Wasit... Wasit...

Tak henti-hentinnya aku geregetan melihat tingkah laku para wasit di setiap pertandingan sepakbola Liga Super yang sempat aku tonton. Sangat sulit melihat ketegasan, kekonsistenan, dan kecerdasan dari para pengadil pertandingan. Mereka kurang terlatih atau apa ya??Ketika ada pelanggaran yang jelas-jelas pantas diganjar kartu kuning, sang wasit dengan angkuh menunjukan gerak "Play on". Tapi ketika seseorang menggeliat terjatuh akibat salahnya sendiri..dengan bangga ia menunjuk titik pinalti. Tak pelak, satu kampung datang menghampirinya untuk mempertanyakan, sekaligus menerornya. 

Dasar wasit yang sudah kepalang tak ada wibawa di mata pemain, semakin tampak bodohlah ia di lapangan. Para pemain yang ikut-ikutan menjadi bodohpun semakin menyemarakkan pertandingan waktu itu. 

Gimana jika liga sepakbola kita dihentikan dulu untuk beberapa waktu, sampai semua pihak belajar untuk pintar dan dewasa ketika terlibat dalam kompetisi... Terpikirkankah oleh PSSI untuk menyewa para pengadil asing, sehingga setidaknya ada rasa segan dan nuansa cerdas yang dimunculkan oleh wasit, sehingga ketika ada kesalahan dalam mengambil keputusanpun, para pemain akan dengan lapang dada menerima status mereka yang berada di bawah hukum moral pertandingan. weleh...weleh....habis-habiskan uang untuk kompetisi yang menghasilkan para petinju dan preman-preman handal, sementara banyak mereka yang semakin terpuruk akibat pendidikan yang tak terjangkau harganya. 

Para suporter??Ah, mereka itu pasti pecinta gulat, tinju ataupun thai boxing.....apik sekali mereka memperkenalkan dirinya disetiap akan menuju dan meninggalkan stadion pertandingan. Merekalah penguasa. Kapan lagi merasakan kekuasaan jika tidak ketika hendak menonton bola??