Berita yang mencuat belakangan ini mengenai partai politik (parpol), terutama mengarah ke Partai Demokrat (PD), tak ubahnya seperti kisah telenovela. Belum reda satu kasus yang menyita perhatian masyarakat, tak lama kemudian muncul lagi intrik baru.
Menurut saya, hal ini bisa saja menyebabkan jumlah golongan putih (golput) semakin meningkat. Pasalnya, masyarakat semakin tak percaya kepada parpol, karena selalu saja ada 'permainan kotor' yang terungkap. Jika hal ini terus berlarut-larut, saya bahkan sampai takut berandai-andai, seperti apa Indonesia dalam 5 atau 10 tahun ke depan.
Saat ini yang paling hangat adalah kasus suap di Kemenpora yang diduga melibatkan Bendahara Umum PD, M Nazaruddin, serta Anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh. Lalu ada pula Nunun Nurbaeti, tersangka dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004.
Bahkan kabar terakhir, untuk memulangkan Nunun, KPK akan segera menyurati pihak Kepolisian RI untuk melakukan koordinasi dengan Kepolisian Internasional (Interpol). Sampai sebegitu parahkan?
Belum berhenti sampai disitu, ada lagi berita heboh mengenai SMS fitnah kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dari beberapa pernyataan yang dikeluarkan anggota PD, hampir semua menyebut ini ada hubungannya dengan Pemilu 2014.
Maksud mereka, ya ada yang melakukan black campaign. Bahkan, Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, politisi berinisial A merupakan sosok yang bertanggungjawab atas SMS fitnah terhadap SBY. Sayangnya, tidak disebutkan dari partai mana si A itu.
Pemilu 2014 memang masih jauh, namun jika masyarakat terus disuguhi fakta-fakta negatif para anggota parpol, bukan tidak mungkin akan berdampak buruk terhadap partisipasi masyarakat dalam menggunaka hak pilihnya. Saya penasaran, kemana sih muara akhir dari 'telenovela parpol' ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H