau, Karangsong, Balongan, Jawa Barat, Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah, Pantai Kampung Atas Air, Balikpapan, Kalimantan Timur dan Pantai Grand Watu Dodol, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pantai Grand Watu Dodol, Banyuwangi, Jawa Timur
Saya bersama teman-teman blogger Banyuwangi beruntung sekali mendapatkan kesempatan terlibat pada acara Pertamina untuk wilayah Jawa Timur, yang dilangsungkan di Pantai Grand Watu Dodol (GWD). Pantai dengan pasir berwarna hitamnya ini berada di Jl. By Pass Situbondo, Bangsringan, Wongsorejo, Banyuwangi. GWD merupakan wisata yang baru diresmikan pada tahun ini, berdasarkan informasi yang saya dengar dari bapak Laroma
-beliau salah satu pemilik kios makanan yang berada persis di sebelah selatan landmark GWD.
Cuaca pagi saat itu begitu terasa segar, terlebih berada di tepi pantai dengan hembusan angin khasnya yang mampu menenangkan jiwa. Apalagi acara kemarin dilaksanakan mulai pukul 06.00 waktu setempat. Meski sepagi itu tapi para relawan dan peserta yang ikut sangat berantusias sekali. Pihak Pertamina yang turut hadir adalah Wakil Direktur Utama Pertamina bapak Ahmad Bambang, bersama istri dan juga General Manager Marketing Operation Region (MOR) V. Kementrian Pariwisata (Kemenpar) diwakili oleh bapak Azwir Malaon, beliau selaku Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam & Buatan.
Para hadirin dan tamu yang mengikuti acara Pertamina
Sedangkan tuan rumah Pemkab Banyuwangi dihadiri langsung oleh bapak bupati Abdullah Azwar Anas, beserta jajaran SKPDnya. Beliau semua sudah meluangkan waktunya untuk ikut serta pada gerakan kesadaran lingkungan ini dengan semangat yang sama, beserta masyarakat sekitar, adik-adik pelajar, rekan-rekan
media dan kelompok nelayan pesisir Pantai Watu Dodol. Diperkirakan kemarin lebih dari 500 peserta yang turut hadir terlibat pada acara CSR yang bertajuk
Pemberdayaan Pesisir dan Pembersihan Pantai.
“Dan bukan program yang hanya sekali, tapi insyaAllah Pertamina akan komitmen memelihara pantai di daerah-daerah yang jadi destinasi wisata,” ungkap bapak Ahmad Bambang dalam sambutannya di Grand Watu Dodol, Banyuwangi, Sabtu (10/12/2016).
Sebelum mengawali aksi bersih-bersih pantai, dilangsungkan pula pelepasan tukik atau sebutan untuk anak penyu. Pelepasan tukik ini merupakan salah satu usaha Pertamina dalam mendukung pelestarian hewan langka di kawasan pesisir Pantai Grand Watu Dodol. Sehingga diharapkan bisa menambah populasi penyu laut, yang mana sudah masuk kategori langka dan terancan punah.
Tepi Pantai Grand Watu Dodol
Sebelum memasuki bibir pantai kami disambut kembali dengan Tari Jejer Gandrung, yang merupakan tarian khas Kabupaten Banyuwangi.
Sekedar informasi, tak jauh dari GWD terdapat monumen
Patung Gandrung yang berdiri di atas bangunan mirip pos penjagaan (tapi tak bisa dinaiki karena tidak ada tangga menuju atas) tepi Pantai Watu Dodol. Mungkin jaraknya sekitar 640 m dari GWD. Di sana terdapat batu yang sekaligus menjadi asal-usul nama pantainya, yaitu
Watu Dodol. Konon, menurut cerita yang berkembang di masyarakat Banyuwangi, menyebutkan bahwa batu setinggi kurang lebih 10m ini memiliki daya magis yang kuat sekali. Dari beberapa leterasi yang saya baca sebelumnya juga tak sedikit yang menyebutkan hal serupa.
Bahkan, dalam perjalanan pulang mendengarkan cerita yang sama dari supir taxi yang kami pesan. Menurutnya, batu tersebut dulunya pernah ingin dipindahkan dengan ditarik menggunakan kapal besar. Karena posisinya berada di tengah jalan. Namun usaha itu tidak berhasil, yang ada justeru kapalnya tenggelam. Begitu juga upaya lain seperti ditarik menggunakan helikopter, pun tak mampu menggeser sedikitpun batu dari posisinya. Itulah sepenggal cerita yang kami peroleh secara langsung dari Pantai Watu Dodol.
Memasuki area pelepasan tukik di bibir Pantai Grand Watu Dodol
Selang pelepasan anak tukik secara bersama-sama
Tukik yang turut dilepas. Lucu larinya, apalagi memasuki bibir pantai terjangan ombak mampu menggoyangkan tubuh mungilnya.
Setelah pelepasan tukik, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan CSR Pertamina kepada adik-adik kita yang termasuk kategori anak yatim. Juga penyerahan bantuan secara simbolis yang sudah diberikan seperti; Bantuan Banyuwangi Berwarna, Sarana Konservasi Tukik di Pantai Cemara, Tiga Taman Baca Pertamina, serta bantuan Alat Kebersihan dan Peralatan Lingkungan. Selain itu layanan kesehatan dan pengobatan gratis kepada 500 warga.
Penyerahan bantuan santunan kepada adik-adik kita dan diberikan kepada 59 anak yatim, sesuai angka usia Pertamina. Namun saat itu diwakili oleh beberapa adik-adik saja.
Tong sampah organik dan anongarnik dari Pertamina. Bantuan 50 tong sampah dan pemotong rumput ini disebar di beberapa titik di Pantai Grand Watu Dodol dan Pantai Cemara.
Penerimaan bantuan secara simbolis kepada pihak terkait, untuk Banyuwangi berwarna, sarana konservasi tukik, taman baca, Alat kebersihan dan peralatan lingkungan.
Posko kesehatan selama acara berlangsung. Apabila peserta acara membutuhkan tindakan medis bisa langsung segera tertangani dengan cepat. Karena ada dokter dan perawat medis yang siaga di sekitar lokasi
“Dalam jangka panjang, mulai 2015 sudah komitmen untuk 2017 ini, dengan istilahnya PSM “Pertamina Spiritual Marketing” dan itu adalah penterjemahan dari Marketing Rahmatan Lil Alamin. Jadi insyaAllah setiap gerakan Pertamina akan diupayakan bermanfaat bagi manusia dan lingkungannya.” pungkas beliau.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, sebagai pertanda syukuran atas Hari Ulang Tahun yang ke-59 Pertamina, beserta rangkaian CSR dan PKBL. Pemotongan dilakukan oleh bapak Ahmad Bambang bersama istri, dan potongan pertama kemudian diserahkan kepada perwakilan pemerintah Banyuwangi, yang saat itu wakili langsung oleh bapak Azwir Malaon, sehubungan Bupati Banyuwangi bapak Abdullah Azwar Anas meninggalkan tempat lebih dulu. Karena akan ada acara di luar kota.
Lihat Inovasi Selengkapnya