Oleh : Richardo. Saragih
Ketika kita bertanya kepada seseorang, “Berapa banyak peristiwa-peristiwa bersejarah yang kamu ingat?”, mungkin dia akan berkata, saya ingat 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan NKRI, 28 Oktober 1928 sebagai hari sumpah pemuda, dan lain-lain. Namun, satu peristiwa sejarah yang tidak akan mungkin dia lupakan selama hidupnya adalah hari kelahirannya, ulang tahunnya.
Kelahiran merupakan suatu moment paling bersejerah dalam hidup seseorang, dimana ia mulai menghirup nafas kehidupan di bumi, memulai kehidupan dari bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Seiring dengan perjalanan waktu yang panjang tersebut tentunya sudah banyak karya yang menjadi sejarah yang dituliskan dalam lembar kehidupan. Demikian halnya dengan kelahiran suatu organisasi atau badan hukum yang sejak didirikan dengan tujuan tertentu sudah pasti akan berbuat dan memberikan karya-karya terbaik untuk organisasi atau badan hukum tersebut dan kepada lingkungannya.
Ulang Tahun ke - 9
Ulang tahun atau hari kelahiran sebenarnya mengandung banyak makna, setiap orang memberikan makna yang berbeda atas hal ini, tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Ada yang menanggapinya dengan dukacita, bahkan ada juga yang menanggapinya dengan sukacita melalui acara syukuran dan perayaan yang meriah. Lantas, sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Simalungun Universitas Sumatera Utara (IMAS-USU) bagaimanakah kita menanggapi dan menyikapi dies natalies IMAS-USU yang ke – 9 ini, tepatnya pada tanggal 10 November 2011 ini?. Apakah kita menyikapinya dengan rasa syukur dan penuh sukacita?, apakah kita masih memiliki semangat untuk berjuang bersama IMAS-USU?, atau apakah sebaliknya, kita sudah tidak perduli lagi dengan apa pun yang terjadi di dalam IMAS-USU?. Mari kita renungkan bersama dalam hati kita masing-masing.
Dalam menyikapi ulang tahun IMAS-USU yang ke – 9 ini, mari kita ingat kembali sejarah perjuangan dan cita-cita the founding father (pendiri) IMAS-USU 9 tahun yang lalu. Mari kita lihat kembali tujuan didirikannya IMAS ini yang secara jelas termuat di dalam Anggaran Dasar IMAS Bab II Pasal 6, antara lain:
1. Menumbuhkembangkan rasa persaudaraan dan solidaritas diantara mahasiswa yang memiliki ahap simalungun di USU.
2. Membina kesadaran selaku warga Simalungun di tengah-tengah Perguruan Tinggi USU.
3. Meningkatkan kepekaan mahasiswa yang memiliki ahap simalungun di USU terhadap situasi masyarakat simalungun, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
4.Membentuk mahasiswa USU yang memiliki ahap simalungun yang intelek, ideal, kreatif, dan potensial.
Dari keempat tujuan didirikannya IMAS-USU sudah seharusnya kita menyikapi makna ulang tahun yang ke – 9 ini dengan bijaksana melalui instropeksi dan evaluasi diri jauh ke dalam pribadi kita masing-masing sebagai bagian dari IMAS-USU. Sudahkah kita mengambil beban pengabdian dan membagikan beban dari keempat tujuan tersebut dalam kehidupan berorganisasi (IMAS-USU), baik sebagai Dewan Pengurus Organisasi (DPO), anggota biasa, anggota luar biasa, anggota simpatisan, dan dalam kepanitiaan . Dari hasil evaluasi tersebut hendaknya kita dapat merumuskan suatu konsep yang memberikan sumbangsih positif bagi IMAS-USU dan lingkungan sekitarnya, sehingga kita (IMAS-USU) dapat semakin mengurangi kelemahan dan meningkatkan kelebihan.
Mari kita renungkan, setiap tahun kita berulang tahun sudah berapa banyak kebiasaan buruk di masa lalu yang terkikis, berapa banyak pula kebiasaan baik yang kita pertahankan dan tingkatkan. Kebiasaan tidak tepat waktu, tidak berkomitmen mengerjakan bagian masing-masing, mudah tersinggung, sehingga ketika terjadi perbedaan pendapat semangat pun ciut dan memutuskan untuk non-aktif (terdaftar sebagai anggota namun tidak memberikan kontribusi). Hal tersebut merupakan dinamika dalam berorganisasi. Dalam bahasa simalungun disebut “Goran ni pe jolma na mabuei, aima ase porlu manat-manat” (Namanya juga hidup di dalam suatu kelompok, sehingga memang perlu hati-hati, cermat, dan bijaksana). Bukankan hal yang sedemikian rupa yang akan membuat kita semakin dewasa dan bijaksana dalam kehidupan ini!
Hiranan Hu Tanoh Simalungun
Di dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) IMAS-USU Pasal 20 dimuat yang menjadi motto organisasi adalah “Hiranan Hu Tanoh Simalungun”. Dalam ART tersebut tidak dijelaskan secara detail penjelasan dari motto tersebut. Namun, melalui diskusi dengan beberapa orang yang lebih dulu di IMAS-USU dan orang-orang tua, penulis menyimpulkan bahwa motto ini memiliki arti yang lebih dari sekadar kerinduan ke tanah Simalungun, melainkan memiliki makna yang jauh lebih dalam. Kerinduan yang muncul karena melihat kondisi tanah simalungun saat ini, baik dari sudut pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain, sehingga membakar api semangat untuk ikut serta memberikan kontribusi dalam pembangunan di Simalungun.
Ada pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Penulis memiliki pengalaman berkaitan dengan pepatah ini, bersama dengan IMAS-USU ketika melaksanakan program kerja Pengabdian Masyarakat Desa (PMD) di Nagori Parjalangan pada tahun 2009, ketika itu penulis mencoba menanyakan siapa nama Presiden/ Wakil Presiden kepada seorang anak yang duduk di kelas IV Sekolah Dasar. Sungguh menyayat hati penulis ketika mendengar jawabannya, “lang hubotoh bang” (saya tidak tahu). Adakah kita juga merasa terbebani mendengar jawaban anak itu?, adakah kita mau memberikan diri untuk membangun Simalungun?. Ketika kita berani mengatakan bahwa kita memiliki “ahap simalungun”, secara spontan dan bertanggungjawab tentunya kita akan katakan ya dan melaksanakannya. Mari kita mulai dengan hal-hal kecil, misalnya dengan berdiskusi kita akan mengenal apa yang dibutuhkan oleh Simalungun, sehingga kita akan menunjukkan rasa sayang kita dengan berkreasi melalui bakat-bakat kita dan terus menggali potensi yang kita miliki yang pada akhirnya akan berguna untuk pembangunan di Simalungun. Melalui perayaan ulang tahun IMAS hari ini semoga kita tidak hanya mengingat motto tersebut, melainkan menumbuhkembangkan komitmen mengambil beban untuk melaksanakannya.
Selamat Ulang Tahun IMAS-USU
Sembilan tahun sudah IMAS-USU berkarya tepat pada tanggal 10 November 2011. Banyak suka dan duka yang kita lalui di dalamnya. Saatnya kita merefleksikan kembali apa yang sudah kita berikan untuk IMAS-USU dan apa yang akan kita berikan lagi ke depan untuk IMAS-USU dan kemajuan simalungun. Jika pun selama ini ada kekurangan hendaknya lah itu mengurangi sakit-penyakit kita masing-masing, ketika ada kelebihannya semoga semakin membakar semangat kita untuk berbuat, berkarya lebih baik lagi untuk IMAS-USU dan Simalungun. Ingatlah teman-teman, kado istimewa dan terindah buat IMAS-USU bukan apa-apa, hanya komitmen disertai tanggung jawab kita yang mengaku sebagai mahasiswa yang memiliki ahap simalungun.
Horas
Horas
Horas
Penulis adalah mahasiswa S1 Akuntansi USU dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum IMAS-USU periode 2009/ 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H