Mohon tunggu...
Richardus Beda Toulwala
Richardus Beda Toulwala Mohon Tunggu... Penulis - Dosen STPM St. Ursula, Pengamat Politik dan Pembangunan Sosial

Menulis dari Kegelisahan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Arah Gerak Parpol Pasca Penetapan DPT Pemilu 2024

23 Juli 2023   22:03 Diperbarui: 23 Juli 2023   23:17 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa wacana yang mencuat ke publik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 adalah dominasi pemilih muda. Ternyata narasi ini bukan isapan jempol belaka. Hal ini terbukti benar ketika KPU menetapkan ada 204 juta pemilih yang bisa memilih pada Pemilu serentak 2024. Berdasarkan data tersebut, mayoritas pemilih dipimpin oleh pemilih muda (17-40 tahun) sekitar 52 persen. Kemudian, pemilih yang berusia lebih dari 40 tahun sekitar 48 persen.

Presentasi pemilih muda yang menguasai DPT tersebut sudah barang tentu berpengaruh terhadap arah gerak partai politik. Pemilih muda akan menjadi sasaran empuk Parpol untuk diobok-obok.

Meskipun demikian, tidak segampang itu Parpol menggiring basis kaum muda untuk berafiliasi tanpa mengenal lebih dalam perilaku politik dan sikap kaum muda terhadap politik di beberapa tahun terakhir ini. Ada kecenderungan kelompok ini memandang politik secara ambivalen.

Kita tentu masih ingat hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas pada pertengahan Agustus 2022 lalu. Kompas merilis ada 10 responden muda jarang mengikuti pemberitaan politik, bahkan mengaku tidak pernah sama sekali. Survei Kompas juga merekam bagaimana minat pemilih muda terhadap politik. Mereka lebih tertarik menikmati konten-konten hiburan di media sosial dibandingkan informasi atau pemberitaan politik (Kompas, 9/9/2022).

Hasil survei di atas memperlihatkan bahwa isu-isu pemberitaan politik tidak memiliki daya tarik bagi pemilih muda. Keksosongan informasi politik menyebabkan mereka tidak memiliki preferensi politik yang jelas dalam menentukan pilihan politik.

Hasil survei tersebut seolah-olah meruntuhkan persepsi publik bahwa kaum muda adalah kelompok yang memiliki perilaku idealis, kritis dan pragmatis. Padahal kaum muda sekarang dianggap sudah cukup cerdas dan pintar dalam melakukan hak pilihnya. Hal ini juga bisa dibaca dalam gerakan dan mobilisasi politik kaum muda yang berasal dari dunia kampus ketika mengelola isu-isu politik tertentu.

Hasil survei dan fakta opini publik tentang kaum muda memberikan gambaran bahwa kaum muda atau pemilih muda memang sedang berada di sebuah persimpangan jalan. Di satu sisi terindikasi apolitis, namun di sisi lain kesadaran berdemokrasi terus tumbuh dalam berbagai organisasi kemahasiswa dan kaum muda.

Sebagian mereka menggandrungi sosial media namun tidak intensif mengelola berbagai wacana politik. Namun sebagiannya juga menunjukkan komitmen pada penguatan demokrasi. Terhadap ambivalensi karakter kaum muda/pemilih muda semacam ini maka panduan ke mana jalan politik menuju demokrasi adalah sebuah kenisacayaan. Hal ini yang mesti diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh Parpol dan elitnya.

Sosialisasi dan pendidikan politik yang menjangkau pemilih-pemilih kaum muda yang berada di daerah pinggiran dan dari berbagai kalangan dan lapisan sosial harus gencar dilakukan oleh Parpol. Hasil dari sosialisasi dan pendidikan politik tersebut setidaknya dapat membentuk pemilih kaum muda yang nantinya akan mendorong mereka memberikan informasi pada pilihan politik.

Meskipun dianggap sebagai generasi kritis tetapi kaum muda sangat mungkin akan terpengaruh dengan beberapa faktor seperti figur, kekuasaan dan ekonomi. Itu sangat berkaitan dengan dimensi psikologis pemilih kaum muda. Tidak mengherankan banyak fakta yang berbicara bahwa idealisme kaum muda riskan dibeli oleh kepentingan Parpol maupun elit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun