Selamat datang di artikel yang kedua ini, artikel ini akan membahas tentang apakah jaringan permanen masih melakukan pembelahan? Sebelum membahas itu, lebih baik kita mengetahui apa saja bagian -- bagian dari jaringan tumbuhan.
        Jaringan tumbuhan secara garis besar menurut aktivitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi 2 yaitu jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
        Jaringan meristem adalah jaringan yang tersusun dari sel -- sel yang aktif membelah diri secara mitosis. Jaringan meristem memiliki sifat antara lain : tidak memiliki ruang antar sel, disusun oleh sel muda yang aktif membelah, sel berbentuk bulat dan lonjong. Berdasarkan asal terbentuknya jaringan meristem dibagi menjadi 2 yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang selnya aktif membelah. Ada di ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang menyebabkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini terdiri sel -- sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan meristem yang sudah ada saat fase embrio pada tumbuhan. Meristem sekunder berasal dari sel dewasa yang berubah sifat menjadi sel meristematik.
        Berdasarkan posisi pada tumbuhan jaringan meristem dibagi menjadi 3, yaitu : meristem apikal, meristem interkaler, dan meristem lateral. Meristem apikal ada di ujung batang utama, ujung batang lateral, dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pertumbuhan primer. Meristem interkaler ada di antara jaringan dewasa. Meristem lateral terletak memanjang sejajar permukaan batang/akar, contohnya kambium pembuluh dan kambium gabus. Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang dan akar.
        Jaringan permanen atau jaringan dewasa adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel -- sel meristem primer maupun sekunder yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya dan bersifat nonmeristematik. Berdasarkan fungsinya jaringan dewasa dibagi menjadi 4, yaitu : jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan gabus, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis adalah jaringan tersusun dari lapisan sel yang menutupi permukaan organ tumbuhan, berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh luar yang merugikan. Sel inisial epidermis ada yang termodifikasi menjadi alat tambahan lain yang disebut derivat epidermis. Contohnya adalah stomata, trikoma, spina, silica, dan sebagainya. Jaringan dasar adalah jaringan yang terdiri atas dua bagian yaitu  jaringan pengisi (parenkim) dan  jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim). Jaringan parenkim adalah jaringan yang terbentuk dari sel hidup dengan struktur morfologi yang bervariasi. Jaringan parenkim disebut jaringan dasar karena dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Jaringan penyokong adalah jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Kolenkim adalah jaringan penguat pada organ tumbuhan yang aktif melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Sklerenkim adalah jaringan penguat pada organ tumbuhan yang sudah berhenti melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan pengangkut adalah jaringan pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral, serta zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut dibedakan menjadi jaringan xylem dan floem. Xylem berfunsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju ke daun. Floem berfungsi mengedarkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Jaringan gabus (felogen) adalah jaringan yang tersusun dari sel parenkim gabus. Jaringan ini mempunyai sel gabus yang mati dan kosong. Jaringan ini termasuk ke dalam jaringan permanen meskipun tersusun atas sel dewasa yang dapat menjadi sel meristematik.
        Setelah kalian membaca mengenai bagian -- bagian dari jaringan tumbuhan. Apakah kalian sudah bisa menjawab pertanyaan di atas yaitu apakah jaringan permanen masih melakukan pembelahan? Kali ini penulis akan menjawab pertanyaan tersebut, penulis memiliki opini bahwa jaringan permanen masih melakukan pembelahan. Meskipun menurut teori di atas dikatakan bahwa jaringan permanen memiliki sifat nonmeristematik yang berarti tidak aktif membelah, tidak tumbuh, dan tidak berkembang lagi.
        Namun ada istilah yang harus kita ketahui terlebih dahulu yaitu totipotensi. Totipotensi memiliki arti kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Ini menunjukkan kepada kita bahwa setiap sel yang hidup maupun yang mati masih tetap melakukan pembelahan tanpa terkecuali. Pada tahun 1969, terdapat sebuah penelitian juga yang dilakukan oleh F.C. Steward dimana ia mengadakan eksperimen dengan cara mengambil satu sel empulur wortel, kemudian ditumbuhkan menjadi individu baru. Teknik ini sering dikenal dengan nama kultur jaringan. Kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (seperti jaringan akar, batang, daun, dan mata tunas), kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh (hormon) secara aseptic (steril), dalam wadah tertutup yang tembus cahaya, pada suhu -- suhu tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi sebuah tanaman lengkap.
        Percobaan yang dilakukan oleh F.C. Steward dengan mengambil sel empulur yang ada di dalam wortel. Seperti yang kita ketahui bahwa sel empulur adalah sel yang termasuk dalam jenis parenkim. Jaringan parenkim disebut juga dengan jaringan pengisi karena hampir di semua bagian tumbuhan terdapat jaringan parenkim. Jika dilihat dari keberadaannya, parenkim dapat ditemukan dari tumbuhan purba sampai dengan tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini sesuai dengan teori di atas yang menyebutkan bahwa jaringan parenkim termasuk dalam jaringan permanen. Meskipun parenkim termasuk dalam jaringan permanen, parenkim terdiri dari sel -- sel hidup. Padahal  sel -- sel hidup memiliki ciri -- ciri yaitu memiliki sifat meristematik yan berarti masih aktif dalam melakukan pembelahan. Hal ini dapat dibuktikan melalui keterlibatan dari jaringan parenkim di dalam proses penutupan luka atau yang sering disebut dengan regenerasi sel. Proses penutupan luka akan terjadi jika dilakukan oleh sel -- sel yang masih hidup bukan oleh sel -- sel mati.
        Selain pendapat yang sudah ada di atas, sekarang juga terdapat bukti lain yang mendukung bahwa jaringan permanen masih bisa melakukan pembelahan. Mari kita melihat lebih dalam lagi mengenai jaringan gabus atau yang sering disebut dengan felogen. Felogen adalah jaringan kambium yang membentuk lapisan pelindung periderm atau gabus. Jaringan gabus terletak di bawah epidermis batang dan akar yang sudah tua.  Jaringan gabus atau felogen adalah jaringan yang bisa masuk ke dalam dua kelompok jaringan yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Hal ini disebabkan karena jaringan gabus atau felogen memenuhi syarat untuk masuk ke dalam dua kelompok jaringan tersebut. Jaringan gabus dapat dikatakan termasuk dalam kelompok jaringan meristem karena aktivitas jaringan gabus ke dalam akan membentuk korteks sekunder atau yang sering disebut feloderm. Korteks sekunder terdiri dari sel -- sel yang hidup sehingga hal ini dapat memungkinkan terjadinya proses pembelahan di dalam korteks sekunder atau feloderm. Jaringan gabus juga melakukan aktivitas ke luar yang dapat membentuk felem atau lapisan gabus. Felem terdiri dari sel -- sel gabus. Sel -- sel gabus merupakan sel yang mati. Sehingga jaringan gabus dapat dikatakan masuk dalam kelompok jaringan permanen, dimana jaringan permanen tidak melakukan proses pembelahan.
        Sekarang marilah kita lihat, sebenarnya apakah perbedaan antara jaringan meristem dengan jaringan permanen itu? Jawabannya jika dianalogikan jaringan meristem itu seperti bagaikan bawang merah, sedangkan jaringan permanen itu bagaikan bawang putih. Jaringan meristem diibaratkan sebagai bawang merah karena jaringan meristem memiliki sifat yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di dalam jaringan meristem itu diibaratkan sebagai kulit bawang merah, dimana ketika kita mengupas kulit bawang merah akan selalu ada atau memiliki lapisan -- lapisan yang banyak sampai akhirnya berhenti ketika kita melihat daging bawang merah tersebut. Sedangkan jaringan permanen kita ibaratkan sebagai bawang putih karena ia tetap melakukan pembelahan tetapi hanya pada saat waktu tertentu dan untuk melakukan fungsi tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada jaringan permanen itu diibaratkan sebagai kulit bawang putih dimana ketika kita mengupas kulit bawang putih, kita akan langsung menemukan daging bawang putih tersebut dengan kata lain memiliki lapisan yang tipis.
        Apakah kalian sudah paham mengenai jaringan tumbuhan? Jika belum penulis memiliki analogi lagi untuk memperkuat penjelasan penulis yaitu kita coba analogikan lagi jaringan meristem sebagai binatang peliharaan sedangkan jaringan permanen kita analogikan sebagai majikannya. Apakah kalian mengetahui manakah yang lebih pintar, apakah binatang peliharaan? Ataukah majikannya? Pasti kalian sudah mengetahui jawabannya. Jawabannya adalah lebih pintar sang majikan. Sebelumnya, penulis mengibaratkan sang majikan adalah jaringan permanen. Sehingga dapat kita tarik sebuah kesimpulan yaitu jaringan permanen lebih pintar dibandingkan dengan jaringan meristem. Hal ini dapat dilihat karena jaringan permanen terdiri dari jaringan parenkim. Dimana, jaringan parenkim adalah jaringan yang ikut berperan dalam proses penutupan luka atau dengan kata lain regenerasi sel. Meskipun isi dari jaringan parenkim adalah sel -- sel yang masih hidup atau masih aktif dalam melakukan pembelahan, tetapi jaringan parenkim tetap masuk ke dalam bagian dari jaringan permanen. Atau dengan kata lain jaringan permanen adalah jaringan yang mengontrol kegiatan atau aktivitas yang terjadi di dalam jaringan meristem.