Mohon tunggu...
Humaniora

Dampak Positif dari Kata-Kata yang Positif

6 September 2015   22:42 Diperbarui: 6 September 2015   22:44 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua selalu ingin mengajarkan hal-hal positif kepada anaknya, pengajaran orang tua adalah dengan memberikan pujian kepada sang anak saat berlaku baik dan teguran saat berlaku salah. Seringkali maksud baik orang tua dalam membangun karakter anak berujung pada melukai perasaan sang anak. Ada kalanya orang tua membimbing sang anak dengan terus membantu anak untuk berkembang menjadi pribadi yang baik. Perlakuan terhadap anak bisa menimbulkan dampak psikis pada sang anak. Orang tua punya cara masing-masing dalam mendidik anaknya, akan tetapi seringkali menggunakan kata-kata yang kasar atau dengan hukuman fisik kepada sang anak.

Seringkali orang tua sangat sayang pada anaknya sehingga selalu berusaha memenuhi keinginan sang anak, akan tetapi orang tua sering lupa akan keinginan dan kebutuhan. Kewajiban orang tua adalah memenuhi kebutuhan sang anak bukan keinginan sang anak. Kecenderungan memberikan apa yang anak inginkan akan membuat sang anak menjadi pribadi yang manja dan mau menang sendiri.

Berikutnya adalah mengenai hukuman fisik kepada anak, hukuman fisik kepada anak biasanya adalah memberikan tidakan yang bersifat memberi rasa sakit kepada fisik sang anak. Hukuman seperti ini banyak digunakan oleh orang tua karena paling efektif untuk memberi efek jera kepada si anak. Untuk beberapa kali hukuman seperti ini sang anak masih bisa menerima, tetapi semakin sering terjadi sang anak akan menjadi kebal dan menjadi pribadi yang keras. Anak bisa menjadi pribadi yang kasar dan tempramental akibat perlakuan orang tua.

Pembangunan karakter anak akan berdampak kepada perkembangan si anak selanjutnya. Apabila orang tua mengajarkan dengan hal-hal yang negatif seperti diatas akan menyebabkan karakter si anak juga ikut menjadi negatif. Contohnya adalah seorang ibu memaki sang anak dan menjewer sang anak karena sang anak menumpahkan minuman yang dibeli oleh ibunya tetapi sang ibu melarang anaknya untuk menangis, dalam hal ini sang ibu berlaku egois dengan memarahi si anak tetapi sang anak tidak boleh mengekspresikan yang daia rasakan.

Muncul cara mendidik anak dengan menggunakan kata-kata yang positif atau menghilangkan kata-kata yang bersifat melarang. Seringkali orang tua mengatasi sikap anak yang  merepotkan dengan melarang sang anak melakukan suatu aktifitas dengan berkata jangan. Contohnya saat anak lompat-lompat di kursi, orang tua biasanya akan berkata "jangan lompat-lompat di kursi nanti jatuh". Menurut penelitian larangan tersebut baik dimarahi atau dipukul mengakibatkan rasa percaya diri sang anak menjadi tidak berkembang secara maksimal. Efeknya saat anak beranjak dewasa, sang anak akan menjadi pribadi yang minder, apatis, atau bisa juga agresif.

Cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mengajarkan anak tanpa berkata jangan adalah dengan mengubah kata-kata jangan menjadi kata-kata yang lebi positif, memberikan pilihan lain yang membuat sang anak lebih tertarik, dan jika terpaksa maka gunakan kata jangan untuk hal yang penting serta memberi pujian terhadap sang anak agar sang anak tetap mendapat respon yang positif.

Memang orang tua ingin mengajarkan yang terbaik bagi anaknya, tetapi jangan lupa untuk mengajarkan dengan cara yang benar dan juga membangun karakter anak dengan kata-kata yang positif. Pembentukan karakter sang anak bergantung dari pengajaran dari orang tua, maka orang tua haruslah bijak dalam membimbing anak untuk menjadi pribadi yang positif.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun