Mohon tunggu...
Richard Wisianto
Richard Wisianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manjemen Bisnis

Mahasiwa yang sedang mencoba menulis beberapa artikel tentang inovasi yang terjadi di dunia

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mengenal Istilah Open Innovation yang Membuat Samsung Electronics Sukses

28 Maret 2022   13:32 Diperbarui: 28 Maret 2022   14:47 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: (Samsung, 2022)

Richard Wisianto - 115190148

Berbicara mengenai sejumlah produk electronik di Indonesia, kita pastinya mengenal merek asal Korea Selatan yang bernama Samsung Electronics. Di Indonesia sendiri Samsung Electronics Indonesia (SEIN) mulai dikenal inovasinya oleh konsumen Indonesia pada tahun 1991. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, Samsung Electronics Indonesia (SEIN) hanya dikenal sebagai produsen ponsel pintar. Namun, Samsung Electronics Indonesia (SEIN) tidak hanya fokus pada ponsel pintar seperti seri Galaxy S dan Note. Samsung Electronics Indonesia (SEIN) memiliki lebih dari sekedar ponsel pintar dalam lini produk mereka mulai dari televisi, lemari es, laptop, tablet, air conditioner (AC), mesin cuci produk premium yang berhubungan dengan alat rumah tangga merupakan lini produk dari Samsung Electronics Indonesia (SEIN). Oleh karena itu, demi memenuhi kebutuhan konsumen Samsung Electronics mengedepankan istilah Open Innovation dalam pengembangan produk mereka.

Istilah Open Innovation ini pertama kali dikemukakan oleh Dr. Henry Chesbrough yang mendefinisikannya sebagai “Inovasi terbuka adalah paradigma yang mengasumsikan bahwa perusahaan dapat dan harus menggunakan ide-ide eksternal serta ide-ide internal, dan jalur internal dan eksternal ke pasar, karena perusahaan ingin memajukan teknologi mereka.” Open Innovation sendiri merupakan pendekatan yang melibatkan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal untuk mengembangkan dan menyerap ide-ide baru secara optimal untuk kepentingan perusahaan. Jelas bahwa kebutuhan akan hubungan eksternal dan konektivitas merupakan faktor utama yang mempengaruhi manajemen inovasi. Tidak semua individu yang memiliki ide cemerlang berkerja atau ada pada perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus mencoba memanfaatkan pengetahuan dan kreativitas di luar perusahaan. Pihak eksternal memungkinkan perusahaan mendapatkan konsep ide yang inovatif, dengan ini perusahaan tidak perlu membuang biaya yang besar untuk sebuah penelitian untuk mendapatkan keuntungan (Trout, 2017).

Pendekatan Open Innovation ini secara luas sangat berkaitan dengan Research and Development (R&D) baik di dunia korporasi dan pemerintahan atau sektor publik dan swasta. Research & Development memungkinkan perusahaan untuk tetap terdepan dalam persaingan. Tanpa adanya program Research & Development, perusahaan mungkin tidak dapat bertahan sendiri dan mungkin harus bergantung pada cara lain untuk berinovasi seperti terlibat dalam merger dan akuisisi (M&A) atau kemitraan. Melalui Research & Development, perusahaan dapat merancang produk baru dan meningkatkan penawaran yang sebelumnya sudah ada. Pendekatan Research & Development ini lebih banyak diadopsi oleh perusahaan yang berada di US seperti Amazon yang mengeluarkan anggaran sebesar $42.74 billion atau setara dengan Rp 613 triliun (kurs Rp 14.357) dalam berinovasi untuk menghadapi dunia bisnis yang sangat kompetitif terutama industri teknologi (Nasdaq.com, 2021). Namun, studi dengan menggunakan pendekatan ini belum diterapkan, dan konsep ini belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia (Claudia, 2021).

index-6240761bbb44861fb745bae2.png
index-6240761bbb44861fb745bae2.png

Sumber gambar: (Global Innovation Index (GII) , 2021)

Menurut Global Innovation Index (GII) di tahun 2021, tingkat penerapan inovasi di Indonesia menduduki posisi ke-87 dari 132 negara pada Global Innovation Index atau Indeks Inovasi Global 2021. Peringkat ini mengalami penurunan dua tingkat dari tahun-tahun sebelumnya. Apabila dikategorikan berdasarkan kawasan, Indonesia menempati posisi ke-14 di wilayah Asia Tenggara, Asia Timur dan Oceania. Dimana negara tetangga yaitu Singapura berada diperingkat 2 sedangkan Malaysia berada diperingkat 8 teratas. Selain penerapan inovasi yang tertinggal dibandingkan negara lain, konsep Open Innovation belum sepenuhnya diadopsi dan hanya terlihat di beberapa UKM Indonesia. Padahal, inovasi merupakan salah satu langkah tepat untuk memenangkan persaingan global. Dengan adanya produk atau layanan yang inovatif berbeda dengan produk lainnya, kita dapat menciptakan kepuasan potensial yang baru (Drucker, 2021).

Di Indonesia sendiri penerapan Open Innovation seharusnya dilakukan dengan metode kolaborasi yang melibatkan berbagai perusahaan menciptakan berbagai inovasi. Melansir dari (CNN Indonesia, 2021), “Perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar dalam negeri Telkom Indonesia menjalin kemitraan dengan platform hiburan Netflix. Menghadirkan peningkatan kualitas layanan dengan bandwidth mencapai 70 persen dari total trafik internet sehingga memberikan pengalaman streaming yang lebih berkualitas.” Hal seperti ini juga patut diterapkan oleh perusahaan di Indonesia berkolaborasi antar perusahaan dengan perusahaan startup sekalipun untuk menciptakan inovasi yang dapat menyelesaikan berbagai fenomena permasalahan yang ada atau sedang terjadi di Indonesia.

ces-2022-624076530bfeac212346d642.jpg
ces-2022-624076530bfeac212346d642.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun