"Ini rak sepatu dari mana Fiq?" Tanya ibuku sambil membawa sebuah rak sepatu berwarna hitam. Akhir-akhir ini ada beberapa perabotan rumah baru yang bahkan ibuku tidak tahu dari mana. "Itu Reni yang bawa bu, temanku yang memberikannya. Katanya dia tidak membutuhkannya lagi." Reni muncul dari kamarnya. Bagaimana mungkin seorang anak kelas empat SD mengatakan hal seperti itu?
Keesokan harinya Reni memaksaku untuk membantunya mengambil barang dari rumah temannya itu. Dia bilang kalau kali ini barangnya adalah sebuah lemari kecil yang cukup berat. "Emang siapa si temanmu itu sampai bisa ngasih barang-barang begitu?" Tanyaku. Adikku hanya bisa menggelengkan kepala sambil mengangkat bahu.
Aku pun terpaksa mengikuti adikku. Sesampainya di rumah temannya itu aku langsung mencium aroma yang amat tidak sedap. Seperti bau bangkai hewan. Sedetik kemudian aku melihat teman adikku membuka pintu dan menyuruhku masuk. Alangkah terkejutnya aku ketika melihat dua orang dewasa terbaring di lantai tidak bernyawa. "Baiklah bang, bawa saja semua barang yang abang mau di sini." Ucapnya sambil merentangkan tangan dan tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H