Malam-malam berlalu dengan penuh pengahayatan serta permohonan. Beharap selalu berada dalam kebaikan, memohon dan terus memohon melalui panjatan do'a di setiap malam.
"Dari lahir sampai jadi debu di akhir"
Di kelima malamku tanpamu masih tampak seperti biasa saja meskipun aku selalu mencari dirimu dalam diamku. Kupandangi setiap sudut rumah khususnya di tempat-temapt yang sering engkau tempati namun tidak ada bayangan apalagi dirimu.Â
Hal yang sama aku lakukan di tempat lain meski bibirku tidak berucap aku mencarimu kesana kemari namun aku masih tak menemukanmu.
Samar-samar ku lihat dirimu seolah kamu berada di seberang sana namun ketika aku menghampirimu ternyata kamu tidak ada. Lalu aku bertanya kedalam hatiku apakah itu benar-benar dirimu atau hanya imajinasiku yang membuat khayalan tentangmu karna rinduku padamu.
Suara serak itu, ternyata kali terakhir yang kudengar ada rasa penyesalan namun ada juga rasa sedih jika aku lanjutkan karna itu aku putuskan untuk membiarkanmu beristirahat dengan tenang tanpa gangguan namun rupanya dirimu sangat mengiakan permintaanku hingga disore ke esokan harinya dirimu pergi tanpa pamit kepadaku dan aku tidak sempat menyapamu meskipun aku tau bagaimana dirimu kala itu.Â
Terima kasih sudah memberiku tanda meskipun aku tidak peka. Maafkan aku yang selalu berdosa kepadamu meskipun engkau tak pernah membeciku. Terima kasih sudah keras mendidiku meskipun kala itu aku tak suka terhadapmu. Namun karnyatan itu aku menjadi seperti ini, sebisa mungkin untuk kuat, sebisa mungkin untuk tetap terlihat baik-baik saja meskipun di hatiku sangat terluka karna aku kehilangan sosok sspertimu. Ayahku.
c1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H