Krakatau (bahasa Inggrisnya: Krakatoa) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda yang mempersatukan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung di sana (Gunung Krakatau) yang sirna, karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 agustus 1883. Letusan Gunung Krakatau lampau itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah terdahsyat di samudera Hindia.
Nah, pada kesempatan HUT RI yang ke 70 lalu, saya dan teman-teman sekantor menyempatkan diri merayakan kemerdekaan Negara di Kepulauan Gunung Anak Krakatau yang sangat indah dan luar biasa.
Mengapa ? saya pikir semangat nasionalisme kita harus seiring dengan wawasan kebangsaan kita. Coba kita lihat bersama, kita warga negara Indonesia ini tinggal di rangkaian kepulauan yang disebut juga dengan Ring Of Fire atau kepulauan yang membentuk cincin api vulkanis.
Maka wajar saya kira jika ada sebagian anak muda Indonesia yang gemar naik Gunung, lha wong negara kita ini kaya akan Gunung Vulkanis yang rata-rata masih aktif.
Saya dan kawan-kawan mengikuti salah satu paket travelling yang ditawarkan oleh jasa travel yaitu Media Travel. Pada tanggal 15 malam kami berangkat menuju Stasiun Tanjung Priok menggunakan taxi (sebenernya pengen naik bus, tapi karena jadwal bus sudah habis karena berangkat ngaret jadi terpaksa dehÂ
Untuk kemudian bergabung dengan rombongan travelling Media Travel. Tepat jam 21.00 WIB kami tiba di sana. Selanjutnya kami menggunakan bus tujuan Jakarta-Merak. Akhirnya setelah melewati 3 jam lebih kami sampai di Pelabuhan Merak.
Next, kita menunggu untuk membeli tiket kapal ferry, lumayan cukup lama sih hampir 30 menit yang kami manfaatkan untuk istirahat sambil makan. Lanjut, kita naik kapal ferry, ternyata cukup padat juga orang yang ingin menyeberangi Selat Sunda, sehingga kami kesulitan untuk mencari tempat duduk yang terlanjur penuh.
Terpaksa kami duduk di atas kapal yang tergolong dingin karena angin pagi. Kami tertidur di kapal ferry tersebut selama 3 jam akhirnya kami sampai di Pelabuhan Bakaheuni, Lampung Selatan.